#20

15 1 0
                                    

"Apa maksud dari perkataanmu?". Ucap erma dengan tatapan fokus ke lantai di depannya.

Novi menggenggamkan tangannya kuat.

"Semua ini dia lakukan hanya untuk menyelesaikan semua dan mengungkap yang sebenarnnya". Novi berucap dengan mata yang mulai berkaca kaca.

"yang seharusnya kau katakan pembunuh bukanlah ila". Novi semakin kuat mengepalkan tangannya.

"tapi, SAHABATMU LAH YANG HARUS KAU KATAKAN PEMBUNUH!".

deg...

Erma memelototkan matanya kaget mendengar perkataan novi.

" ila adalah seorang detektif yang ditugaskan untuk meneliti pembunuh sebenarnya dan ITU ADALAH  DUA TEMANMU YANG BAHKAN KAU AJAK UNTUK MENGHABISI ILA!!". Pecah sudah tangis novi.

Erma diam membaku dengan tangan yang terkepal kuat.

"Ya, apa yang dikatakan novi itu benar".

Semua orang yang berada di ruangan tersebut sontak melihat ke arah pintu.

Ila berdiri di depan pintu ruangan tersebut.

"Aku adalah seorang detektif". Ila berjalan ke arah mereka.

"Kalian pasti bingung bukan bagaimana novi tau semua?". Ila menatap semua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Novi adalah sahabatku yang sudah ku anggap seperti adikku sendiri". Ila tersenyum.

"Berkat ayahnyalah aku menjadi seperti ini". Ila tersenyum

"Dan yusuf adalah rekan kerjaku yang kedua, karna rekan pertamaku telah mati terbunuh, miris bukan". Ila tersenyum tipis.

"Dan yang lebih miris adalah, dia adek kandungku satu satunya". Lanjut ila lagi

Erma hanya bisa tertunduk dengan tangan yang masih mengepal.

Sesaat setelahnya ila memelototkan matanya.

"Gawat!". Ila menekan benda yang ada di telinganya.

"Winda". Lanjutnya lagi.

"A-ada apa dengan winda". Ucap erma tak kalah kaget.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan, sekarang ikuti aku". Ucap ila berlari keluar dan diikuti oleh yang lainnya juga.

Flashback off
.
.
.

Chap kali ini segini dulu ya hehe

Who Are The Psychopath? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang