insiden

5K 240 1
                                    

"pertemuan kita sesingkat angin yang berhembus sesuai ritmenya"

Hari mulai gelap hembusan angin yang menelungsup masuk kedalam tulang membuat ngilu dan dingin . Heningnya jalanan membuat suasana menjadi sepi sedari tadi tak ada satupun kendaraan yang melewati lintasan ini .
Nadira yang kini tengah meringkuk gelisah merasakan terpaan angin masuk kedalam tubuhnya . Rasa gelisah yang di barengi dengan rasa takut semakin menjalar dalam tubuhnya , sesekali dia menoleh keberbagai arah berharap ada kendaraan yang bisa memberinya tumpangan.

"Guu.. guee takut sendiri hiks ... Bang Dani jahat " tangis Nadira .
Hari semakin gelap bunyi gemuruh langit pertanda akan ada hujan deras yang turun. ketakutan nya semakin menjadi.

"Wiiihh ada cewe cantik nih bro . Sayang kalo diangurin" seringai jahat dari ke4 pria berandalan.
"Jangan macem macem sama gue . Berani lo sentuh gue , gue laporin ke polisi!" Jawab Nadira yang penuh dengan rasa takut. Kemudian dia mengeluarkan benda pipih dari ranselnya untuk menghubungi Danial kakanya .

Belum sempat Nadira menghubungi kakanya . Ponselnya kini sudah di rebut oleh salah satu pria berandalan ini.

"Eitsss... Mau telpon siapa ? Hah! Mau minta bantuan ? Iyah! Jangan harap Lo bisa lepas dari kita."
"Udah lah nikmatin aja malam ini bareng kita kita iya ga bro ? " timpal teman berandalnya .
Perlakuan Mereka semakin menjadi jadi , apa yang bisa di lakukan Nadira saat ini ? Selain melarikan diri kemudian berteriak minta pertolongan dan berharap ada seseorang yang menolong nya .

"Hikss .. tolong! Tolong! Hikss " tangisnya semakin pecah di bawah air hujan. Tubuhnya lemas , gemetar karena rasa dingin , Hanya ada sedikit tenaga yang tersisa . "Lepasin dia! " Suara bariton yang berasal dari lelaki tegap berbaju loreng.

"Oh rupanya ada yang mau jadi pahlawan " tawa jahat dari mereka. "Lo ga usah ikut campur , kalo ga mau muka mulus Lo kita buat babak belur!" Sarkas seorang teman nya .

Ucapan para brandalan itu hanya di balas dengan tatapan dingin dan sorot mata yang menajam, hal itu tentu membuat mereka geram dan akhirnya .

"Brengsek! Serangggggg....! " Ke empat pria itu menyerang secara bersamaan . Aku hanya terpaku melihat aksi serang yang mereka lakukan. "Apa yang harus gue lakuin ? Gimana kalo dia kenapa kenapa ? " Rasa khawatir yang tadi ia rasakan perlahan menghilang saat satu persatu dari ke empat lelaki itu jatuh terbujur kaku .

" Nadira masih diam ditempat manik matanya menatap lekat sorot mata tajam milik pria itu . Perlahan pandangan nya terlihat kabur ada rasa pusing dikepalanya sedetik kemudian Nadira kehilangan kesadarannya .

Dengan sigap lelaki berbadan tegap itupun melangkahkan kakinya dan menyambut tubuh mungil milik nadira. Badannya dingin sangat dingin , wajah nya terlihat pucat pasi seperti mayat hidup dan baju nya pun sudah basah kuyup di guyur hujan deras. Digendongnya Nadira ala bridal style dan kemudian di bawa masuk kedalam mobil.

Hallo guys👋maap ya kalo cerita ini berantakan,tapi disini gue butuh vote dan komen dari kalian karna ini cerita pertama yang gue buat😂

"Sii nadira udah sampe belom ya? khawatir gue sama dia" .

Danial mencoba menghubungi adiknya namun usahanya sia sia handphonenya Nadira tidak aktif.

"Wey kenapa sih Lo gelisah amat kayanya ?" Tanya yogi . "Ahh.. ini gue mikirin adik gue si Nadira dia udah sampe rumah belom ya soalnya handphone nya ga bisa dihubungi, ga biasanya dia kaya gini . Gue jadi takut dia kenapa kenapa. " Jawab Danial pada temannya . "Yaelah nyantai aja kali , siapa tau HPnya lowbet kan bisa jadi" timpal Yogi yang mencoba menenangkan pikiran sahabatnya. "Bener juga ya kata Lo " jawab Dani sambil tertawa.

***

Kini nadira sudah berada di rumah tapi bukan rumahnya , tetapi rumah milik lelaki berbaju loreng.

"Tolong! Hiks... tolong! Hiks..." Racau Nadira . mendengar racauan Nadira ia merasa cemas diulurkan tangannya untuk memeriksa keadaannya "badannya panas"gumanya, lalu melangkah cepat pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu.

Diletakkannya kain dikening nadira untuk mengurangi suhu panas pada tubuh nya."auwhh..ssstt gue dimana? Ko kamarnya beda? Ini bukan kamar gue!" Nadira mulai sadar dan menyadari keberadaannya.

Manik matanya kembali tertuju pada sorot mata tajam milik pria yang menolongnya 1jam yang lalu.
"Sudah sadar? Mari saya antar pulang" raut wajah Nadira berubah menjadi bingung .

Faham dengan kebingungan Nadira pria tersebut kembali bersuara."kamu dirumahku, dan bajumu asisten ku menggantinya".

Mau ngingetin lagi nih wkwkkw jangan lupa vote+komen kakak😂😂
Cerita selanjutnya lagi di proses yaaa😘

Dear Kapten [Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang