Part 22 Lamaran

3K 205 1
                                    

'Empat hari sudah Kak Rei ke luar kota. Harusnya dia sudah pulang. Tapi kayaknya tidak pulang ke rumah mama,' pikir Rena dalam hatinya.

"Vi, banyak banget. Dari siapa?," tanya Rena melihat beberapa oleh-oleh makanan khas suatu daerah.

"Kak Rei. Dia tadi mampir ke sini cuma nganter ini doang, terus langsung pulang ke rumahnya," jawab Vika. "Di rumah ini kan pada hobi nyemil semua," lanjut Vika terkekeh.

'Hahaha iya ya. Kalau malam ada aja yang dicari di dapur. Sampe pernah ke pergok Kak Rei waktu itu,' ingat Rena dalam hatinya sambil tertawa.

Di kamar

"Ren, gimana Mba Fanny setelah tau kalau kamu nolak proposal Kak Erwin?" tanya Vika santai.

"Ya biasa saja, sih. Tapi aku ketemu adik Kak Erwin, si Elsa, mantan muridku. Katanya Kak Erwin menolak Mba Fanny, pasangan kidah-kidahan dia masih kecil," jawab Rena.

"Tuh kan, yang namanya jodoh nggak bisa dipaksain. Mba Fanny secara tidak langsung memaksa kamu untuk melepasakan Kak Erwin, kan?," ujar Vika.

"Tapi kalau aku menerima Kak Erwin, aku nggak akan proses sama kakak kamu, Vi" jelas Rena tersenyum.

"Hahaha. Iya, juga. Kenapa kamu suka sama Kak Rei ?" kedip Vika sambil tertawa.

Rena hanya senyam-senyum tidak menjawab. "Ren, ayo kasih tau dong," paksa Vika.

"Nggak ah, ntar kamu kasih tau Kak Rei lagi" elak Rena.

"Nggak, suer deh," ujar Vika mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Mm, Kak Rei itu orangnya dewasa. Selain jadi suami nantinya, dia juga bisa jadi kakak dan teman untukku. Aku kan nggak punya kakak, Vi," jelas Rena.

"Bukan karena ganteng," goda Vika.

"Itu bonus. Ganteng saja nggak cukup kalau nggak bisa jadi imam dalam rumah tangga," balas Rena realistis.

"Yups. Betul banget, Ren. Doain aku ya, supaya dapat jodoh sholeh, tampan dan juga mapan," ujar Vika tertawa kecil.

"Kak Erwin juga nggak apa," sambung Vika tiba-tiba.

"Vika!! Jadi kamu naksir Kak Erwin," tuduh Rena.

"Eh...ng..nggak, kok. Cuma bercanda, kan tuh ikhwan lagi mencari tulang rusuknya yang hilang," ucap Vika tersenyum kikuk.

💖💖💖

Hari sabtu yang ditunggu-tunggu tiba. Rena sudah pulang ke Palembang pada jumat sore. Keluarga Rei tiba di rumahnya jam 10 pagi.
Ayah dan ibunya menyambut kedatangan mereka di teras. Karena ini masih acara antara dua keluarga. Rei hanya mengajak mamangnya, sebagai pengganti papanya yang sudah meninggal.

"Ayo, masuk," ajak ibu Rena kepada Mama Yuyun.

"Iya, terima kaseh. Ini ada sedikit oleh-oleh," ujar Mama Yuyun menyerahkan buah tangan yang dibawa dari Prabumulih.

Rei dan Vika serta Mang Rizal mengiringi kami di belakang. Mereka semua duduk di ruang tamu. Rena mengajak Vika ke belakang untuk menyiapkan minuman dan makanan kecil. Jantung Rena sudah deg-degan saja. Apalagi melihat penampilan Rei yang nggak biasanya, tanpa pakaian dinas. Rei terlihat lebih santai dan berwibawa.

"Jadi kedatangan kami sekeluarga ke sini, untuk memastikan hubungan antara Rei dan Rena. Secara tidak resmi, hari ini keponakan kami ingin meminang anak bapak, Renathera Matutina" ujar Mang Rizal.

"Kedatangan keluarga Rei sudah lama kami tunggu. Kedua pihak, baik Rei maupun Rena sudah sepakat untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Tinggal kapan penentuan hari akad nikahnya," balas ayah Rena.

3 Cinta Seinggok Sepemunyian (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang