#10

28 5 0
                                    

28 Agustus 06:17 Pagi.

jayadi berjalan di koridor sekolah sambil bersenandung.

ia sengaja pagi pagi datang karna ia mendapatkan jadwal piket di pagi hari.

Baru berjalan melewati beberapa kelas tiba tiba jayadi dikejutkan dengan suara seseorang.

"AAAAAA".

sayup sayup jayadi mendengar suara seseorang berteriak.

ia menghentikan langkahnya dan berdiam sejenak untuk memastikan jika ia salah mendengar.

"AAAAAAKHH!!".

jayadi memelototkan matanya saat suara teriakan itu terdengar sangat jelas dari arah korodor sebelah kiri.

"Apa ada orang selain aku datang sepagi ini?". jayadi berucap dengan pandangan yang tak lepas dari arah suara tersebut.

"tadi dia berteriak?". jayadi berujar dengan tampang polosnya.

sesaat kemudian ia memelototkan matanya kaget.

"jangan jangan!".

jayadi refleks langsung berlari ke arah korodor sebelah kiri.

benar saja, saat jayadi tepat berada di depan sebuah ruangan yang entah itu apa dia tidak tau

sayup sayup jayadi masih mendengar suara isak seseorang.

namun sesaat setelahnya suara tersebut menghilang.

jayadi coba melihat ke lubang kecil di pintu ruangan yang ada di depannya.

betapa terkejutnya ia saat melihat ada dua orang atau lebih  berada di dalam ruangan tersebut.

ia melihat ada seseorang yang berjubah hitam, seorang wanita yang terbujur kaku di hadapannya dan satu orang lagi yang tidk terlihat wajahnya karna lumayan gelap.

jayadi menutup mulutnya mual saat ia melihat seseorang berjubah hitam (ken) sedang menenteng seisi perut orang di depanya tersebut.

"apa yang dilakukannya? dia membunuh? apa dia seorang psychopath?". jayadi antara takut dan ingin segera melabrak orang tersebut.

namun ia tidak ingin jika nasibnya sama dengan  orang yang sudah terbujur kaku bersimbah darah di sana.

jayadi menggelengkan kepalanya.

ia tidak ingin mengambil resiko dan memilih untuk pergi saja dari sana dan ia berniat akan melaporkn pada pihak yang berwajib soal ini.

bru saja ia akan pergi namun tiba tiba ada kayu yang terjatuh karna tangannya tak sengaja menyenggol kayu di sampingnya.

jayadi gelagapan, ia tau orang yang berada di dalam sana pasti sudah mengetahui keberadaanya.

cepat cepat ia bersembunyi di ruangan yang berada di sampingnya.

jayadi menutup mulutnya rapat saat seseorang atau beberapa orang yang ia yakini itu adalah si pembunuh tadi berjalan ke arah luar.

tab..

tab..

suara langkah yang berhenti di depan pintu dimana jayadi bersembunyi.

"heyy apa yang kau lakukan di sana!".

"ini, apa kau yang tadi mengunci pintu ini? seingatku tadi pintunya terbuka". ucap seseorng yang berada di depan pintu itu.

seluruh tubuh jayadi benar benar gemetaran dan lemah, ia tau betul jika pembunuh itu sekarng berada di depannya tepatnya berada di luar ruangan tempat ia bersembunyi sekarng.

"sudahlah kita urus ini saja, mungkin kau yang lupa".

tab..

tab...

jayadi menghembuskan nafas lega saat ia mendengar
suara langkah yang menjauh.

jayadi yakin jika pembunuh tersebut sudah pergi.

"apa barusan itu suara wanita?".
jayadi mencoba mengingat suara orang itu.

"apa yang harus aku lakukan?, disekolah ini jelas ada pembunuhan..hikss...kenapa hikss.".

jayadi meringkuk memeluk kedua lututnya menangis.

ia terlalu kalut dengan pikirannya hingga ia tak menyadari jika seseorang masuk ke dalam ruangan tempat ia bersembunyi.

"hallo". ucap seseorang.

jayadi mendongakkan kepalanya.

betapa kagetnya ia saat tau siapa orang tersebut dan melihat seseorang berjubah hitam tengah tersenyum menyeringai padanya.

ingat nama seseorang yang berjubah hitam itu KEN (nama samaran sementara)

jayadi masih ingat betul jika orang tersebut adalah orang yang tadi dilihatnya.

"spertinya aku akan bermain dengan dua orang hari ini". ucap ken menyeringai.

jayadi perlahan mundur dari tempatnya, tentu saja dengan wajahnya yg sudah gemetaran dan pucat.

"Ku-ku mohon berheti". ucap jayadi gemetar saat ken melangkahkan kakinya ke arah jayadi.

ken menghentikan langkahnya.

"kau pikir aku akan melepaskanmu? hoho jangan harap, kau pasti tadi sudah melihatku memutilasi tubuh wanita itu kan?". ucap ken menyeringai.

"haiss bodohnya aku karna ternyata ada seseorang yang melihat". tambahnya lagi.

jayadi berkeringat dingin dan wajah yang pucat karna ketakutan.

ia ingin berteriak namun ia tau jika ruangan tempat ia berada sekarang sangat jauh dari tempat umum para siswa.

salah salah bisa saja ia langsung dibunuh di sini.

tidak ada celah bagi jayadi, ia tidak tau harus apa.

.
.
.
.
.
.
.

next?









Who Are The Psychopath? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang