Bagian 13 - Dia

140 24 25
                                    

Typo Bertebaran
Selamat Membaca

BAGIAN 13

Sampai kapanpun kita takkan bisa bertahan lama jika kamu masih memiliki perasaan dengannya.

-ArkanDirgantara-

*
*
*

Dia melangkah menuju ruang kelas Sania. Tentu, Sania adalah orang yang dia cari selama ini. Bahkan dia sudah memiliki rencana yang tak biasa. Karena menurutnya Sania tak pantas bahagia di atas penderitaan temannya.

Namun, dia akan membuat Sania tersiksa dan ketakutan. Sebelum menjalankan rencanannya terlebih dahulu memberikan kejutan-kejutan istimewa untuk Sania. Jika dengan kejutan itu tidak membuat Sania sadar akan perbuatannya, barulah dia menjalankan rencananya.

Sebuah Rencana yang mungkin bisa mengakhiri nyawa seseorang.

Dia sudah memikirkan hal ini matang-matang. Dia juga sempat mengurungkan niatnya, tetapi sikap Sania sangat menyebalkan karena tetap bertindak demikian pada orang terdekatnya. Siapapun itu pasti akan marah jika ada yang berani meyakiti orang terdekatnya. Terlebih hal ini dilakukan Sania berulang kali. Dan jika orang terdekatnya sakit hati dia pun turut merasakan hal yang sama.

Semua ini murni karena sakit hati menjadi sebuah dendam dan berakhir pada rencana iblis.

Dia selalu membela dan melindungi orang-orang terdekatnya. Tak pandang martabat atau dari kalangan mana, siapapun orangnya yang berani menyakiti orang terdekatnya maka orang itu akan enyah di tangannya.

Dia bukan psikopat. Namun, dia tidak bisa membiarkan orang yang telah menyakiti sahabatnya bisa hidup bahagia begitu saja. Ada saatnya rasa sakit dibalas dengan kematian.

Ternyata benar jika rasa sakit di lutut akibat jatuh dari sepeda bisa diobati dan tak lama bisa sembuh. Namun, hati manusia siapa yang bisa mengobatinya? Jika hati sudah rusak atau dipatahkan maka pembalasan akan lebih kejam dari rasa sakit itu.

Mungkin dari sebagaian orang bisa menyembuhkan dengan tidak mengingat penyebabnya, tetapi ada juga yang tidak bisa seperti itu.

Setiap orang berbeda-beda dan setiap orang juga memiliki caranya masing-masing untuk menyelesaikan masalahnya.

Perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit Sania akan tersiksa oleh tangannya sendiri.

***

"Mantan lo lagi sama pacarnya, Kas," tunjuk Bana kepada dua insan yang sedang tertawa bebas. Lukas mengikuti arah pandang Bana, menyaksikan betapa bahagianya mantan dengan kekasih barunya. Hati Lukas pilu, seketika matanya layu menyiratkan kesedihan. Biar bagaimanapun Lukas masih sangat mencintai Sania, artinya tidak ada satupun yang boleh membahagiakan Sania selain dirinya.

Lukas kemudian beranjak hendak mengahmpiri Sania, namun tangannya sudah lebih dulu dicekal oleh Bana. "Lo kesana hanya akan ngerusak kebahagiaan Sania. Biarin dia memilih siapa saja asalkan yang bisa membahagiakannya. Gue tau lo masih sayang, tapi lo juga harus pikiran Arsha. Apa dia nggak sakit hati liat lo masih mengaharapkan masa lalu?"

Lukas menoleh sekilas, lalu tertawa kecil. "Lo kaya nggak tau gue aja."

"Tau. Lo suka ngoleksi cewek, kan? Tapi gue liat sikap lo dengan Arsha berbeda. Dari sekian banyaknya koleksi lo, Arsha satu-satunya cewek yang selali ada di samping lo. Kalian saling kasih perhatian dan support, dan saling melindungi. Bahkan, lo mau tunangan sama Arsha. Iya gue tau, itu karena perjanjian konyol tapi kalau suatu saat nanti perasaan lo berpaling ke Arsha, apa nanti nggak akan nyakitin Sania?" Bana menepuk-nepuk pundak Lukas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Pikirin baik-baik tentang perasaan lo sama Sania. Apa lo benar-benar mencintainya atau hanya terobsesi untuk memiliki."

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang