[114] Ah?

5.2K 998 109
                                    

Gu Yu segera mengakui kesalahan tetapi Bo Shangyuan yang entah tidak melihatnya atau marah belum membalas.

Gu Yu menunggu beberapa saat, lalu memutuskan mengganti sepatunya dan pergi ke pintu sebelah.

Dia sengaja tidak membawa kuncinya.

Begitu berdiri di luar pintu rumah Bo Shangyuan, dia dengan hati-hati mengetuk pintu. Seperti yang diduga, tidak ada jawaban.

Gu Yu masih berdiri selama satu atau dua menit, lalu mengetuk pintu lagi.

... Masih belum ada jawaban.

Dia mengulangi hal yang sama untuk ketiga kalinya, dan tiba-tiba pintu dibuka dari dalam, menampakkan wajah Bo Shangyuan tanpa ekspresi.

Melihat penampilannya, Gu Yu langsung mendapat jawaban.

... yah, dia marah.

Di bawah iluminasi cahaya di atas kepala, bulu matanya panjang dan padat membentuk bayangan pada kelopak mata.

"Kuncinya."

Gu Yu berbohong, "Lupa."

Alis Bo Shangyuan bergerak sedikit dan menatapnya tanpa bicara.

Kebohongan lumpuh semacam ini hanya berlaku pada Duan Lun dan Shen Teng.

Gu Yu berkedip dan bertanya dengan hati-hati. "... Apa kau marah?"

"Tidak."

Gu Yu tertegun.

... yah, sepertinya sangat marah.

Dia kemudian meraih dan meremas jari-jari Bo Shangyuan.

Ekspresinya meyakinkan. "Aku salah."

Bo Shangyuan tidak bergerak, juga tidak mendorong tangannya.

Gu Yu beralih menggenggam lengannya. "Jangan marah, tidak akan aku ulangi lagi."

Raut wajah Bo Shangyuan sedikit santai. "Apa yang kalian lakukan hari ini?"

Karena takut Bo Shangyuan salah paham, Gu Yu dengan cepat menjawab. "Bermain game di rumah."

"Berdua?"

Gu Yu mengangguk tanpa ragu. "Yah, aku bersamanya ..."

"Berdua di satu ruangan?"

Gu Yu mengangguk lagi tanpa ragu. "Ya ..."

Belum selesai, dia tiba-tiba menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.

Dia dengan was-was menatap Bo Shangyuan.

Benar saja, seperti yang dia duga, wajah Bo Shangyuan menggelap.

"Sudah larut, pergi tidur."

Setelah itu, dia berbalik dan menutup pintu.

"..."

Gu Yu menatap pintu yang tertutup dan terdiam lama.

Dia pun berbalik ke rumah dengan lesu.

Ketika masuk ke kamar, dia mengambil ponsel dan mengirim sebuah pos.

[ Bagaimana jika boyfriend-ku marah? ]

Setelah posting dikirim, dia segera mendapat beberapa tanggapan.

1L [ Omong kosong, tentu saja, putus! Lelaki yang bersikap feminin tidak layak dikencani! ]

2L [ ^ Benar. ]

3L [ ^ Bagus. ]

4L [ ^ Duain. ]

[END] I Won't Fall in Love with School BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang