Bagian 04 - Raja Gombal

214 45 24
                                    

BAGIAN 04

Karena kita tak lagi sama, apapun yang berurusan denganmu bukan lagi menjadi urusanku. Pun sebaliknya.

-SaniaAzanindia-

*
*
*

Bibir itu tertarik membentuk lengkungan manis, barang siapa yang melihatnya akan terpikat, seperti halnya dengan Lukas. Seperti melihat bidadari surga yang baru saja diturunkan ke Bumi. Entah mengapa Lukas tidak yakin jika cewek itu benar-benar bahagia. Mungkin saja hanya topeng untuk menutupi kesedihannya.

"Ceritanya mantan Lukas udah bahagia, nih? Atau pura-pura bahagia?"

Tidak ada sahutan, Lukas kembali berucap, "udah sarapan emang? Pura-pura bahagia juga perlu asupan yang banyak loh."

Karena Sania tidak memberi respons apapun, dia berpindah tempat duduk disamping Sania dengan jarak yang tipis.

"Stop! Jaga jarak!" Sania bergeser sampai punggungnya sedikit terbentur tembok.

"Jaga jarak dari mantan?" Tanya Lukas menggoda. Ia menaik turunkan alis tebalnya. "Sayangnya nggak bisa karena rasa sayangnya masih ada."

"Sayang jangan sama mantan tapi pacar. Koleksi pacar lo kan banyak, kenapa nggak sapa mereka duluan? Kenapa harus gue yang lo gangguin di sekolah ini? DASAR HANTU SEKOLAH!"

Beruntung masih sangat pagi dan yang mendengar teriakan Sania hanya beberapa saja. Masih dengan tatapan permusuhan, dia kembali mengeluarkan teriakannya.

"NGGAK PUNYA PERASAAN! MATI AJA LO SANA BIAR SPESIES KAYAK LO BERKURANG. PERGI NGGAK! PERGI! PERGI!"

Sania memukul Lukas dengan beberapa buku paket yang lumayan tebal, dilakukannya terus-menerus sampai tangannya pegel sendiri dan dia menghentikan aksinya.

"Tadi lo panggil gue sayang. Haha! Ternyata lo juga masih sayang sama gue," ujar Lukas tanpa takut buku seperti balok itu melayang kembali di tubuhnya.

Tatapannya kali ini lebih seram dari pada film horror. Seperti Biasa. Lukas bahkan melebarkan bibirnya, sangat menjengkelkan di mata Sania.

"Gue kutuk lo jadi kaktus!" Bentak Sania.

"Dan gue kutuk lo jadi bidadarinya Lukas," balas Lukas menggoda.

"Lukas!"

"Iya sayang. Ada apa?"

"Berhenti panggil gue dengan kata menjijikan itu," ucap Sania penuh penekanan.

"Kata yang mana? Sayang?" Tanya Lukas, "kan gue emang sayang sama lo, lo aja yang judes ama gue."

"Lukas, plis, gue cape," pasrah Sania. Dia sudah kehabisan energi meladeni sikap Lukas yang seperti ini.

Bagaimana dia bisa moveon jika Lukas saja selalu menggodanya. Sudah tahu wanita itu mudah luluh, tidak terkecuali Sania yang selalu termakan gombalan maut cowok itu.

"Sehari aja nggak gangguin gue bisa nggak?"

"Sehari aja bersikap manis sama gue bisa nggak?" Balas Lukas.

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang