Bagian 06 - Pacar Baru Lukas

197 41 37
                                    

BAGIAN 06

Kalo lo emang nggak suka ya nggak usah nyinyir. Ini yang hidup gue, yang ngejalanin gue dan gue cuma mau mencari kebahagiaan dengan cara gue sendiri. Kenapa lo yang ribet?

-LukasBramantio-

*
*
*

Dengan modal bunga, cokelat dan selembar uang kertas berwarna merah yang nantinya akan dijadikan Lukas untuk memikat hati cewek yang akan menjadi koleksi pacar dia yang selanjutnya.

Setiap hari minimal bertambah satu tapi kalau bisa lebih, akan lebih baik lagi. Meskipun banyak yang mengantri untuk menjadi bagian dari salah satu koleksi itu, Lukas tidak pernah duduk berdiam seperti boss yang menunggu karyawan yang akan melamar pekerjaan, tapi dia juga ikut andil dalam mencari tambahn koleksi pacarnya.

Hal itulah yang paling Sania benci sampai saat ini karena dia sendiri tidak suka cowok playboy, meskipun harus mengorbankan perasaan. Terkadang sesuatu yang baik itu memang butuh pengorbanan.

Lukas menjentikan jarinya saat beberapa cewek bengong, menatapnya tanpa kedip karena dia membawa barang yang sangat identik dengan sikapnya di sekolah. Mereka menduga akan ada koleksi baru dan memiliku harapan besar agar mereka yang akan dipilih oleh Lukas.

Kini Lukas sudah berada di kelas 10 IPA 2, yang mana calon koleksinya adalah adik kelas. Dia mendengar kabar bahwa jaman sekarang lagi booming-nya di sekolah pepetin adkel. Jadi dia akan mengikuti perkembangan jaman.

"Hai manis." Sapaan Lukas kali ini terdengar berbeda karena dia sedang berhadapan dengan seorang gadis lugu dan pendiam namun auranya tetap mempesona.

Tidak ada sahutan. Bahkan, cewek itu tidak menatapnya.

"Sapaan manis orang ganteng nggak kedengaran atau-"

"Jadi kakak nyapa aku?" Cewek itu akhirnya bertanya. Matanya tidak sengaja menatap beberapa barang yang dibawa Lukas. "Kak Lukas mau nembak siapa?" Tanyanya.

"Gue bukan polisi jadi nggak bisa nembak."

Cewek itu terkekeh. "Terus mau apa, kak?"

Lukas tidak menjawab, akan tetapi menyerahkan sebuket bunga mawar kepada cewek itu.

"Buat aku, kak?" Tanya cewek itu dengan wajah syok-nya.

"Iya. Dijaga ya pemberian sultan. Jarang-jarang loh gue ngasih ginian ke cewek, biasanya cewek yang ngasih ke gue." Lukas menyombongkan dirinya dengan alis mata yang naik-turun.

Cewek itu tersenyum namun terlihat terpaksa. "Maaf, Kak." Dia mengembalikan bunga tersebut kepada Lukas. "Aku nggak suka bunga mawar tapi sukanya bunga lily."

"Kalo mawar kan tandanya cinta. Emangnya nggak mau jadi bagian dari koleksi pacarnya Lukas? Harusnya lo beruntung. Coba liat deh." Lukas mengarahkan pandangannya pada pintu yang sudah dipenuhi cewek-cewek yang sudah mengantri ingin menjadi pacar Lukas.

"Mereka aja rela desak-desakkan biar bisa daftar jadi pacar gue, masa lo enggak. Ibaratnya gini ya, lo lagi ikut audisi nyanyi pasti harus antri, kan? Sukur-sukur lolos, tapi kalo enggak? Yassalam. Dan juga, lo diibaratkan peserta yang dapet golden tiket dari juri, jadi lo bisa masuk ke babak selanjutnya. Golden loh itu, masa kesempatan emas lo buang-buang? Padahal banyak yang pengin berada di posisi lo."

"Nah satu lagi. Kalau lo nggak suka bunganya ya tinggal buang aja. Gue sih nggak masalah kalo mawar doang yang dibuang asalkan lo nggak buang cinta gue," goda Lukas. Selalu terselip gombalan manis yang mampu membuat cewek menjadi ikan yang kekurangan air. Klepek-klepek.

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang