#11

30 7 0
                                    

Kantin

"hey boleh aku duduk di sini?". winda menunjuk bangku yg ada di depan ila.

ila memanggutkan kepalanya tanda setuju.

sejak kejadian dimana mereka menyebut ila lah pembunuh di balik semua kematian siswa di sekolah ini mereka jadi jarang berkumpul dan bahkan seperti serasa asing.

ila menatap winda yang dengan lahapnya makan di depannya.

"apa kau tidak takut denganku?". ila memecah keheningan.

winda menghentikan aktivitas makannya.

kemudian ia melihat ke sekitar nya.

yang membuat ila juga ikut melihat ke arah yang dilihat oleh winda.

"kau liat?, tempat ini sudah penuh, tidak ada yang kosong selain di tempatmu". ucap winda berusaha sesantai mungkin.

"ku mohon selamatkan aku, semoga dia tidak membunuhku". batin winda berkecemuk namun ia berusaha sesantai mungkin.

ila menatap winda dengan bingung.

"kau berani mengambil resiko?". ucap ila lagi.

winda menghentikan makannya lagi.

sesaat kemudian ia berdiri dan pergi meninggalkan ila dengan membawa makanannya.

ila menatap kepergian winda dengan bingung.

"huh hampir saja aku mati kutu". racau winda sembari berjalan dengan membawa makanan di tangannya.

terlalu asik meracau tidak jelas hingga ia tidak menyadari jika ia mengambil jalan yang salah.

winda malah berjalan ke arah koridor sebelah kiri.

deg...

"ge-gelap?, dimana ini?". winda semakin bergetar saat baru menyadari jika ia mengambil jalan yang salah dan lebih parahnya ia tidak tau dimana ia sekarang.

AKHH LEPASKAN AKU!!

deg....

winda memelototkan matanya saat mendengar seseorang berteriak.

"a-apa lagi ini". winda semakin bergetar karna ketakutan.

KU MOHON HIKSS..LEPASKAN AKU! SELAMATKAN AKU HIKSS!..

suara orang yang sama kembali terdengar.

"a-apa ada seseorang yang terperangkap di sini?". winda berucap dengan keringat dingin yang bercucuran.

hikss...hikss....tolong aku hiks..

winda semakin yakin jika ada seseorang selain dirinya di sini.

ia kemudian berjalan ke arah suara dengan was was.

winda berjalan ke arah pintu yang berada beberapa meter di depannya.

tok...

tok..

"ha-hallo? apa ada orang di sini?". winda berucap dengan gemetar.

"ku-ku mohon selamatkan aku". sahut seseorang yang berada di dalam sana dengan nada yang semakin melemah.

winda memelototkan matanya kaget.

"baiklah kau tunggu di sana". ucap winda pada akhirnya.

kemudian ia mencari sesuatu yang ada di sektirnya untuk membuka pintu tersebut.

"nah". winda menjentikan jarinya saat ia melihat sebuah tongkat besbool.

DUKK!!..

DUKK..!

winda memukulkan tongkat besbool tersebut pada gembok yang ada di pintu.

"huftt..sedikit lagi". ucap winda sembari melap keringatnya.

DUKK!!

PRANGG!!

kunci gembok berhasil di rusakan oleh winda.

buru buru winda membuka pintu dan...

"KYAAAA!!!".

winda dibuat kaget saat hal pertama yang ia lihat adalah tubuh seorang wanita yang tergantung tanpa ada kepalanya lagi, tentu saja dengan darah yang di mana mana.

sesaat kemudian pandangan winda teralih pada seorang murid pria yang kedua tangannya diikat dengan tali tergantung.

pria tersebut menatap lemah ke winda.

"t-tolong aku.." ucapnya sangat sayup.

winda buru buru mendekati pria tersebut.

walau sebernya ia juga merasa sangat jijik karna bau amis darah yang sangat menyengat.

"ka-kau?apa kau murid baru itu". winda sedikit kaget saat mlihat dengan jelas wajah jayadi.

jayadi hanya menganggukan lemah kepalanya.

"bertahanlah aku akan melepaskan tali ini dulu". winda berucap dan langsung menyusuri seisi ruangan.

tak lama kemudian winda datang dengan sesuatu yang tajam di tangannya.

sebuah pisau lipat.

"bertahanlah, aku akan memotong ini". ucp winda sembari menggantalkan pisaunya ke tali yang mengikat tangan jayadi.

cukup susah winda memotong dan akhirnya tali tersebut berhasil ia lepaskan.

"huft". winda bernafas lega

"hey kau tidak apa?". tanya winda berusaha membangunkan jayadi yang tersungkur ke lantai.

"te-terimakasih". ucap jayadi.

"ayolah aku akan membawamu ke ruang UKS". ucap winda dan berusaha membopong jayadi.

baru saja mereka akan keluar dari ruangan tersebut namun tiba tiba..

winda dan jayadi dikagetkan oleh seseorang berjubah hitam(ken) dan satu orang lagi yang di belakangnya.

"ka-kau". winda sangat kaget saat ia melihat dengan jelas orang yang berada di depannya tersebut.
























Deg....















































"ka-kalian...."
































"fi-fitri...rafikah k-kalian". lanjut winda lagi dengan kaki yang melemah dan mata yang mulai berkaca.

"uh, lihat siapa yang datang menyelamatkan bocah ini". ucap fitri dengan ekspresi yang dibuat buat seakan dia kagum.

"sepertinya mangsa kita akan bertambah hari ini". lanjutnya lagi dan tertawa bersama dengan Rafikah yang dibelakangnya.

winda menggelengkan kepalanya geram dengan air mata yang mulai keluar dari matanya.

"Tidak!!, kau hikss..ke-kenapa hikss". winda berucap dengan nada yang gemetar karna nangis.

"kenapa? kau kaget? haha karna kau sudah mengetahui semuanya maka aku juga akan membunuhmu". ucap fitri santai

winda sangat tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh fitri.

kemudian fitri menyuruh rekannyanya  rafikah untuk mengikat kembali jayadi.

tentu saja ia juga menyruruh untuk mengikat winda sama seperti jayadi.

jayadi hanya bisa pasrah saat diseret paksa.

winda berusaha melepaskan cengkraman fitri namun sia sia, tenagannya jauh lebih lemah dibandingkan dengan fitri.

"LEPASKAN AKU BODOH!!".  winda berteriak frustasi.

.
.
.
.
.
.
.

zZ ngetik apa si aku:(

btw kalian udah tau kan siapa ken sebenarnya:).








Who Are The Psychopath? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang