Kirania melanjutkan kerjanya sebagai seniman untuk menggambar mobil antik. Namun, dengan kemampuannya yang sekarang, karya tersebut tidak bisa selesai dalam satu hari pengerjaan.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Sampai saat ini tidak ada tanda-tanda Rafan akan datang kembali, baik itu pembawa pesan dari orang lain maupun pesan tak langsung dari hanphone oleh Rafan pada dirinya.
Jadi, sesuai dengan instruksi dari Rafan sendiri, Kirania pun pulang karena dirasa waktu sudah cukup larut.
Keesokan harinya ... dan setelah pulang sekolah.
Kirania ada di ruangan ekskulnya melanjutkan gambar mobil antik, dia tidak berhenti dan masih terus belajar hingga membuat karya yang menurutnya pantas dipamerkan. Tentu saja untuk kesan pertama dia harus memberikan yang terbaik pada client-nya nanti.
*Ceklek.
Suara pintu terbuka.
"Nia ... kamu di dalam, 'kan?"
"Hmn ...." jawabnya yang tetap fokus menggambar.
Kirania sudah mulai berhenti terkejut, dari suara dan cara membuka pintunya, sudah dapat dipastikan itu adalah Rafan.
"Kamu lagi gak sibuk, 'kan? Ada sesuatu yang aku mau bilang sekarang."
"Aku lagi sibuk, kamu gak lihat?" balas Kirania.
"Bagiku tidak, setidaknya telingamu masih kosong waktu gambar, 'kan?"
"Iya ... kalau gitu bilang saja, Raf. Ada apa?" jawabnya dengan santai.
Kirania mencoba tidak berteriak dan menjaga mental dengan jawaban yang menurutnya menyebalkan. Itu bisa menghemat stamina yang seharusnya bisa dipakai untuk menggambar.
"Besok libur, ada rapat guru, kamu tahu, 'kan?"
"Iya, aku tahu. Ada pengumumannya di mading dan banyak yang omongin itu seharian ini."
"Iya, besok libur, dan aku yang bikin besok libur. Jadi, apa kamu besok bisa ikut aku ke TK?"
"Hn?"
Kirania yang fokus menggambar malah terganggu fokusnya. Dia sedikit bingung dengan apa yang dikatakan Rafan hingga pergerakan pensilnya terhenti.
"Tunggu, kamu bilang apa?" tanya Kirania memastikan.
"Besok ikut aku ke TK—."
"Bukan, bukan itu ... sebelumnya. Aku sudah tahu soal TK itu karena kemarin-kemarin juga kamu bahas itu."
Beberapa kali Rafan membahas TK dan anak-anak, Kirania tidak sebodoh itu untuk tidak sadar hal tersebut. Jika dipikirkan secara perlahan, gadis itu dapat memahami sedikit arti tindakan Rafan, walaupun selamanya ini dia hanya bisa mengira-ngira dan tetap baru dipastikan hari ini.
"Apa? Soal libur itu?" tanya Rafan.
"Iya, tadi kamu bilang kalau kamu yang bikin libur besok?"
"Oh, kamu bisa menangkapnya dengan hebat." ucap kagum Rafan, "Besok sebenarnya bakal ada perbaikan buat sekolah, dan perbaikan itu tadinya bakal diadain waktu liburan. Tapi, aku majuin jadi besok biar bisa libur."
"A-aa ..., ah, iya, terserah. Aku gak bakal kaget lagi sama apa yang kamu lakuin. Pasti semua itu gara-gara kekuatanmu."
"Memang benar, tapi tentu saja aku juga memikirkan semua sebab dan akibatnya. Itu tidak sembarangan aku ambil keputusannya." jawab Rafan membela diri.
"Hmn ..." Kirania sedikit memiringkan kepala dan berpikir dengan apa yang terjadi, "Sebenarnya, aku sedikit penasaran, kerjaan Ketua OSIS itu apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Berawal Dari Kepergok Masturbasi ...!
RomanceM A T U R E Content ...!! Spin off dari 'Mind Taster'. Mengambil latar 3 tahun setelah 'Mind taster', tapi kalian masih bisa menikmati cerita tanpa membaca karya tersebut. ...