Part 25 Ke Rumah Rei

3.5K 220 3
                                    

Selesai makan malam dan sholat Isya Rei sudah duluan ke kamar pengantin yang merupakan kamar Rena. Badannya baru terasa capek semua. Rei menghempaskan badannya di atas ranjang.

"Sudah Ren, biar ibu saja yang membereskan dapur. Istirahatlah," ujar Bu Hana.

"Iya, Bu. Rena ke kamar, ya," Rena akhirnya ke kamar karena badannya menuntut untuk istirahat juga.

Ceklek!

Rena membuka pintu kamar dengan hati berdebar. Dilihatnya Rei sudah berbaring di atas ranjang dengan mata terpejam.

"Hmm. Kak Rei pasti capek juga," gumam Rena menatap wajah suaminya dari jauh.

Rena lalu menanggalkan jilbabnya. Rambut lurusnya pun tergerai sebatas pinggang. Rena memang tidak pernah memotong rambutnya sudah hampir tiga tahun. Namun dalam sebulan dia bisa dua atau tiga kali creambath ke salon muslimah.
Setelah berganti pakaian tidur minimalis, Rena pun ikut berbaring di samping Rei.

"Bismillah," ucap Rena pelan.

Baru mau memejamkan matanya tiba-tiba tangan Rei melingkar di perutnya. Rei menggeser badannya, memutus jarak di antara mereka. Rei menghadap ke samping, ke arah Rena sementara Rena masih terlentang melihat tangan Rei yang sudah mengurung badannya.

"Ka...kak aku kira kakak udah tidur," ujar Rena gugup.

"Maunya, sih. Tapi nggak bisa karena nggak ada kamu," bisik Rei menatap wajah mulus istrinya.

Jantung Rena pun berdetak kencang. Apalagi Rei kini mendekatkan wajahnya lalu mencium pipi Rena.

"Tidurlah, tidak harus malam ini," ucap Rei lembut. Sejujurnya hati Rei berkata lain tapi dia tahu Rena sangat lelah hari ini.

Rena pun membalikkan badannya sementara Rei masih mengurung Rena dalam pelukannya. Rena pun terlelap karena merasa nyaman tidur dalam pelukan suaminya. Tak lama Rei pun menyusulnya berlayar ke pulau kapuk.

💖💖💖

Rena dan Rei hanya menginap semalam di rumah ayah dan ibunya. Sore hari mereka sudah kembali ke Prabumulih.

"Masih cuti, ada saja gangguannya," gumam Rei sambil menyetir.

"Itu tandanya kakak dibutuhkan orang," ucap Rena menoleh ke arah Rei.

"Selalu. Sampai harus mengganggu," desah Rei.

Apalagi kalau yang menghubungi bosnya, Pak camat. Dia tidak bisa menolak lagi.
Tiba di Prabumulih, Rei langsung mengajak Rena ke rumahnya. Rei memang sengaja belum mengabari mamanya.

"Kak...kok kita nggak pulang ke rumah mama?," tanya Rena heran.

"Nanti saja. Kamu bawa pakaian kan?," jawab Rei dan Rena pun mengangguk.

Rei menghentikan mobilnya tepat di depan pagar rumahnya. Rumah bergaya minimalis tipe 36. Komplek perumahan itu memang semuanya bergaya minimalis. Setelah membuka pagar, Rei memasukkan mobilnya ke garasi yang berada di samping rumah.

"Ayo masuk, Dek," ajak Rei membuka pintu samping.

Rena mengiringi langkah Rei dan mengamati rumah milik suaminya yang kini akan menjadi rumah mereka berdua.

'Rumah sebesar ini kalau ditinggal sendirian, takut juga,' batin Rena.

"Dek, kalau mau mandi duluan sana," tawar Rei sambil menaruh tas yang berisi pakaian mereka di kamar.

Rena mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Rei mandi di kamar lainnya. Tak sampai 10 menit Rena keluar berbalut handuk. Dia membuka tas dan mencari baju ganti.

3 Cinta Seinggok Sepemunyian (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang