Kembali ke hari kemarin ketika Kirania dipergoki masturbasi. Itu terjadi pada sore hari di ruang ekskul gambar milik Kirania.
Ra-Rafan!? Tu-tunggu ... dari kapan kamu di sini?" Tanya gadis itu dengan panik.
"Hmn ...?" Dengungnya melihat ke arah lain sambil berpikir, "Dari tadi ...?"
Wajah laki-laki terlihat sedikit bingung. Tapi, pada dasarnya dia terlihat tenang, tidak sedikit pun dia gemetar atau pun gugup.
"A-a-apa kamu lihat aku barusan?"
Berbeda dengan si perempuan yang jantungnya terpacu setengah mati. Harga dirinya dipertaruhkan dari seluruh kebenaran pertanyaan tersebut.
"Lihat apa? Kamu yang barusan gesek-gesek di meja?"
"Hh!?"
Gadis itu kembali terkejut, kejadian ini membuat kepalanya kosong tak berfungsi. Badannya perlahan mulai turun dan jatuh ke posisi duduk, seluruh ruas tubuh yang lemas akibat masturbasi pun bertambah lemas ketika mendengar perkataan itu.
Ba-bagaimana ini ... ada laki-laki yang melihatku? Dan dia ketua OSIS ... apa aku bakal diusir? Apa aku bakal dilaporin ke guru? Ah~ ... gimana ini ... aku malu ... aku malu sampai mau mati ....
Isi batin gadis itu sambil menyembunyikan wajah dengan kedua tangannya.
"Enggak, aku gak lihat, kok." Jawab laki-laki itu.
"Huh!?" Reaksinya sambil mangap menekuk alis sambil menahan wajah lemasnya, dengan cepat dia menegakkan kepalanya menghadap dan melihat Rafan, "Bohong!? Bohong banget, terus dari mana kamu tahu itu?"
"Enggak, aku gak bohong. Aku gak lihat bagian pentingnya. Di sini gelap, jadi aku gak lihat benda di balik rok kamu."
"..."
Gadis itu kembali tunduk kebingungan, kepalanya yang tegak menghadap Rafan pun kembali lemas dan menghadap turun secara perlahan menatap lantai.
Bagian penting? Bagian penting itu ... apa? Aduh .... Tapi, dia sendiri bilang tahu kalau barusan aku beneran masturbasi .... Fakta itu saja sudah memalukan.
"Hmn ...."
Rafan yang melihat Kirania duduk membeku pun berpikir kalau dia tidak dibutuhkan lagi di tempat itu. Mengikuti pikirannya, laki-laki mulai mengeluarkan kunci dari saku, memasukkan ke lubang pintu dan membukanya untuk keluar dari sana.
*Ngiiik.
Suara decitan pintu cukup keras terbentuk. Bersamaan dengan tindakan Rafan, cahaya dan udara dari luar pun mulai masuk.
"Ngh!?" Respons Kirania yang memicingkan mata tersiram cahaya, "Ah!? Tunggu ...." Lanjutnya teriak pada Rafan yang berjalan tanpa dosa.
"Ada apa lagi?" Jawab Rafan yang kembali berbalik sembilan puluh derajat.
"Kya!?"
Namun, bukannya bicara dan menjelaskan maksud panggilannya barusan, Kirania malah menutup wajah dan berbalik menghindari tatapan ke arah Rafan.
"Huh? Kenapa kamu malah tutupin mata gitu? Alergi matahari?" Tanya Rafan yang bingung menghadapi sikap Kirania.
"Ka-kamu berdiri, Rafan!"
"Aku memang lagi berdiri dari tadi."
"Bukan itu ... maksudnya kamu yang ada di bawah."
"Huh?" Rafan masih bingung dengan ucapan Kirania. Dia mulai mencerna maksudnya dan mengikuti perintah untuk melihat ke arah bawah, "Oh ... ini. Tenang saja, ini bukan berarti aku berdiri gara-gara kamu, cuman sekadar peristiwa alam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Berawal Dari Kepergok Masturbasi ...!
عاطفيةM A T U R E Content ...!! Spin off dari 'Mind Taster'. Mengambil latar 3 tahun setelah 'Mind taster', tapi kalian masih bisa menikmati cerita tanpa membaca karya tersebut. ...