#2

97 13 0
                                    

16 agustus

"heyy bukankah ini membosankan?" Erma menatap kedua sahabatnya yang sedari tadi sibuk memainkan hanpone masing masing.

"plakkk!"

"apa apann kau ini hah melempar buku seenaknya!" Teriak Rista karna buku yang dilempar oleh erma mengenai kepalanya.

"habisnya kalian tidak mendengarkan aku bicara"  ketus erma.

novi hanya geleng kepala melihat kelakuan dua sahabatnya ini.

"hmm gimana kalo kita ke kantin dan ajak anak yang lain juga?" lerai novi kemudian.

"ide bagus" ucap erma menjentikan jarinya.

kantin

"kenapa ngajak?" ucap fitri dan duduk di bangku sebelah rafikah.

"gak boleh?" sinis erma dengan tatapan mengintimidasi.

"ck dasar, sudahlah makan aja lah" lerai rabiatul kemudian.

" mana ila? kenapa tidak ada?" winda sambil menatap rabiatul yg hendk memasukan makanannya ke dalam mulut.

rabiatul menghentikan aktivitasnya.

"entahlah, dia bilang tadi mau ke toilet, tapi belum kembali juga"

"knp?"

"YAKKKK!!"

teriak mereka bersamaan saat tiba tiba saja ada suara seseorang

ya itu adalah ila

ila menatap temanya bingung.

bagaimana tidak

rafikah yang kini sendok makannya masih dimulutnya dengn wajah cengo menatap ila.

winda yang mengelus dadanya karna kaget.

novi yang tertawa entah sejak kapan.

rista yang sudh pasti terjatuh dari kursi tempat ia duduk.

erma yang selalu setia memotret teman temanya tersebut.

fitri cengo melihat erma bahkan ia tidak menyadari kalau makananya diambil rabiatul.

" lihatlah keadaan kalian, apa tidak malu dilihat semua siswa disini" ucap ila santai dan duduk di kursi kosong sebelah erma.

"k-kenapa kau tiba tiba ada di sini?" bingung winda dengan masih menatap ila.

ila hanya menggidikan bahunya acuh.

"sudhlah makan saja" ucap rabiatul dengan mulut yang penuh makanan.

Mereka menatap jijik ke arah rabiatul.

"why" ucapnya kemudian.

baru saja mereka ingin melanjutkan acara makan siang mereka yang sempat tertunda tiba tiba saja seorang siswa datang ke kantin dengan nafas yang memburu karna berlari.

"hoshh...hoshh... di sana.. hahh.." ucap siswa tersebut dengan terengah.

"ini minumlah dulu" salah satu siswa di sana memberikan minum padanya.

"bukankah itu farhan si bocah ingusan itu?" tanya Winda pada ila yg bahkan tidak direspon sama sekali.

"iya kau benar, dia satu kelas denganku" ucap Novi kemudian.

dan mereka kembali terfokus kepada siswa yg diketahui bernama farhan tersebut.

"Disana" ucap farhan sambil mengarahkan telunjuknya keluar gedung sekolah.

"Ada siswa yang bunuh diri, dia menjatuhkan dirinya dari atas" ucap farhan yang membuat semua siswa langsung berlarian keluar kantin dan menuju depan gedung sekolah.

Termasuk 8 wanita ini juga ikut berlari ke arah luar gedung
.
.
.
.









Depan gedung sekolah

para siswa melihat jijik makhluk yang sudah tidak bernyawa di hadapan mereka tersebut.

"rasanya aku ingin muntah saja" ucap Fitri dengn sembari menutup mulutnya.

bagaimana tidak, objek di depan mata mereka yang kini sudah tidak bernyawa benar benar hancur dan mengerikan

"ituu..." batin ila dan kemudian mendekat ke arah siswa yang tak bernyawa tersebut.

"heyyy ila!!, untuk apa kau mendekat kesana heyyy!!" teriak Winda yamg kesal pasalnya ila tidak mendengarkanya.

"sudhlah biarkan dia" ucap rafikah dan menyusul ila.

ila bediri di hadapan siswa yang tidak bernyawa tersebut, kemudian ia menundukkan dirinya saat melihat nametag yang tertera di baju siswa tersebut.

"hu..huss..ein? hussein..." ila berhasil membaca nama yang tertulis di nametag yang tertutupi dengan darah tersebut.

kemudian ila melihat ke arah leher siswa yang diketahuinya bernama hussein tersebut.

ila menatap bingung leher hussein.

"apa ini? kenapa terlihat seperti luka goresan pisau dan mulutnya...?" batin ila, dan hampir saja saat ila kembali membungkukan badanya untuk menyentuh luka tersebut dan tiba tiba saja rafikah datang.

"heyy" ucap rafikah sembari menepuk bahu ila.

ila melihat sekilas ke arah rafikah dan kembali menatap jasad hussein.

"apa kamu mengenal siswa ini?" tanya ila tanpa melihat ke arah rafikah.

"entahlah, yang aku tau dia anak angkatan 1 dan dia anak yang selalu di bully itu" jawab rafikah.

ila menatap rafikah serius

"k-kenapa kamu menatapku begitu?" gugup rafikah.

"tidak" ila mengalihkan pandangannya.

"hey bocah menyingkirlah, kami akan mengangkat jasad ini" ucap seseorang tiba tiba, ya itu adalah rombongan polisi.

"ck dasar bapak tua, seenaknya bilang bocah" kesal rafikah.

tanpa ia sadari sedari tadi ila sudah pergi meninggalkannya.

"yashh selalu saja" ucap rafikah dan menyusulnya.

.
.
.
.

line (unknown)

07:12 PM

apa kau sudah benar benar melakukannya dengan baik? ku rasa masih terlihat jelas luka goresan itu.

07:15 PM

saya sudah melakukan seperti yang anda perintahkan

07:16 PM

Ku harap ucapanmu itu benar

                

07:16 PM
jangan hawatirkan itu
                              

.
.
.
.
.
.

untuk chap kali ini segini dulu cukup yahh:) jangan lupa votemen nya buat ff aku kali ini hehehe


Who Are The Psychopath? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang