BAB 7

3.8K 121 0
                                    

Rafa membaca laporan keuangan. Keuangan pada bulan ini mengalami peningkatan. Rafa telah mempelajari keseluruhan. Hatinya cukup tenang, tidak ada masalah dalam pekerjaanya. Di tambah lagi ia bertemu dengan Dea, wanita yang dulu mengisi hari-harinya. Mengingat memori waktu SMA teman satu komplek, selalu pergi ke sekolah bersama, dan Dea termasuk dalam katagori wanita idamannya. Cantik, manis, ramah, periang dan selalu ceria. Mengingat Dea tidak henti-hentinya ia tersenyum.

Dengan cepat Rafa mengambil ponsel dihadapannya. Mencari nama Dea Diandra di kontak ponsel nya. Raka menaruh ponsel di telinga. Suara sambungan terdengar.

"Halo" suara dari balik telfon terdengar, ya tidak salah lagi, itu adalah suara seorang wanita yang di rindukannya.

"Hai, Dea ini A'a Rafa" ucap Rafa, menutup laporannya.

"Owh, A'a , A'a apa kabar? Katanya kemaren mau telfon, Dea tungguin dari kemarin loh".

"Maaf, kemaren A'a sibuk, sekarang baru sempat, Dea nungguin A'a" Raka senang ternyata Dea merindukan kehadirannya, ia tak henti tersenyum, mendengar pengakuan Dea.

"Iya lah Dea kan rindu sama A'a. A'a gimana sih?".

"Dea ada dimana sekarang?" Tanya Rafa, Rafa memandang langit-langit plafon ruangannya.

"Dea ada di kantor, mau pulang nih" ucap Dea dari .

"Bagaimana kalo A'a jemput Dea, kebetulan A'a mau pulang juga".

"Boleh deh, Dea tunggu ya".

"Alamat kantor Dea smsin aja ya, A'a berangkat sekarang".

"Iya, A'a makasih ya".

Rafa dengan cepat mematikan sambungan telfon, dan memasukan ponselnya di saku jasnya. Dengan cepat ia melangkah keluar. Ia tidak ingin Dea menunggunya terlalu lama.

***

Rafa menatap bangunan ruko berlantai dua di hadapannya. Bertulisan Credit Union Future. Memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Rafa berjalan mendekati estalase yang tertutup rapat. Dan melangkah masuk. Menatap ruangan kantor yang telah sepi. Yah kantor yang tidak terlalu besar, dan sebagian karyawannya telah pulang. Ruangan berwarna abu-abu terang terdapat loket pembayaran dan beberapa meja yang disekat dan kursi tunggu yang telah kosong.

Rafa tersenyum Dea telah ada di hadapannya. Rambutnya di ekor kuda, rok span dan kemeja putih sangat pas di kenakannya. Dea membalas senyumanya. Lalu mendekat memeluk Rafa. Rafa membalas pelukannya. Di usapnya kepala Dea dengan lembut. Harum vanila masih sama dan tidak berubah.

"Dea rindu banget sama A'a" ucap Dea, lalu melonggarkan pelukannya.

"A'a juga rindu sama Dea" ucap Rafa, mengecup ubun-ubun sekilas. Rasa rindunya sudah terbalas.

"Ini kantor kamu?hemmm" gumam Rafa.

Dea tersenyum lalu melepas pelukannya, "iya, kecil-kecilan sih masih, baru setahun juga, yuk pulang A'a" Dea menarik tangan Rafa.

Rafa menyukai sifat Dea, Dea tidak jaim, selalu terbuka, jika ia suka, maka ia mengatakan sebenarnya, dan sebaliknya jika ia tidak suka maka ia mengatakan sejujurnya. Rafa memaklumi sifat Dea yang ceplas ceplos.

Rafa menyetir dalam diam, tersenyum menatap Dea, Dea membalas tatapan Rafa.

"Kita mau pulang langsung atau makan dulu" tanya Rafa.

"Pulang dulu deh, Dea sudah gerah, tadi banyak kerjaan, enggak apa-apakan" ucap Dea.

"Siip, terus gimana kabar mami, papi dan Arin?" Tanya Rafa.

MAS, DOKTER AKU CINTA KAMU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang