Bagian 11 - Ada yang Tersakiti

144 31 13
                                    

Typo Bertebaran !!!
Selamat Membaca !!

BAGIAN 11

"Kalau kedinginan itu butuh kehangatan, kan? Nah, lo mau jaket gue atau gue yang ngasih kehangatan? Kalau lo milih gue, sekarang juga gue akan meluk lo."

-LukasBramantio-

*
*
*

Dengan wajah sembab Arsha mencoba menenangkan dirinya, dia tidak boleh terlihat menyedihkan di depan Jessica. Karena kalau sampai itu terjadi, Jessica pasti akan bertanya-tanya tentang dirinya. Arsha tak mau berkata jujur dan tidak suka berbohong.

Arsha juga punya perasaan, bisa terluka dan sakit. Tapi, dia tak pernah menunjukkan hal itu pada orang lain. Dia rasa itu tidak perlu. Dia hanya tak mau hidupnya yang hanya sebatang kara itu dipandang menyedihkan oleh orang lain, seakan Tuhan tidak mengizinkannya bahagia.

Dia selalu terlihat baik-baik saja ketika hatinya terluka.

Bukan memalsukan wajah untuk terlihat baik-baik saja melainkan berusaha agar bisa seperti itu.

Terkadang seseorang pernah berada di titik dimana dia akan terlihat hancur, walaupun sudah berusaha agar hal itu tak nampak. Berusaha menjadi seseorang yang tegar atas masalah yang menimpa memang tidak mudah, terlebih Arsha salah seorang yang nggk bisa menahan air matanya.

Ada dua presepsi orang yang berbeda mengenai Arsha. Petama, ada yang mengira Arsha gadis manja, selalu dipenuhi keinginannya, atau bisa dibilang anak satu-satunya dikeluarganya sehingga Arsha yang begitu disayangi. Selalu diberi perhatian dan diperlakukan lemah lembut. Kedua, ada yang berpikiran bahwa Arsha adalah salah satu anak yang kurang kasih sayang dari orang tuanya, oleh sebab itu dia ingin mendapatkan hal itu dari orang-orang terdekatnya.

Tentu, semua itu dilihat dari sikap Arsha.

Arsha kini tak bisa mendiamkam dirnya, entah kenapa air matanya terus saja membasahi pipinya meskipun sudah berusha agar hal itu tidak terjadi. Jelas Jessica cemas, dia tahu sahabatnya itu tidak mudah memperlihatkan tangisannya kepada orang lain.

Biasanya Arsha bisa menahan semua itu lalu berpura-pura ingin tidur, namun kali ini sepertinya lebih sakit dari yang kemarin. Meskipun Arsha cengeng dan selalu menangis di depan Jessica, tapi tidak pernah sekejer ini.

"Lo kenapa nangis, Sha?"

Arsha terdiam. Dia mengambil tissue dan menghapus jejak yang tersisa.

"Arsha jawab gue!" desak Jessica.

Arsha masih diam, bingung harus menjawab apa. Lalu dia mencoba menatap Jessica dengan bibir terangkat manis.

"Arsha enggak papa, Jessica nggak perlu khawatir, ya." Arsha mencoba menenangkan Jessica.

"Ini pasti gara-gara Lukas!"

Arsha menggeleng cepat. "Bukan. Kan biasanya Arsha nangis di depan Jessica. Ini-"

"Karena Lukas nyakitin lo lagi," sela Jessica menuduh. "Gue tau lo emang cengeng dan sering nangis di depan gue, tapi itu hal biasa menurut gue karena lo sebelumnya lagi sama gue. Tapi kali ini? Lo tadi bilang ijin pamit mau pergi sama Lukas, artinya Lukas yang membuat lo jadi kayak gini."

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang