Hari ketiga. Rena belum memberi jawaban kepada Aliyah. 'Biarlah pas waktu mengaji saja ku kasih kabar,' batinnya.
Sejak Rena mendapatkan proposal ta'aruf itu. Rena memperhatikan kalau Rei sedikit pendiam. Rena tahu, berita ta'aruf itu pasti sudah sampai ke telinga Rei dari Vika.
'Apa dia sibuk ya ? Sampai aku jarang melihatnya di rumah. Karena mobilnya tidak ada di rumah,' pikir Rena.
Selesai sholat ashar, Rena pergi keluar. Fanny mengajaknya bertemu. Katanya ada hal penting yang ingin dia bicarakan kepada Rena. Akhirnya Rena pun meluncur ke rumah Fanny dengan panduan darinya dan karena Rena naik ojek, jadi dengan mudah dia bisa menemukan rumah Fanny.
'Hal penting apa yang ingin dibicarakan oleh Mba Fanny, ya?,' tanya batin Rena masih di atas motor ojek
Setelah menemukan rumah Fanny, mereka berdua mengobrol di teras rumah Fanny yang rindang.
"Masuk saja, Ren," ajak Fanny.
"Kayaknya di sini lebih enak, Mba. Ada hembusan angin sepoi-sepoi, sejuk banget," tolak Rena sambil menikmati sejuknya angin yang berhembus.
"Baiklah, kalau kamu mau di sini juga nggak apa," ucap Fanny setuju.
"Mba Fanny mau bicara hal apa?," tanya Rena to the point.
"Ren, Mba tau kamu lagi proses dengan Erwin," ucap Fanny pelan.
Deg. 'Bagaimana dia bisa tahu. Kok nggak rahasia banget sih prosesnya,' gerutu Rena dalam hatinya.
"Kamu sudah kasih jawabannya, Ren?," tanya Fanny.
"Belum, Mba," jawab Rena.
Fanny kemudian berdiri mendekati Rena dan menarik tangannya agar ikut berdiri juga.
"Ren, kamu bisa membantu Mba?," tanyanya menggenggam tangan Rena.
Rena tak menjawab. 'Maksudnya apa ? Dan apa hubungannya dengan kak Erwin?,' batin Rena heran.
"Erwin itu pasangan Mba ketika acara kidah-kidahan di dusun sewaktu kami masih SD. Orang tua Mba satu dusun dengan orang tua Erwin. Acara itu sudah menjadi adat di dusun kami," jelas Fanny kepada Rena.
"Kidah-kidahan?," tanya Rena bingung.
"Iya, acara pengantin kecil. Acara itu seperti orang pesta nikah beneran. Tapi setelah dewasa apakah akan dilanjutkan atau tidak itu tergantung kedua pasangan tersebut. Sejak SMA, Mba sudah menyukai Erwin dan Mba berharap bisa menjadi pengantin dewasanya," jawab Fanny penuh harap.
Di ujung jawabannya itu benar-benar sangat membuat Rena terkejut. Itu artinya dia meminta Rena untuk tidak melanjutkan ta'arufnya dengan Erwin, agar Fannylah yang nantinya akan ta'aruf dengan Erwin.
'Mba Fanny gadis yang cantik dan lemah lembut, tapi kenapa dia mencampuri urusan pribadiku. Apa Mba Fanny tidak percaya dengan takdir Allah?. Kalau memang Kak Erwin jodohnya, Mba Fanny tidak perlu memintaku untuk menolak ta'aruf ini. Nanti akan ada saja jalannya untuk dipertemukan. Kalau begini kan seolah memaksa dan akan menyakiti banyak pihak,' batin Rena tidak bisa menerima ucapan Fanny.
"Aku istiqoroh dulu, Mba. Mau minta dimantapkan hati dalam mengambil keputusan, mana yang terbaik. Ahad nanti, aku akan memberi jawabannya kepada Mba Aliyah," ujar Rena memaksakan bibirnya untuk tetap tersenyum.
💖💖💖
Malam ini Rena pun tidak melihat Rei. Ingin rasanya dia bertanya kepada Vika, tapi tidak keluar juga dari mulutnya.
"Gimana Ren hasil istiqorohmu? Kamu akan melanjutkan ta'arufnya?," tanya Vika.
"Belum tahu. Aku juga baru sholat dua kali," jawab Rena santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
3 Cinta Seinggok Sepemunyian (End)
RomanceRenathera Matutina, seorang gadis yang dibesarkan di kota Palembang lulus CPNS tidak lama setelah lulus kuliah. Rena lulus di kota Prabumulih dan dia di tempatkan di dusun (desa) yang jauh dari pusat kota Prabumulih. Di dusun Tanjung Rambang pula d...