Kirania dan Rafan sudah sampai di TK tersebut. Tempat itu tidak memiliki gedung besar, tapi memiliki luas tanah yang luas. Sebagian besar area di sana diisi dengan taman bermain, sedangkan bangunan utamanya hanya menempati satu per tiganya.
"Hn? Hubungannya kita pergi ke TK?" ucap ulang Rafan yang mengulangi pertanyaan Kirania.
Mereka berdua ada di depan pagar pembatas sebelum memasuki area TK. Kirania menanyakan isi kejanggalan hatinya sebelum benar-benar masuk ke sana.
"Iya, perasaan dari awal aku juga sudah tanya ini. Kenapa kamu malah jelasin panjang sesuatu yang makin jauh dari apa yang aku tanya."
"Itu karena penjelasannya memang panjang." jawab Rafan secara spontan, "Tapi ..., memang salahku juga karena gak lanjut jelasin sampai situ."
"Iya, kamu memang salah, Raf."
"..."
Pernyataan yang membenarkan itu membuat Rafan sedikit kesal karena telah merendah. Tapi, itu semua hanya dirasa sekilas, dengan cepat emosi laki-laki itu bisa dikendalikan agar tidak meluap keluar.
"Oke, tentang kelanjutannya ... mungkin bakal lebih cepat kalau kamu lihat sendiri apa yang aku lakukan nanti."
*Ngik.
Ucap Rafan sambil membuka pintu pagar TK yang berdecit.
"..."
Kirania sedikit melirik Rafan kala itu, wajahnya terlihat serius walaupun sekarang dia ada di tempat penuh tawa kanak-kanak.
Setelah masuk ke wilayah TK, mereka tidak langsung menuju taman bermain yang dipenuhi anak kecil. Melainkan, Rafan lebih dulu menuntun Kirania ke bangunan utama untuk bertemu dengan penanggung jawab di sana.
"..."
Kirania sekali lagi melirik-lirik sekitar. Bangunan itu memiliki corak cat unik dan berwarna cerah. Berbagai gambar dan karakter nuansa anak-anak terlukis menghiasinya. Warna biru, kuning, merah, dan hijau yang dominan membuatnya nyaman dilihat.
*Knock, knock ....
"Permisi ...." ucap Rafan sambil mengetuk.
Pintu di sana sebenarnya sudah terbuka, orang yang bersangkutan seperti memang membiarkan pintu itu terbuka.
"..."
"..."
Tidak ada jawaban dari dalam bangunan TK itu. Walaupun terbuka, tidak ada sesosok manusia yang lewat di dalam sana.
*Knock, knock ....
"Permisi ...."
Rafan mencoba mengulang perbuatannya, kali ini sedikit lebih keras karena bisa saja yang pertama tidak terdengar.
"Iya, ada apa, iya?"
"Hh!?"
"...!?"
Tiba-tiba Rafan mendapat jawaban dari salamnya. Namun, jawaban tersebut tidak diperkirakan dan membuat Kirania dan Rafan cukup terkejut dibuatnya.
"Di sini mau cari apa?"
Orang yang bertanya itu muncul dari belakang, bukan dari dalam bangunan TK. Dia datang karena melihat Rafan dan Kirania dari kejauhan masuk ke halaman barusan.
Mendapat jawaban tersebut, Rafan pun dengan segera berbalik menghadap ke sumber suara.
"Aa ... di sini ada bu Indra?" tanya Rafan pada wanita di depannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Berawal Dari Kepergok Masturbasi ...!
RomanceM A T U R E Content ...!! Spin off dari 'Mind Taster'. Mengambil latar 3 tahun setelah 'Mind taster', tapi kalian masih bisa menikmati cerita tanpa membaca karya tersebut. ...