sang penolong

4.6K 190 0
                                    

"Rasa bingung itu semakin memenuhi isi otak di kepalaku . Menanyakan siapakah sosok yang menjadi penolongku? "

"Apa kamu sudah merasa baik" tanya pria itu. "Oh ya gue udah baikan ko"jawab Nadira. "Gue mau pulang sekarang, pasti orang di rumah khawatir nyari gue termasuk Kaka gue. Jadi bolehkan gue minta tolong buat Lo anterin gue pulang ?" Lanjutnya. Sambil memohon dengan memangkup kan kedua lengannya dan mengeluarkan jurus ala wanita pupy eyesnya.

Melihat perlakuan Nadira seperti itu membuatnya menjadi gemas. Dan tak lama Pria itu menjawab dengan anggukan kecil kemudian melangkah menuju meja dan mengambil sebuah kunci mobil . Pertanda bahwa dia akan mengantarnya .

Nadira kesal karena ucapan nya hanya di balas dengan anggukan. "Irit banget sih  ngomong nya huuhh.."umpatnya. Sambil mengerucutkan bibirnya kemudian berlari menyusul pria tersebut.

Didalam mobil keduanya tidak ada yang berani mengeluarkan suara semuanya diam hanya keheningan dan deru nafas .

"Ponsel mu"ucapnya. Memecahkan keheningan diantara keduanya "oh ya gue baru inget" jawab Nadira dengan rasa canggung."btw gue mau bilang makasih karna Lo udah nolongin gue"lanjutnya. dengan menunjukkan senyum gembira.

Melihat tak ada respon dari pria tersebut Nadira berniat memperkenalkan dirinya. "Oh ya gue Nadira Maheswari biasa di panggil Dira, nama Lo siapa ? " Sambil menjulurkan tangannya.

Lengannya yang tak juga di sambut membuat Nadira menjadi kesal dan dongkol pada pria ini kesabarannya benar benar habis . "Lo tuh ya gue tanya ga di jawab! Lo Manusia bukan sih ? Punya mulut kan ? Kenapa ga Lo gunain hah! Jadi orang ko irit banget sih! Muka Lo juga kenapa lempeng lempeng aja sih ga ada senyum senyumnya dikit. Udah kaya patung tau ga Lo!"omelnya.

Mendengar rentetan amarah yang di keluarkan Nadira pria itu hanya memilih diam tak bersuara. Seulas senyumnya terbit, Nadira yang masih kesal memilih diam dan memainkan ponselnya.

Ting!

Orang ganteng
Dir Lo udah nyampe rumah dengan selamatkan ?gue khawatir Ama Lo.

Nadira yang melihat pesan dari kakanya hanya mendengus kesal "selamat pala Lo peang!" Gerutunya.  "Rumah kamu dimana?" Nadira melirik kearah pria itu "jl. Anggrek blok E " ketusnya.

Tak butuh waktu lama mobilnya kini sudah ada di pekarangan rumah Nadira. Menyadari hal itu Nadira bersiap untuk keluar dari mobil itu "sekali lagi thanks" ucapnya jengah. Dan hanya di respon dengan tatapan dingin milik pria itu

***

Nadira yang kini masih terbaring di kamar nya ia merasakan sakit pada sekujur tubuhnya.
"Dir , diraaa Lo ga akan sekolah ? Nanti Lo kesiangan lagi." Panggilan dari kakanya tak dapat dia dengar. Danial yang merasa tidak ada jawaban dari adiknya segara menuju kamarnya " Astaga ra Lo belum bangun juga?!" Kesalnya sambil menggibaskan selimut yang menutupi tubuh mungil adiknya. "Ra Lo kenapa ? Badan Lo panas. Kita ke rumah sakit sekarang ya!"

Danial yang merasa khawatir akan kondisi adiknya dia bergegas lari membopong adiknya untuk di bawa kerumah sakit. Mobilnya melaju begitu cepat pikirannya di penuhi dengan rasa cemas yang hebat "Ra Lo tahan ya, kita kerumah sakit sekarang Lo ga boleh sakit apalagi sampe kenapa kenapa gue g akan bisa maafin diri gue sendiri, sebagai Kaka gue belum bisa jagain Lo sepenuhnya." Ujarnya penuh penyesalan.

Kini Nadira sudah berada di ruang rawat. Matanya mulai sedikit terbuka kesadarannya mulai kembali. "Gue dimana ka ?" Tanyanya parau .
"Lo dirumah sakit tadi pagi Lo ayan mangkanya gue bawa kesini"jawab Danial asal sambil terkekeh .
"Resek Lo bang!" Ketus Dira . Danial yang melihat Nadira sudah bisa marah padanya merasa senang dan lega karena adiknya sudah mulai membaik.

Drrrtttt.... Drrrtttt!

Ponsel dani bergetar."Hallo Dani kamu dimana? Ini papa sama Mama udah di bandara kamu jemput ya mama tunggu".

Danial manggaruk tengkuknya yang tak gatal bingung harus memberitahunya bagaimana "Aaaa.. ii iya ma  " jawabanya dengan gugup.

"Kamu kenapa ? Dira baik baik aja kan Danial ?"selidik namanya.

"Ah ya mah sebenernya Danial lagi di rumah sakit , Nadira dirawat ma" jawabnya dengan hati hati.

"Astaga! Danial , sekarang Nadira di rawat Diman ?" Tanya mamanya yang merasa cemas.

" Di Rs pelita kasih ruang mawar no2 mah ".

"Ok tunggu mama ya " 

Tuuuttt....tutttt...! Telpon terputus . Danial hanya bisa menarik nafasnya dengan berat, Nadira yang melihat wajah Kaka nya merasa terkekeh dan muncul ide ide jahat dari otak Nadira untuk menjahili sang kakak . 

"Aaduhhh ka , pala gue pusing ka. Gue dinginnn"ucapnya dengan nada yang di buat buat. Nadira melakukan pergerakan yang luar biasa pada badannya.
"Ra Lo kenapa ? Lo ga becanda kan Ra . Lo ayan ? Gue panggil dokter dulu ya ra" jawab dani yang mulai panik .
Danial semakin kalut dalam suasana cemasnya. Nadira yang sudah sangat merasa puas menjahili sang kaka akhirnya dia menyudahi kejahilannya. "ahahhahahahahhah gue becanda kali bang ! Sampe  segitunya Lo, sayang banget ya sama gue .  Uuuuuuuuu sini peyukkkk" Nadira merentangkan tangannya sambil terkekeh geli .

"Sialan Lo , ga lucu tau ga ! Lo bikin jantung gue berdetak ga beraturan. Untung gue ga jantungan coba kalo gue mati Lo ga akan bisa liat kegantengan gue lagi". Dengusnya pada Nadira

"Cklekk..." Knop pintu yang dibuka. "Mama papa . Aaaaaah mama papa Dira kangeeeennnnnnn banget sama kalian" ucap Nadira yang disambut dengan pelukan hangat sang ibu. "Ya ampun sayangg kamu kenapa bisa sampe di rawat begini Hem?" Tanya Ranti pada anak kesayangannya.

Pertanyaan dari mamanya membuat Nadira teringat pada sosok pria yang menolongnya malam itu . Dia sama sekali tidak mengenalinya bahkan tau namanya saja tidak.  

"Sayang ko ga jawab pertanyaan mama ? Apa ada sesuatu yang lagi kamu pikirkan?  " Ucap papanya "oh iya pa mah" Nadira tersadar dari lamunannya.

"Coba sekarang Lo ceritain dek pas kemarin gue ga bisa jemput Lo apa ada sesuatu yang terjadi sama Lo? Sampe Lo begini " Tanya Danial penasaran.

Ranti mengerutkan keningnya bingung "loh jadi Abang ga jemput kamu ? Terus kamu pulang sama siapa syang ? " 

Nadira menarik napas pelan kemudian menceritakan semua hal yang terjadi pada saat malam itu.

"Jadi kamu di tolong seorang pria berbaju loreng yang ga kamu tau namanya . Apa kamu ga tanya nama dia? " Tanya papa nya sedikit menggoda.
"Iiiihhhhh papa , aku tuh ya udah tanya nama dia siapa tapi dia ga kasih tau aku pah. Dia itu dingin , mukanya datar. Ngomong nya juga irit pah , dia kaya bukan manusia normal pada umumnya. " Jawab Nadira yang teringat sosok pria itu.

Ranti yang mendengar ocehan putri kesayangannya hanya menggelengkan kepalanya seraya berkata "ada ada saja kamu, tapi kamu sudah berterima kasih kan pada pria itu?" Tanyanya .
"Oh tentu udah dong mahhh" jawab Nadira sambil tersenyum.

"Dan kamu Danial , lain kali harus lebih cekatan jagain adik kamu " seru papanya .
"Siap laksanakan komandan" jawabnya sambil memberi hormat.


Gimana ceritanya? Seru ga ? 😂
Udah bikin greget kalian blom? Wkwkwk . Jangan lupa ya vote + komen guys 👌😄hehehe

Dear Kapten [Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang