Mall

5.5K 135 2
                                    


Setelah percakapan itu, Kirania dan Rafan pun melanjutkan perjalanan pulangnya. Hanya beberapa menit dari tempat sebelumnya untuk bisa sampai ke apartemen tempat tinggal Kirania. Jadi, tidak ada percakapan panjang lagi antara mereka.

Namun, sempat keluar satu pertanyaan dari Kirania, tentu saja itu adalah tentang kejelasan rencana Rafan kali ini. Walaupun laki-laki itu bilang untuk menjelaskan detailnya nanti, tapi Kirania ingin mengetahui setidaknya ide pokok milik Rafan.

"Aku bakal pergi ke TK, tempat banyak anak-anak di sana." Katanya sebelum pergi dan berpisah meninggalkan Kirania.

Gadis itu tidak mengerti apa hubungannya pembicaraan tentang kisah cinta dan botol sihir emosi positif dengan anak kecil. Tapi, dia juga tidak punya kemauan kuat untuk menanyakan itu sekarang.

Keesokan harinya, hari minggu.

Kirania adalah orang yang tidak mempunyai banyak hobi. Dia tidak seperti teman-temannya yang bisa menghabiskan waktu hari minggu dengan banyak kegiatan di luar, yang bisa gadis itu lakukan hanya melatih kemampuan gambarnya.

Akan tetapi, bukan berarti Kirania tidak pernah keluar. Dia juga cukup mandiri untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti hari ini, di tengah hari ketika cuaca cukup cerah, gadis itu sedang berjalan di dalam mall.

"Strathmore 400, pensil HB, sama grafit stik. Kayaknya itu saja buat sekarang."

Gadis itu sehabis pulang dari toko seni, dia membeli beberapa alat penting yang digunakannya untuk menggambar. Karena toko yang menjual barang seni cukup jarang ditemukan di lingkungannya, Kirania terpaksa mencarinya ke tempat jauh di mall ternama kota. Sisa barang langka lainnya bisa dia dapatkan dari toko online.

Kirania ada di lantai tiga, karena dia tidak membawa kendaraan pribadi, maka gadis tersebut perlu turun ke lantai dasar untuk keluar dari gedung tersebut.

"Hn?"

Di saat dia dalam perjalanan mencari eskalator turun, tidak sengaja matanya tertarik dengan toko buku.

Iya ... mungkin gak salah juga sih kalau sedikit jalan-jalan.

Kirania tidak membenci buku, tapi dia tidak begitu suka membaca. Terkadang di toko-toko tersebut dia suka melihat ilustrasi-ilustrasi gambar yang mungkin bisa jadi sumber inspirasinya. Walaupun di sana terdapat banyak tema dan style gambar berbeda, tapi yang Kirania lihat adalah ide kreatif si pembuat.

Karena gambar bagus juga masih gak cukup. Aku juga butuh referensi ide kreatif biar bisa dipandang banyak orang.

Batinnya sambil memasuki tempat tersebut.

Di dalam ruangan tersebut, dia mencium aroma khas buku. Itu cukup menenangkan dan menstimulan otaknya ke arah yang lebih nyaman.

Cover buku di sana tentu bermacam-macam. Dari yang bertema hitam putih maskulin, hingga penuh warna imut-imut. Untuk tema yang diambil lomba, Kirania biasa menggunakan gambar yang semi realis agar bisa dipandang banyak orang. Tapi, untuk sesuatu yang dia pamerkan di media sosial, gadis itu menggunakan tema yang imut.

Kirania sudah cukup puas melihat berbagai gambar di toko tersebut ia berniat untuk kembali setelah putaran terakhirnya.

"Hng?"

"..."

Namun, dia tidak sengaja bertemu seseorang di sana. Laki-laki yang berdiri tegak memandang salah satu buku di lemari dan kebetulan mata mereka saling bertemu. Wajah dan postur tubuhnya dapat diingat dengan jelas oleh Kirania. Pandangan datar dan garis muka khasnya tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun.

Cintaku Berawal Dari Kepergok Masturbasi ...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang