CHAPTER 15: Flashback

39 7 0
                                    


Malam itu, ia tak yakin jam berapa saat ini, tapi jalan yang dilaluinya tampak sangat sepi. Hanya suara jangkrik yang sayup-sayup dan angin malam yang menusuk tulang. Ia bahkan tak yakin jalan manakah yang kini dipijaknya atau dirinya sedang melayang?

Tubuh terasa benar-benar ringan tanpa beban, angin seolah mendorong tubuh goyah itu untuk tetap bergerak. Sesekali ia ingin berhenti dan mengelepar di jalanan yang sepi ini atau berbalik haluan dan melarikan diri. Akan tetapi, dorongan itu terlalu kuat dan memaksanya tetap melangkah ke depan dengan terhuyung-huyung.

Cukup jauh lelaki dengan sebotol soju di tangan itu berjalan mengikuti alur dari sisa pikiran sadarnya. Langkah kian memberat, tapi dia tetap bergerak hingga berhenti di depan sebuah kedai yang sangat familiar. Kepalanya terdongak, dia menatap sayu kedai mie kacang hitam yang telah tutup.

"Mianhada... temanku..." lirihnya lalu berbalik.

Tepat saat ia berniat menggerakkan kaki lagi, matanya yang merah berat menangkap sosok pria bertubuh kekar dengan setelan coat hitam. Dia mengernyitkan dahi dan mengerjapkan mata berkali-kali. Ia berusaha menebak pria itu dengan sisa pikiran.

"Kau... malaikat maut? Tapi... kenapa wajahmu sangat mirip dengan Hyunsik? Tuan maut... kau menjemputku? Eum... aku akan ikut denganmu..." lanturnya.

Rupanya benar, dia adalah Hyunsik. Pria itu menghela nafas dalam saat melihat sang manajer yang mabuk berat. Dia merebut botol soju itu dan menarik lengan sang manajer untuk bawa masuk dalam mobil.

(***)

Pagi menyapa melalui sudut penjuru Seoul. Dia datang bersama kehangatan dan harapan yang baru untuk setiap insan yang juga baru menyadarkan diri dari lingkup mimpi. Tak terkecuali Hyunsik yang sudah menyibukkan diri di dapur untuk membuat sarapan pagi.

Sederhana, segelas air putih dan roti bakar berteman selai. Dia duduk di kursi barnya dan mengoleskan selai pada roti yang telah di panggang sebelumnya. Setelah itu, satu gigitan kecil dan kunyahan ringan untuk menikmati roti itu.

Dia menghentikan kegiatan sarapan saat mendengar suara lirih Eunkwang menyebut. Benar saja, ia mendapati sang manajer berdiri di belakangnya dengan membawa sebuah koper besar dan menggenggam map coklat yang cukup tebal.

"Kau mau kemana?"

Tak menyahut, pria itu justru tersenyum pahit lalu memberikan map itu,"aku akan berpamitan pada ibuku untuk waktu cukup lama,"

"Mwo?"

"Map itu, berisi semua kedok milik Tuan Shin dan beberapa informasi mengenai putrinya. Aku percaya kau akan menggunakannya dengan baik, dan aku minta ma'af atas semua perbuatanku, kuharap itu dapat menebus sedikit dari kesalahanku..."

Hyunsik masih mengernyitkan dahi, dia meletakkan map itu lalu berdiri dari kursinya. Di tatapnya tajam Eunkwang,"lalu, kau mau kemana! Melarikan diri?"

"Aniya... aku menyerahkan diri pada polisi. Aku menyesali perbuatanku telah menyebar berita skandalmu dengan Soohee. Tapi, aku mencoba menebus semua itu agar dapat tidur nyenyak di kemudian hari. Aku pergi..." terangnya kemudian beringsut dari hadapan Hyunsik.

Hyunsik membiarkan pria itu pergi. Dia beralih pada map coklat yang diberikan oleh Eunkwang, dengan kasar ia membuka map itu dan mengeluarkan isinya. Dia membaca dengan cepat setiap lembar yang ada lalu meraih ponselnya.

Ia melakukan panggilan terhadap seseorang,"kutunggu di apartemen. Cepat!"

(***)

"Ini gila! Apa manajermu tidak waras? Dia seharusnya melarikan diri..." tukas salah satu detektif itu usai membaca tumpukan kertas yang diberikan Hyunsik.

AUTUMN ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang