#14

19 2 0
                                    

21:11 malam (fitri home)

"Apa tidak ada cemilan di rumahmu ini huft". Celoteh rafikah sedari tadi ia membuka toples makanam namum tidak ada makananya.

Fitri terkekeh melihat sikap temannya yang selalu saja mementingkan makanan itu.

"aku lupa membelinya". Ucap fitri dengan masih fokus pada laptop di depannya.

Ya sekarang ini rafikah sedang berada di rumah fitri.

"Baiklah aku akan membeli snack dulu ke toko di dekat taman kota sana.

"Terserah kau saja". Sahut rafikah menghempaskan tubuhnya di kasur fitri.

"Mau aku temani?" Lanjutnya lagi.

"Ah tak perlu, hanya sebentar". Firi mengambil sweater woll tebalnya.

"Baiklah". Ucap rafikah sambil memejamkan matanya.

.
.

Firi berjalan di trotoar dengan heatsed yg terpasang di kedua telinganya.

Fitri melihat jam di tangannya.

"Astaga ini sudah sangat malam".

Ucap fitri saat ia melihat jam di tanganya sudah menunjukan pukul 22:24 malam.

Fitri mempercepat jalanya.

Namun tiba tiba..

Deg...

Fitri menghentikan langkahnya saat tiba tiba saja ia melihat hussein beberapa meter depanya.

"A-apa itu hussein?". Fitri menyipitkan matanya untuk meyakinkan jika itu benar benar hussein.

"Astaga". Fitri sedikit memelototkan matanya.

Ya itu benar benar hussein.

"Apa yang di lakukannya berdiri di sana malam malam bengini". bingung fitri.

"Sebaiknya aku memghampirinya saja". Ucap fitri pada akhirnya.

Baru aaja fitri berjalan ke arah hussein tiba tiba sebuah mobil van hitam berhenti di depan hussein.

Fitri menghentikan langkahnya dan menatap bingung mobil itu.

Seorang wanita yang sepertinya seumuran dengn fitri keluar dari mobil van hitam tersebut.

Deg...

Darah di tubuh fitri mendesis panas dan kaki yang seakan melemah saat ia melihat wanita tersebut memeluk hussein dengan eratnya.

Begitu juga dengan hussein, ia memeluk wanita itu sama eratnya.

tak sadar fiti sudah mengeluarkan air matanya.

Fitri pergi dari tempatnya berada dan berlari berlawanan arah dengan jalan pulangnya.

.

"Hikss..hikss..k-kenapa hikss".

Suara isak fitri karna menangis.

Di sinilah fitri, ia sekarang berada di taman dekat kota sendirian di tengah larutnya malam.

Fitri terus saja menangis saat mengingat kejadian yang tadi di lihatnya.

Tak terasa hari semakin larut.

Fitri melihat jam di tangannya.

Sudah menunjukan pukul 24:09 malam.

Fitri buru buru menghapus air matanya dengan sweater yg di pakainya.

Kemudin ia berjalan menuju jalan pulangnya, tentu saja dengan sekantong plastik makanan yang tadi di belinya.
.
.
.

Stop there muehehe

Next?

Who Are The Psychopath? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang