Berahi ... adalah suatu istilah seksualitas yang menunjukkan keadaan siap secara fisik dan mental untuk berhubungan badan. Tidak seperti hewan, berahi pada manusia lebih banyak dipengaruhi oleh kejiwaan daripada siklus fisik alami.
Penglihatan, pendengaran, maupun sentuhan, itu adalah salah satu dari banyak faktor yang dapat menunjang nafsu berahi. Dari hal-hal tersebut, manusia adalah makhluk yang dapat mengontrol hasrat tersebut.
"Hah ... hah ...."
Napas terengah-engah seorang gadis yang berjalan di lorong. Walaupun dia berusaha bersikap normal, tapi kelainan pada tubuhnya tetap bisa dilihat bagi orang yang teliti. Kakinya bergetar hingga cara jalannya berubah, suhu tubuh memanas membuat wajahnya memerah, serta tangan yang sesekali memegang selangkangan.
Ah ... tinggal sedikit lagi.
Batinnya sambil berjalan menahan semua hasrat tersebut.
Langit berwarna kemerahan, matahari berada lima belas sampai tiga puluh derajat di ufuk barat. Situasi masih lebih baik karena sekolah dalam keadaan sepi, membuat gadis itu tidak berpapasan dengan siapa pun di perjalanan tersebut.
Biarpun begitu ....
Gak ada yang lihat, 'kan? Guru ... atau mungkin murid?
Kembali batinnya berucap sambil sesekali melihat sekitar.
Kekhawatiran tetap tidak bisa dihilangkan. Rasa cemas akan adanya saksi mata di kejadian ini membuat jantungnya berdetak kencang. Selain melawan kondisi tubuhnya, dia juga harus waspada terhadap lingkungan sekitar. Bertarung dengan waktu dan ketahanan tubuh, gadis itu terus berjalan walaupun badannya sulit bergerak.
"Akhirnya ...." Ucap gadis itu sedikit lega.
Dia sekarang berdiri di depan pintu suatu ruangan. Dengan tangan bergetar, gadis tersebut berusaha membuka dan masuk ke dalam.
*Klak.
Suara kunci pintu yang dia buka.
"..."
Tempat itu termasuk kecil untuk ruangan yang ada di sekolah, lebih kecil dari ruang kelas, tapi tetap lebih besar dari gedung alat olahraga. Ini bukan ruangan biasa yang dapat dilewati semua orang, dia bisa masuk karena memiliki kunci ruangan tersebut.
"Hah ... hah ...." Nafasnya yang masih terengah-engah.
Ruangan itu cukup gelap. Lampu dalam keadaan mati, dan penerangan tidak sampai ke sini karena sudut matahari barat yang berlawanan dengan arah jendela.
Ba-baiklah, aku harus cepat selesaiin ini.
Gadis tersebut mulai berjalan ke bagian dalam ruangan. Di sana ada satu set meja persegi panjang dengan enam buah kursi mengelilingnya. Mendekati meja tersebut, gadis itu pun mulai menghampiri salah satu pojok di sudut meja.
"..."
Dia menatap sudut meja tersebut, memegangnya dengan sebelah tangan untuk menahan tubuhnya, dan mulai mengangkat roknya ke atas dengan tangan lain.
"E-emnh ... hh ... hah ... mnh ...."
Gesekan ... atau lebih tepatnnya gerakan pinggul. Sambil berusaha menahan suara, gadis itu menyentuhkan daerah sensitifnya ke sudut meja tersebut.
Memang bukan sentuhan langsung karena dia masih memakai celana dalam, dan normalnya juga seseorang tidak akan merasakan hal begitu besar dari perbuatan tersebut. Namun, keadaannya yang dalam puncak berahi membuatnya begitu nyaman dari rangsangan kecil seperti ini.
"Emnthnn ... ah ...."
Sesekali dia menggigit bibirnya, membuat rasa sakit yang bisa sedikit merangsang sarafnya. Tapi, rasa sakit itu malah berbalik menjadi sesuatu yang menggairahkan. Hal itu memang bisa terjadi, ketika seseorang dalam puncak berahi, mereka akan memiliki kekebalan terhadap rasa sakit dan cenderung mengubahnya menjadi perasaan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Berawal Dari Kepergok Masturbasi ...!
RomanceM A T U R E Content ...!! Spin off dari 'Mind Taster'. Mengambil latar 3 tahun setelah 'Mind taster', tapi kalian masih bisa menikmati cerita tanpa membaca karya tersebut. ...