Pil KB?

19.1K 232 5
                                    

Kirania dibawa ke ruang tamu. Jujur saja itu adalah ruangan yang cukup berkelas dan termasuk dalam desain di perumahan elite kota kecil. Sofa empuk berwarna hijau tua, aksesoris barang antik pahatan kayu, lemari besar dengan isi gelas antik, dan salah satu aquarium isi lobster menghiasi suasana di sini.

Gadis itu duduk di sofa panjang untuk tiga orang, di depannya ada meja kopi dengan vas bunga kecil. Dia sedang menunggu Amalia yang membawa beberapa suguhan ke padanya.

"Nia ..." Panggil Amalia dari sudut ruangan yang sedang membuka lemari, "Kamu suka kue?"

"Ah, Kak ... gak usah repot-repot."

Kirania mengatakan hal untuk merendah sebagai adab tamu yang baik. Dia tidak menunjukkan semangat besar terhadap suguhan yang ditawari Amalia.

"Ehehe ...." Tawa Amalia datang membawa satu toples kue, "Maaf, di sini gak banyak makanan, aku sama Ivan juga gak terlalu suka simpan makanan."

Amalia ikut duduk di samping Kirania, dia dengan membuka toples tersebut dan menaruhnya di meja tepat di depan gadis tersebut. Tindakan agar Kirania dapat mudah meraih kue tersebut dan memperkecil rasa canggungnya.

"..."

Tapi, kue tersebut tidak disentuh sama sekali. Gadis tersebut termenung diam dan melamun tidak merespons secara aktif kehadiran Amalia.

"Hmn ...." Amalia memandangnya sedikit khawatir sambil berpikir, "Nia ..." Lalu dilanjut memanggil gadis itu.

"Iya, Kak?"

"Kamu mau K*ranti?"

"..."

Eh?

Kirania membuka mata lebar, dia melihat Amalia dengan wajah bingung sedikit terkejut.

"Kamu lagi mens, 'kan? Apa kamu lebih sering pakai obat tablet kayak ibuprofen atau pil KB?"

Pil KB?

Sesaat Kirania membeku kaget ketika mendengar kata tersebut. Tapi, logika lebih cepat kembali untuk merespons dan menjawab tawaran barusan.

"Enggak, kok ... aku gak apa-apa."

"Hn-hmn ..." Dengung mulut Amalia yang kemudian mulai memundurkan kepalanya, "kalau kamu misalnya butuh obat atau ngerasa gak nyaman, bilang saja."

"Aku gak apa-apa, kok. Sebenarnya aku malah gak ngerasa sakit sama sekali."

"Gak sakit? Kalau gak salah kamu baru hari kedua, 'kan?"

"Aku juga gak tahu ..., tapi sebenarnya aku tipe yang gak ngerasa sakit waktu mens. Paling cuman sedikit keram di hari pertama, ke sananya gak kerasa apa-apa." Ucap Kirania menjelaskan.

"Woah ... jadi ada juga yang kayak begitu?" Respons Amalia sedikit menganga mengetahui hal baru, "Enak, yah ... kalau begitu kamu gak usah cape-cape minum obat mens biar gak sakit."

"Aku malah iri sama orang normal yang bisa merasakan sakit mens. Waktu kumpul sama perempuan, kadang aku gak bisa ikut ngobrol ngomongin pengalaman mens."

Beberapa kali topik pembicaraan perempuan adalah topik seputar tubuhnya. Banyak dari mereka yang tidak nyaman membicarakan ini dan lebih senang bertukar pikiran dengan teman-teman yang jumlahnya lebih banyak. Namun, di kelas sendiri hanya Kirania yang tidak merasakan sakit, sebagian besarnya cenderung mengeluh dan berbagi keluh kesah ketika mengalami menstruasi.

"Gak enak, lho ... sakitnya kadang bisa bikin aku susah mau ngapa-apain."

"Iya ... itu, aku gak ngerti perasaan sakitnya, jadi aku sekarang bingung mau ngomong apa." Ucap Kirania merendah.

Cintaku Berawal Dari Kepergok Masturbasi ...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang