Bagian 01 - Pertemuan dengan Mantan

542 70 64
                                    

PERTEMUAN DENGAN MANTAN

Dingin tambah dingin hasilnya es. Sama kayak sikap lo gue, sedingin es.

-Lukas-

*
*
*

Guyuran hujan terlihat begitu deras, membasahi sepanjang jalan yang sedang ditatap oleh seorang gadis yang sedang merenung. Meskipun hawa dingin selalu menerpa tubuhnya, gadis itu tetap tidak beralih posisi, bahkan sesekali mengambil air yang berjatuhan di dekatnya. Suara Klakson mobil mengalahkan kencangnya suara hujan yang berjatuhan. Sania tahu siapa pemilik mobil itu.

Lukas Bramantio Wiraham.

Nama yang pernah mencampur adukkan perasaannya bahkan hingga saat ini. Susah senang, sedih, bahagia ia rasakan karena lelaki itu.

Lukas turun dari mobilnya. Melemparkan senyuman lebar pada Sania. Lukas tahu jika gadis itu sangat menyukai senyumnya, maka dari itu ia akan melakukannya. Bermain-main sebentar dengan mantan, tidak apa-apa, menurutnya.

"Hai mantan," sapa Lukas dengan senyum yang tak kunjung pudar membuat jantung Sania kembang kempis.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Sania tanpa menoleh.

"Nyapa mantan." Senyum Lukas tampil menggoda, "apa kabar mantan? masih sehat?"

"Masih napas dan makan pake nasi."

"Alhamdulillah mantan gue masih hidup."

Cowok berbalut hodie berwarna hitam itu kamudian duduk di samping seseorang yang pernah mengisi hatinya dan sejenak menatap gadis itu. Terlihat benar-benar berubah. Dari sikap hingga mata indah yang selalu menyejukkan hatinya. Sania terlihat lebih cantik, berbanding terbalik dari sebelumnya. Mata teduh itu pun terlihat memancarkan sorot bahagianya.

Perubahan itu jelas lebih terasa saat Sania menyikapinya. Dari sikap gadis itu, mengisyaratkan bahwa ia tak mau lagi berurusan dengan Lukas.

Sekarang Sania sudah berubah. Apakah perasaan gadis itu juga berubah?

"Ngapain di luar?" tanya Lukas.

"Gak ada urusan sama lo," sinisnya. "Lagian lo gak perlu dateng ke sini, urusin tunangan lo sana. Dia lebih penting di hidup lo, kan?"

"Oh, iya. Gue lupa udah punya calon tunangan. Tapi, gue mau main-main sama mantan dulu." Lukas mengarahkan mulutnya pada telinga Sania. "Boleh kangen?"

Spontan Sania menatapnya. "Hah?"

"Kangen sama lo. Boleh?"

"Enggak."

"Emang ada undang-undang yang ngelarang buat kangen sama mantan?" tanya Lukas dengan lugunya.

"Harus banget kangen sama mantan gitu?"

"Harus."

"Gajelas," cibir Sania.

"Judes banget jadi mantan," balas Lukas sembari merapikan surai hitam milik gadis itu.

"Apasih," ketus Sania menepis tangan Lukas. "Berhenti panggil gue mantan."

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang