Kerja Sama

23.9K 346 9
                                    


Sekolah dibagi menjadi dua area. Pertama, bagian barat yang terdapat tiga gedung kelas utama untuk setiap angkatan lengkap dengan fasilitas umum seperti kamar mandi, kantin, dan lapangan olahraga. Lalu yang kedua, bagian timur yang terdapat berbagai tempat khusus seperti ruang OSIS, ruang ekskul, ruang guru, perpustakaan, lab komputer, lab IPA, taman hijau, dan tempat parkir.

Kedua area tersebut dibatasi oleh aula besar yang berada di tengah, tempat yang biasa dipakai sekolah ketika ada acara seperti seminar. Untuk menghubungkan semua tempat tersebut, ada lorong panjang dibangun di sekitar hingga membentuk jalur khusus. Orang-orang pun dengan mudah berjalan di sisi taman, di sisi lapangan, dan tentu saja melintas dari gedung satu ke gedung lain.

Intinya, bagian barat biasa ramai oleh siswa, sedangkan bagian timur hanya terdapat beberapa orang yang punya urusan khusus.

Kini Kirania berada di lorong area timur, berdiri dan berbicara dengan Rafan ketua OSIS.

"Huh? Gimana? Kamu bisa bikin semua orang suka? Maksudnya gimana?" Tanya Kirania yang masih bingung arti ucapan laki-laki itu sebelumnya.

"Maksudnya persis sama yang aku ucapin, setiap orang yang melihatku pasti akan menyukaiku. Sama kayak kejadian sihir kamu tentang masturbasi, aku juga ngerasa kalau kemampuan itu adalah bentuk dari sihir."

"Eh?" Kembali wajah Kirania menjadi bingung mendengar ucapan Rafan, "Tunggu, tunggu sebentar, aku mau mikir dulu." Ucapnya sambil satu tangan memegang kepala dan satunya lagi dijulurkan sambil membuat gesture 'stop'.

Belakangan ini Kirania mengalami banyak hal dalam waktu singkat, dimulai kesialannya kepergok masturbasi, bertemu Rafan yang menyebalkan, kambuh ingin masturbasi waktu presentasi, dibantu oleh Rafan, hingga sekarang tiba-tiba dijelaskan kalau itu semua adalah sihir.

Rafan bisa membuat orang di sekitar menyukainya? Menyukai di sana itu artinya suka menjadi kagum atau suka dalam arti cinta?

Otak Kirania yang pas-pasan ini dipaksa kerja keras, gadis itu tidak ahli dalam berpikir dan memecahkan masalah. Oleh sebab, dia butuh waktu mencerna kata-kata Rafan yang menurutnya rumit.

Tapi, tunggu ... jika apa yang dikatakan Rafan itu benar, maka tindakan aneh Intan jadi masuk akal. Seperti dia yang mengagumi laki-laki itu walaupun sebenarnya tidak terlalu hebat.

"Hn?" Kirania mulai melirik Rafan, ekspresi kaget bercampur bingung sambil mengangkat alis ia tunjukkan.

" ... Ada apa?" Lalu laki-laki itu bertanya sebagai responsnya.

"Cu—." Gadis itu ingin mengucapkan sesuatu, tapi tersendat di satu vokal.

"Cu—?" Rafan mengulang ucapan tersebut sambil meninggikan nada karena refleks.

"Curang ...!!" Teriak Kirania cukup keras menggelegar sesaat di lorong tersebut.

Suasana di tempat itu dari awal sepi, kegaduhan sekolah juga tidak akan membuat teriakan Kirania menjadi trending. Tapi, hal tersebut sudah cukup untuk membuat Rafan kaget dan menutup mata sebagai responsnya.

"Apanya curang?" Tanya Rafan setelah membuka mata dan sedikit tenang.

"Kamu ... kamu curang, curang banget. Kenapa kamu punya kemampuan enak yang bikin kamu dipuja-puja. Ah ... aku ngerti sekarang, kenapa kamu begitu sombong, kenapa semua orang selalu belain kamu, kenapa cuman aku yang anggap kamu bodoh. Itu semua kekuatan kamu?"

"Iya ... bisa dibilang begitu."

"Curang ....!!"

"..."

Cintaku Berawal Dari Kepergok Masturbasi ...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang