2

3.2K 342 21
                                    

"Iya Mbak, tau sendiri lah ya, kalo masuk lewat mandiri duitnya banyak. Aku belum bisa nyewain Hanna apartemen,"

"Gapapa dong, malah bagus, biar dia serumah aja sama Seungwoo aja,"

"Aku kemarin juga bilang, tapi anaknya nggak mau Mbak,"

"Ya nggak mau lah Ma, yang bener aja aku suruh tinggal sama Mas Seungwoo!"

Gue yang dari tadi cuma nyimak omongan Tante Jihyun sama Mama akhirnya ngomong juga. Sebenernya mereka kenapa sih niat banget nyuruh gue serumah sama Mas Seungwoo. Mau dijodohin?

Ting tong

"Hanna, tolong bukain ya?"

"Iya Tante," gue ngangguk dan bukain pintu.

Pas gue buka pintu, gue kaget karena ternyata yang dateng Mas Seungwoo. Mas Seungwoo diem lihat gue terus senyum.

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam, Mas jadi pulang? Na kira Mas Hangyul bohong,"

"Nggak lah Dek," Mas Seungwoo narik kepala gue pelan terus nyium jidat gue "Mama mana?"

"Mama siapa? Mama aku apa Mama Mas?"

"Mama gue lah, emang ada Mamanya Na didalem?"

Gue cuma ngangguk terus Mas Seungwoo balik badan gue dan ngerangkul gue buat masuk. Dia juga nutup pintu pake kakinya. Kebiasaan dari dulu yang nggak bisa ilang dari Mas Seungwoo.

"Mama!"

"Inget punya Mama ya kamu ternyata?! Udah berapa tahun nggak pulang ha?!" tanya Tante Jihyun sambil berdiri dan hampir nyubit Mas Seungwoo.

"Ya inget lah, masa punya Mama cantik lupa,"

Mas Seungwoonya salim sama Mamanya terus sama Mama gue juga. Inget ya dari tadi dia masih narik gue kesana kemari.

"Nah ini ni Ra, mumpung si Seungwoo nya pulang, kita tanyain aja," ucapan Tante Jihyun bikin gue sama Mas Seungwoo noleh.

"Tanya apa Tante? Tante sama Mama nggak serius kan masalah tadi?"

"Siapa bilang, Seungwoo mau kan ngasih kamar di apart kamu buat Hanna? Satu tahun aja, tahun depan Tante janji deh Hanna pindah dari apartemen kamu," ucapan Mama gue bikin gue melongo.

"Apa? Jadi beneran? Serumah sama Mas Seungwoo? Aku kira Mama bercanda semalem," teriak gue panik.

"Ya kan kalian udah kenal lama," sahut Tante Jihyun.

"Mama bercanda ya? Tante nggak serius kan?" gue masih geleng-geleng nggak percaya.

"Nggak sayang, dari pada kamu cari apartemen kan. Di kota itu apartemen mahal, mending sama Seungwoo aja," bujuk Tante Jihyun yang bikin gue makin geleng-geleng.

"Tap..."

"Udah lah, gak papa, oke?"

Gue noleh ke Mas Seungwoo yang senyum ke gue. Dia bahkan ngelus kepala gue pelan. Yah mana bisa nolak gue kalo Mas Seungwoonya udah kayak gini.

"Yaudah terserah," ucap gue sambil nyender ke sofa.

Mama sama Tante Jihyun langsung high five dong. Gak tau ah, capek gue debat. Mas Seungwoonya senyum terus nyium jidat gue lagi. Tenang aja, gue udah biasa digituin. Tiap dia pulang juga pasti nyium-nyium gue. Tapi emang sih, udah 2 tahunan dia nggak pulang sama sekali. Paling kalo kangen sama gue apa Chaewon juga cuma lewat videocall.

***

"Sumpah? Gue juga mesti ikut praospek ni?! GILA ITU PANITIA!" teriak gue pas denger ternyata gue tetep ikut praospek juga.

Gue sekarang lagi dirumah Chaewon. setelah gue dari rumah Mas Seungwoo tadi, gue langsung ke rumah Chaewon. Bantuin dia packing karena besok harus berangkat.

"Gue gak tau sih Han, lo wajib ikut apa nggak. Tapi kalo jurusan gue, anak mandiri juga ikut semua," ucap Chaewon yang bikin gue geleng-geleng.

"Eh gila kali ya,"

"Udah lah mending lo tanya di grup, apa tanya kating gitu,"

"Iya sih gue juga udah kontak kating dari kemarin, tapi tetep aja gak dibilangin apa-apa,"

"Yaudah coba lo tanya dulu,"

Akhirnya dengan berat hati gue tanya ke kating gue. Namanya Kak Jennie. Lama nggak dibales akhirnya gue masih bantuin Chaewon beres-beres. Gue bahkan sempet vidcall sama kembarannya Chaewon yang di Australia, namanya Felix.

"Cie sekampus lagi, gak bosen apa lo berdua?!"

"Gak lah, kalo sama lo sih gue bosen,"

"Laknat lo Chae!"

"Dih lo berdua tu tiap ketemu ribut mulu, gak malu sama umur,"

"Si Chaewon yang mulai!"

"Eh lo juga ya!"

"Sama aja, udah lah. Lo gak pulang Fel? Katanya libur,"

"Iya, tapi tugas gue juga numpuk anjir! Entar lah kalo udah longgar,  gue balik,"

"Keburu kita berangkat!"

"Lo doang ya! Gue belum!"

"Cih sok iye, ikut praospek lo juga. Percaya sama gue,"

"Eh lo kok beda sih masuknya?"

"Ya beda lah,"

"Eh di telfon Mas Seungwoo tu,"

Gue noleh dan ya handphone gue hidup. Ada telfon dari Mas Seungwoo emang.

"Lo pacaran apa gimana sama Bang Seungwoo?"

"Sembarangan lo Fel kalo ngomong!"

Felix sama Chaewon ngakak. Gue ambil handphone dan ngangkat telfonnya Mas Seungwoo.

"Halo Mas?"

"Assalamu'alaikum Na, dibiasain dong,"

"Iya iya, Waalaikumsalam, kenapa nelpon Mas?"

"Kamu masuk kapan?"

"Gak tau, masih lama sih kayaknya, ondesk juga masih seminggu lagi,"

"Yaudah deh kalo emang masih lama. Kalo ada apa-apa bilang ya,"

"Iya,"

"Bye, Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Gue nutup telponnya Mas Seungwoo. Pas gue lihat notif, ada chat dari Kak Jennie. Pas gue buka, gue sontak ngumpatin si Chaewon.

"Chaewon kampreet!"

"Apa sih Han?" tanya Chaewon yang bikin gue ngelempar handphone gue ke dia.

Line
JennieKim

Kak, mau tanya nih, apa aku harus ikutan praospek? Kan aku lewatnya mandiri ni kak, nah apa gaada keringanan? Kalo misal iya, yang dibawa apa aja ya? Makasih
read

Iya dek, tetep harus ikut. Bawa berkas ondesk sama dc buat ospek. Praospek paling cuma pemberian tugas sama bagi kelompok,

Oke makasih Kak
read

"Makanya jangan sombong lo jadi orang. Ayo sekarang pindah rumah lo kita beres-beres barang lo,"

Chaewon ngakak habis baca chatnya Kak Jennie. Berarti gue harus berangkat besok dong? Cobaan apa ini anjir!

Roommate [Han Seungwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang