Sebuah toko tampak mulai dibuka oleh sang pemilik dengan menggunakan kunci miliknya. Dia juga mengecek isi dalam toko itu dan berbicara dengan orang yang paling dipercayai olehnya.
"Yoona'ah, aku mendapatkan laporan kalau kemarin pesanan telat untuk di antar"
"Nde, Ahjumma. Cuaca hujan di sore hari membuat kurir memilih untuk menepi sebentar sambil menunggu hujan reda"
"Kau perlu mencari pegawai baru lagi. Kita memiliki mobil pengantar. Kenapa tidak menggunakannya?"
"Kurir kita masih dalam tahap belajar mengemudi. Dia akan segera mendapatkan surat izinnya minggu depan"
"Tapi apa gunanya hanya memiliki kurir satu saja? Kau harus mencari tambahan pegawai, kalau bisa tulis persyaratannya bisa mengemudikan mobil. Pasti banyak yang menginginkan pekerjaan itu"
"Ahjumma, tidak bisakah kau bersabar sedikit? Kurir kita yang satu itu........."
"Tidak. Aku memerlukan kriteria lain untuk jasa pengantar toko ini. Cari pegawai pria dan wanita yang bisa menjual serta mengantar bunga-bunga ini dengan tepat waktu. Tentu saja dengan penampilan yang menarik"
"Ahjumma......."
"Setelah itu, kau bisa memecat kurirmu itu. Aku tidak membutuhkan pegawai sepertinya lagi"
Yoona tidak bisa berbicara apapun lagi karena orang yang disebutkan sang pemilik sudah mendengar semuanya sejak tadi.
"A-annyeonghaseyo..." Lelaki berkacamata itu membungkukkan badan. Tapi sang pemilik toko tidak menanggapinya. Dia langsung berjalan keluar meninggalkan keheningan di sana.
"Noona, apa ada yang bisa ku antar lagi hari ini?" Ucap lelaki itu sambil menunjukkan senyumnya.
"Nde. Biar ku cek sebentar" Yoona menuju meja counter dan memeriksa buku catatannya. Dia sesekali melirik ke arah lelaki itu yang sedang melihat-lihat bunga di sekitarnya.
"Minseok'ah, apa kau mengantar perempuan itu ke rumahnya semalam?" Yoona bertanya hal lain.
"Nde. Dia bersekolah di tempat yang sama denganku"
"Eoh? Benarkah? Apa kalian sudah banyak berbicara kemarin?"
"Tidak. Sepertinya phobia yang kau bilang itu, sangat berpengaruh padanya sampai dia tidak menjawab satu pertanyaan pun dariku"
"Dia sudah seperti itu sejak Ayahnya meninggal. Kebetulan sekali kau mengantar ke alamat yang melewati pemakaman itu"
"Jadi dia setiap bulan datang untuk membawa bunga itu untuk Ayahnya?"
"Nde. Aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri. Dia sangat baik dan berani untuk bergaul dengan siapapun"
"Ahh, benarkah?"
"Nde. Minseok'ah, mengenai ucapan Ahjumma tadi........"
"Aku baik-baik saja, noona. Mungkin memang pekerjaan seperti ini tidak terlalu cocok untukku. Aku akan mengecek barang yang datang kemarin. Panggil aku di saat kau sudah selesai mencatat alamat yang akan ku tuju hari ini"
"A-arasseo..." Yoona membiarkan dia pergi ke belakang ruangan. Ada penyesalan darinya karena harus membahas hal tadi dengannya.
Minseok menghela nafas pelan saat sudah berada di ruang penyimpanan barang. Dia melihat ke arah sebuah cermin yang terpasang di sana. Dia berdiri di depannya sambil memandangi dirinya yang tidak mempunyai ketertarikan pada penampilan. Siapa yang mau mempekerjakan lelaki gemuk sepertiku lagi? Ucapnya di dalam hati.
…………
Waktu istirahat di sebuah sekolah banyak dimanfaatkan para siswa untuk saling mengobrol dan bercanda dengan teman-temannya. Ada juga yang memanfaatkan lapangan sekolah untuk kegiatan berolahraga melepas penat dalam belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Show Me Your Love
Fanfiction[COMPLETED] Kim Namjoo dan Kim Minseok, yang tidak sengaja bertemu lalu mengenal satu sama lain. Perasaan mereka mulai berkembang satu sama lain tapi tidak ada yang bisa mengungkapkannya secara langsung. Sampai suatu ketika, sebuah kejadian membuat...