BAGIAN 09
Kita memilih untuk tidak bersama lagi. Itu keinginanmu bukan aku. Namun, seakan keputusanmu saat itu hanyalah omong kosong. Perasaan tidak sebercanda itu sayang.
-SaniaAzanindia-
*
*
*"Dari siapa?" tanya Arsha.
"Sania."
Hal biasa. Bahkan gadis yang sekarang menggunakan bando hello kitty itu tersenyum tulus, bukan paksaan. Dia paham dan mengerti bagaimana Lukas. Lelaki yang tak pernah bisa dan tidak mengerti bagaimana menghargai perasaan seseorang.
Namun, terkadang seseorang seperti Lukas dulunya adalah korban. Pernah dikecewakan, tidak dihargai dan perasaan yang selalu dipermainkan. Mungkin dia lelah selalu menjadi korban dan berada di titik terbawah. Kini dia ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi pelaku. Yang tidak peduli dengan perasaan orang lain.
"Angkat aja."
"Oke." Lukas menggeser tombol hijau dan meletakkan di telinganya. Terdengar suara Sania yang memberitahukan bahwa hari ini ada acara manggung dadakan dan Lukas harus ikut untuk sekadar membantu. Namun belum sempat menjawab ya atau tidak, sambungan telah terputus.
"Apa kata Kak Sania?"
Lukas mengendikkan bahunya. "Gajelas."
"Kok nggak jelas? Lukas telepon lagi, siapa tahu penting," suruh Arsha.
"Tapi gue maunya telponan kalau nggak ada lo dan biar nggak ganggu juga, sih. Soalnya, kan, dulu kalau gue telponan sama dia bisa sampai tiga jam."
"Yaudah, Arsha keluar aja. Arsha temenin Bibi masak aja gimana?"
"Terserah lo aja, Sha. Yang penting lo keluar dari kamar gue."
"Yaudah, Arsha pamit ya."
"Iya."
Arsha keluar dari kamar Lukas tanpa perasaan sedih ataupun bagaimana. Seperti sudah menjadi kebiasaan, mengalah demi kebahagiaan pacarnya.
Sebenarnya dia tidak menelepon balik. Hanya saja, kehadiran Arsha benar-benar mengganggu hari liburnya yang sudah dia rencanakan bahwa, hari ini akan berkurung di kamar seharian tanpa siapapun dan hanya sendiri.
Arsha menggagalkan semuanya. Benar-benar menyebalkan.
Lukas beranjak ke kamar mandi. Cukup lima belas menit kini wajahnya terlihat segar. Dia benar-benar menuruti perintah Sania untuk segera datang ke tempat acara karena demi grup band mereka. Tapi Lukas merasa senang akhirnya bertemu dengan mantannya lagi.
Dia akan melancarkan aksi jahilnya.
Lukas sudah siap dengan pakaian kasualnya. Kemudian ke dapur menemui Arsha. Dia ingin mengajak Arsha untuk menambah bumbu-bumbu mengerjai Sania. Karena jika ada Arsha mantannya itu selalu galak. Dan Lukas senang melihat Sania seperti itu.
"Arshayang mau ikut Lukasayang nggak?"
Arsha yang sedang menggoreng ikan di wajan terperanjat kaget begitu mendengar suara Lukas. Terlebih, Lukas mengatakannya tepat di telinga Arsha.
"Lukas ngagetin Arsha! Kalau Arsha kena minyak panas gimana? Emang Lukas masih mau jadi pacar Arsha kalau wajah Arsha udah enggak cantik lagi?" Omel Arsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Or Dare
JugendliteraturBalikan karena permainan bukan perasaan. Tentang mereka yang kembali bersama atas dasar permainan. Diberi tantangan hanya dalam waktu satu minggu. Akan tetapi, apakah mereka memilih berhenti setelah mencapai batas waktu yang ditentukan, atau melanju...