Love

166 11 27
                                    

--Sebuah rumah--

Yeri tampak masuk dari pintu utama. Dia berjalan perlahan ke arah kamarnya sambil memperhatikan sekeliling. Langkahnya terhenti saat mengetahui sang Ibu sedang duduk di area ruang tamu. 

"Eomma, kau mengejutkanku....."

"Kenapa kau tiba lebih cepat hari ini? Apa Kakakmu ada di rumahnya?" Ucap wanita paruh baya sambil menurunkan kacamata bacanya. 

"Nde. Tapi dia langsung pergi tadi. Sepertinya dia akan menghadiri acara pernikahan temannya"

Ibunya hanya menjawab dengan anggukan di kepalanya. Dia kembali membaca surat kabar yang dipegangnya sejak tadi. Yeri berjalan mendekat untuk duduk di sebelahnya. 

"Eomma, aku sudah memberitahukan penyakitmu pada Minseok oppa"

"Mwo?" Wanita itu dengan cepat menurunkan koran untuk melihat ke arah anaknya. 

"Aku tidak bisa menutupinya lagi. Bagaimana bisa kau menyuruhku untuk mengambil uangnya secara diam-diam selama satu bulan ini? Kau pasti tahu kalau Minseok oppa sangat peka pada hal-hal semacam itu"

"Tapi kenapa kau harus memberitahukan hal itu padanya? Bagaimana responnya tadi?"

"Dia sangat terkejut. Dia mengatakan akan datang ke sini nanti malam. Kau sebaiknya tidak berbohong lagi padanya, Eomma"

Ibunya menghela nafas pelan seakan tidak menyukai keputusan anak perempuannya ini. Dia melipat surat kabar dan menaruh kacamata bacanya ke meja di sebelahnya. Selagi dia berpikir mengenai penjelasan yang akan di utarakan nanti malam, pintu utama rumah sudah terbuka. 

"Oppa....." Yeri berdiri dari duduknya lebih dulu dan disusul oleh sang Ibu yang juga terkejut melihat orang yang baru saja mereka bicarakan, sekarang sudah berada di dalam rumah bersama dengan seorang wanita yang berjalan perlahan di belakangnya. 

"Eomma, bagaimana keadaanmu?"

"Eoh? Aku? Aku baik-baik saja. Kenapa kau datang mendadak seperti ini tanpa mengabariku lebih dulu, Minseok'ah?" Sang Ibu bersikap tenang. 

"Aku sudah mendengarnya dari Yeri tadi pagi. Sekarang aku ingin mengetahui lebih jelasnya langsung darimu. Sejak kapan kau mulai berencana untuk menutupi penyakitmu dariku?"

"Sejak beberapa bulan yang lalu"

"Mwo? Eomma, bagaimana bisa kau.........."

"Aku tidak ingin membuatmu khawatir, Minseok'ah. Lagipula penyakitku juga tidak separah yang kau kira"

"Apa kau pikir aku tidak tahu seberapa sering kau hampir tidak sadarkan diri selama ini?"

Ibunya sontak melihat ke arah Yeri. Dia tidak tahu seberapa jauh anaknya ini sudah menceritakan masalah penyakitnya kepada sang Kakak.

"Eomma, aku tahu ada alasan lain kenapa kau bisa menutupi hal ini dariku. Apa aku harus membawamu ke Rumah Sakit sekarang untuk mengetahui seberapa parah penyakitmu itu?"

Ibunya mulai terdiam. Suasana menjadi canggung bagi Namjoo yang hanya bisa berdiri mendengarkan keluarga ini saling berbicara sejak tadi. Yeri tampak melihat gelagat dari Namjoo dan mulai mempunyai rencana supaya sang Kakak bisa lebih leluasa mengobrol dengan Ibunya. 

"Eonnie, kita bertemu lagi" Yeri mulai menghampiri Namjoo. 

"Nde? N-nde..."

"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu"

"Nde?"

"Kita bisa ke kamarku sekarang. Kurasa kau akan senang melihat koleksi alat rias yang ku punya di sana" Yeri menarik tangan Namjoo sampai dia mengikuti langkahnya. Namjoo sedikit membungkukkan badan saat melewati Ibu Minseok yang pandangannya selalu mengikuti kemana dia pergi. 

Show Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang