Rena sudah bicara dengan ayah dan ibunya perihal kepindahannya ke rumah Vika. Mamang dan Bibiknya juga setuju dengan keputusannya. Mereka juga tenang karena Rena ngekost di rumah orang tua temannya sendiri, jadi bisa terpantau pergaulannya.
Yaelah, Rena udah besar lagi. Udah tau mana yang benar dan mana yang salah.Sore nanti Vika dan kakaknya akan menjemput Rena. "Nah jadi ngekost di mana, Ren?" tanya Marsya menjawil pundaknya ketika dia duduk di balik meja guru.
"Di rumah kawan, Yuk. Mamanya udah janda," jawab Rena.
"Oh, jadi secewekan (perempuan semua) nih di rumah itu," sela Elda.
"Idak sih, ada kakak laki-lakinya juga," jelas Rena.
"Oh begitu," ujar Marsya dan Elda serempak.
Ketika bel pulang berbunyi siswa-siswi pun berlari berhamburan keluar dari pagar sekolah.
Rena pun menunggu angkot di pinggir jalan besar. Marsya dan beberapa guru yang turun di pasar sudah dapat angkot. Rena yang hanya tinggal di dusun mengalah, menunggu angkot berikutnya. Nasib baik bakal ada mobil travel yang lewat.Tin.Tin.Tin.
Sebuah mobil Panther berhenti tepat di depan Rena. 'Kayak mobil Kak Erwin,' batin Rena.
"Ehem...mau ikut?," tawar pemilik mobil membuka kaca mobil bagian depan. Nggak ada orang lain di dalam mobil selain dia.
"Kakak mau ke mana? Saya nggak mau ngerepotin," ujar Rena lalu menunduk.
"Mau ke pasar.Kalau mau ikut kamu bisa duduk di belakang, Ren," jelas Erwin.
'Kak Erwin sepertinya tahu apa yang aku pikirkan,' batin Rena.
Rena melihat kanan kiri. Jalanan sudah sepi.
Huft. Rena menghembuskan nafas pelan. Mau tak mau, dia menerima tawaran Erwin jika tidak mau lebih lama lagi berdiri sendirian menunggu angkot."Iya, Kak. Aku ikut," ucap Rena.
Rena lalu membuka pintu di belakang kemudi. Hening tidak ada yang berani mulai berbicara. Rena pun jadi salah tingkah sendiri. Huh, benar-benar situasi yang tidak menyenangkan.
"Hm, Elsa jadi masuk SMA 2, Kak?," tanya Rena memecah keheningan.
"Iya jadi, kalau aku maunya dia masuk MAN saja. Tapi tau sendirikan Elsa bagaimana?," jawab Erwin tetap fokus menyetir.
Iya, Elsa tidak bisa jauh dari kakaknya karena sering sakit. Kalau masuk MAN lokasinya kan, di kota jauh dari dusun paling tidak dia harus ngekost. Kalau mau pulang pergi bisa riskan juga.
"Sudah sampai," gumam Erwin berhenti tepat di depan rumah Mamang.
"Syukron ya, Kak," ujar Rena sebelum turun dari mobil.
"Afwan, Ren," balas Erwin terseyum.
"Assalamualaikum," ucap Rena berpamitan.
"Waalaikumsalam," balas Erwin lalu melajukan mobilnya menuju kota.
Rena memegang dadanya. Dia bisa merasakan debaran jantungnya bergerumuruh.
'Oh My God, ada apa denganku?,' batinnya sambil tersenyum heran.
Rena menggelengkan kepala lalu menyeberang setelah jalan raya sepi.💖💖💖
Setelah makan siang Rena segera berberes. Semua pakaiannya sebagian sudah dia masukkan ke dalam tas. Alat tulis dan sebagainya juga sudah dia rapikan, jadi ketika Vika datang menjemput bisa langsung pergi.
Kamar yang Rena tumpangi juga sudah dia bersihkan dan dirapikan. Tinggal menunggu kedatangan Vika. Ba'da ashar, mobil Xenia marun memasuki halaman rumah mamang."Ren, kance dengan ude datang," panggil Bik Dinar.
(Ren, temanmu sudah datang)"Iyo, Bik," sahut Rena dari dalam kamar.
Rena menyambar jilbab langsungnya sambil membawa tas pakaian keluar kamar.
"Hei, banyak yang mau dibawa?," tanya Vika berdiri di muka pintu kamar.
"Nggak juga," jawab Rena. Vika masuk ke kamar membawa kardus berisi berkas-berkas dan kertas A4 satu rim.
"Kakakku lagi ada telpon. Tuh, masih di luar sana," sungut Vika sambil menunjuk ke arah kakaknya.
Rena melihat ada sosok laki-laki berperawakan tinggi hampir sama tingginya dengan adikku 180cm sedang membelakangi mereka sambil menelpon. Rena dan Vika selesai menaruh barang-barang ke dalam mobil.
"Kak, kita udah selesai nih," ucap Vika.
Laki-laki itu pun berbalik menghadap ke arah mereka. Rena sangat terkejut melihat wajah tampan laki-laki itu.
"Pak...," gumam Rena coba mengingat. Namun Rena lupa namanya siapa.
"Kamu kenal sama Kakakku?," tanya Vika menoleh ke arah Rena.
"Reifansyah," sela Kakak Vika mendekati mereka berdua sambil tersenyum.
"Kenal sih nggak, tapi pernah bertemu sekali," jawab Rena.
"Kamu masih ingat rupanya dengan pertemuan kita" ujar Rei. Vika melihat kakaknya dengan tatapan aneh.
"Eh iya, Vi. Pak Rei ini datang di acara perpisahan di sekolah tempo hari," jelas Rena.
"Jangan panggil Pak ya, bisa?," pinta Rei. Rena dan Vika saling tatap.
"Iya, Ren. Kok, kesannya formal banget," ujar Vika tersenyum. Rena pun mengangguk.
"Ren, ngape kance dengan dekde diajung dulu?," ujar Bik Dinar keluar menggampiri kami.
(Ren, kenapa temanmu tidak diajak masuk dulu?)"Dak usah bik, ude sore," tolak Vika.
(Tidak usah bik, sudah sore)Mamang Rena pun keluar juga dari rumah karena keponakannya itu tak kunjung masuk lagi ke dalam rumah.
"Lho, kok ade Rei?," tanya Mamang Rena kaget melihat Rei.
(Lho, kok ada Rei?)"Mang Sam," gumam Rei, dia lupa kalau rumah Mang Samsuri di dusun Karang Bindu.
"Jadi Rena bakalan tinggal di rumah dengan?," ujar Mamang Rena memastikan lagi.
"Bukan rumahku, Mang. Tapi rumah orang tua. Lain cerita kalau tinggal di rumahku," ujar Rei tersenyum sambil melirik Rena.
Rena pun menunduk. 'Apa maksud ucapannya itu?,' batin Rena.
Mang Sam pun tertawa renyah mendengar ucapan Rei.
"Amanlah kalau begitu. Titip Rena ya, Rei," ucap Mang Sam.
Rena pun berpamitan karena hari semakin sore. Dia mencium punggung tangan Bik Dinar dan Mang Sam bergantian.
"Kami pamit dulu,Mang," ujar Rei menyalami Mang Sam.
"Ati-ati ye, dekde nak ngebut ige," pesan Bik Dinar.
(Hati-hati ya, jangan ngebut)Mobil Xenia marun itu pun meluncur meninggalkan dusun Mamang Sam.
"Kamu keponakan dari sebelah mana?," tanya Rei sekilas melirik Rena yang duduk di belakang Vika.
"Mang Samsuri itu adik kandung ibuku," jawab Rena.
"Oh, jadi kamu keponakan kandung Mang Sam, ya," ucap Rei.
"Kakak kenal di mana dengan Mamang Rena?," tanya Vika heran.
"Ya kenal, Dek. Mang Sam tugas di Dishub kan, dan sering berada di lapangan. Apalagi tempat tugas kakak kan di dusunnya," jelas Rei.
Mamang Rena memang cukup terkenal di dusunnya. Rena sungguh tidak menyangka kalau Rei adalah kakaknya Vika.
3CSS
02 September 2019Rabiha Adzra
![](https://img.wattpad.com/cover/198550249-288-k773819.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Cinta Seinggok Sepemunyian (End)
RomansaRenathera Matutina, seorang gadis yang dibesarkan di kota Palembang lulus CPNS tidak lama setelah lulus kuliah. Rena lulus di kota Prabumulih dan dia di tempatkan di dusun (desa) yang jauh dari pusat kota Prabumulih. Di dusun Tanjung Rambang pula d...