BAB 9

3.5K 112 0
                                    

Dea melepas belezernya, mengipas wajahnya dengan kedua tanganya, padahal suhu AC sudah di atur temperatur rendah. Tapi masih saja Dea merasa gerah, Dea lalu duduk di kursinya, ia tidak tahu, ingin merasa bangga atau sial. Ia seperti wanita paling cantik sedunia, atau ia seperti wanita yang kepergok berselingkuh. Dea kembali mondar-mandir tidak jelas.

"Ibu Dea kenapa? Mondar-mandir kayak setrikaan begitu?" Sumber suara terdengar tidak asing di telinganya. Dea memalingkan wajahnya ke arah Bela sekretaris pribadinya.

Dea melipat tangannya di dada, "kenapa kamu tidak ketuk dulu kalau mau masuk"

"Saya udah ketuk dari tadi, malah ibu yang tidak dengar, saya langsung masuk aja, kirain ibu kenapa-napa" Ucap Bela, Bela lalu duduk di kursi tetap di hadapan Dea.

"Ibu kenapa? Cerita saja, siapa tau saya Bisa bantu"

"Kamu terlalu muda untuk saya ajak curhat, masalahnya ini urusan wanita dewasa" ucap Dea asal. Dea tidak mungkin cerita terhadap Bela, Bela masih berumur 19 tahun, ia baru lulus SMK dengan jurusan sekretaris setahun yang lalu dan lalu merekrutnya.

"Bused dah, jangan meremehkan saya Bu. Ini pasti masalah cinta kan, gini-gini pengalaman cinta saya banyak, saya banyak memberi solusi kepada teman saya dulu sewaktu di SMK" Bela mencoba membela diri, merasa tidak terima tuduhan terhadap atasaanya.

Dea mencoba mempertimbangkan ucapan sekretarisnya. "Kamu pernah pacaran?" Tanya Dea penasaran.

"Belum".

Dea menepuk jidat "Lah, situ aja tidak pernah pacaran, gimana bisa saya percaya kamu bisa kasih solusi ke saya".

"Ibu tenang saja, Gini-gini saya sudah ngabisin ribuan novel cinta, sampe novel erotik karya EL James sudah saya baca, dan saya selalu mengambil hikmah dari seluruh apa yang saya baca" Bela lagi lagi membela diri.

Dea mulai mempertimbangkan ucapan Bela, tidak ada salahnya ia bercerita kepada Bela, dan di pikir pikir tidak terlalu Buruk image Bela, Bela adalah sekretaris yang dapat di andalkan, dan terlalu cerdas, walaupun ia tidak mengenyam pendidikan dibangku kuliah.

"Gini, misalnya kamu punya di hadapi dua pilihan gimana, Misalnya ada pria yang ingin jemput kamu, kamu bakal pilih yang mana? Saya sudah ngatakan iya pada pria A, dan tiba-tiba pria B bakal jemput saya juga, jadi bagaimana?".

Bela mengerutkan dahi, mulai berpikir keras "ya jelas A dong bu, ibu sudah janjian dengan si A terlebih dahulu, bilang aja sama si B, saya udah ada yang jemput, gitu aja kok repot".

"Masalahnya si B ngotot mau jemput saya".

"Lah si B, gimana sih? Emang dia siapa? Pacar ibu?" Tanya Bela lagi.

Dea menggelengkan kepala, "Bukan".

"Lah terus kenapa, ngotot gitu".

"Mana saya tahu, masalahnya saya juga suka sama si B" ucap Dea pelan.

"Pasti ibu sudah PHP si A dan si B itu kan" tebak Bela.

Pernyataan si Bela seakan menohok dirinya, "Tidak kok, biasa aja" Dea mengelak.

Dea menaikan alisnya, "Loh kok, kamu yang ceramahin saya? saya kan minta solusi".

Kali ini Bela yang menggelengkan kepalanya, bahwa bos nya ini ternyata cukup payah dalam percintaan.

"Yaudah, begini saja, ibu mau di jemput sama siapa? Telfon pacar ibu si A dan si B itu, sebelum jam kantor habis, saya tidak menjamin adanya pertumpahan darah dikantor kita ini".

"Kan sudah saya bilang, si A sudah bilang iya, si B ngotot mau jemput, enggak bisa dibantah" Dea mulai geram.

"Ya sudah, telfon si A, bilang padanya ibu ada urusan mendadak kek, ada meeting kek, jemput nenek kek gitu, ato apa lah terserah ibu, yang penting salah satu batal jemput, dan ibu pulang sama si B, beres kan".

MAS, DOKTER AKU CINTA KAMU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang