Sebuah rumah....
Ibu Namjoo tidak bisa berhenti tersenyum saat sang anak dan suaminya sedang bermain dengan banyak anjing di sebuah tempat penampungan hewan yang sering mereka kunjungi bersama. Dia akhirnya bisa merasakan kebahagiaan saat sang anak sudah menerima kehadiran Ayah tirinya dengan baik. Pria itu selalu membantu proses pemulihan Namjoo di saat mengalami pembullyan beberapa tahun yang lalu.
"Appa, lihatlah..." Namjoo tampak memegang dua kaki depan seorang anjing dan membawanya untuk berdiri. Tinggi anjing itu hampir sama dengannya.
"Oooo, hebat sekali" Ayah Namjoo menanggapi anaknya sambil menggendong seekor anjing yang lebih kecil di kedua tangannya.
Suara bel berbunyi, para anjing itu langsung masuk ke dalam sebuah rumah karena tepat jam makan siang. Namjoo menghampiri Ibunya yang sedang berbicara dengan karyawan di tempat itu.
"Eomma, dimana kau meletakkan bekal makan siangku?"
"Di dalam mobil. Aku lupa untuk mengeluarkannya. Jangan makan bersama para anjing itu. Kau harus makan di sekitar taman ini"
"Waeyeo?"
"Mereka harus beristirahat setelah ini karena wabah penyakit pada hewan sedang berdatangan seiring cepatnya perubahan cuaca" Seorang karyawan menjelaskannya kepada Namjoo.
"Arasseo...." Namjoo berjalan lemas ke arah sang Ayah untuk meminta kunci mobil.
"Apa dia masih butuh pemulihan seperti ini, Nyonya?" Salah satu karyawan bertanya pada Ibu Namjoo.
"Nde. Aku berharap dia bisa pulih dengan cepat kali ini. Aku tidak ingin dia terlalu lama berlarut pada traumanya itu"
"Kau pasti sangat sedih melihat kondisinya masih sama seperti dulu"
"Benar. Tidak ada yang bisa ku lakukan selain mengajaknya ke perkebunan luas seperti ini untuk menyegarkan pikirannya dari masalah phobia nya itu"
"Apa dia tidak memiliki kekasih, Nyonya?"
"Setahuku tidak..."
"Bukankah dia sudah berusia 24 tahun? Seharusnya dia bisa hidup mandiri sekarang"
"Aku tidak ingin memaksanya seperti itu. Hanya dia anakku satu-satunya dan aku tidak ingin hal buruk kembali terjadi di hidupnya"
Mereka mengedarkan pandangan ke area taman dan mulai membicarakan hal lain.
Sementara itu, Namjoo sibuk mengeluarkan satu tas besar dari dalam mobilnya. Ponselnya yang berbunyi di saku jaketnya, di abaikannya.
"Biar ku bantu" Sang Ayah menghampiri.
"Tidak perlu, Appa. Aku bisa sendiri" Namjoo menutup pintu mobil.
"Ponselmu berbunyi, kenapa kau tidak mengambilnya?"
Namjoo menghiraukan pertanyaannya dan mulai berjalan setelah menyerahkan kembali kunci mobil padanya.
Dia tidak menyadari kalau Ayahnya membuka kembali pintu mobil untuk mengambil ponsel Namjoo yang masih berbunyi.
"Halo?"
"Nde, A-annyeonghaseyeo..." Terdengar suara seorang pria di ujung telepon.
"Kim Minseok?"
"Nde, ini aku. Apa Namjoo sedang sibuk, Tuan?"
"Tidak. Tapi dia mengabaikan panggilan teleponmu lagi"
"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengetahui keadaannya"
"Dia baik-baik saja. Sudah 2 minggu kami selalu bersama. Dia juga akan kembali ke rumahnya bersama dengan sahabatnya besok"

KAMU SEDANG MEMBACA
Show Me Your Love
Fanfiction[COMPLETED] Kim Namjoo dan Kim Minseok, yang tidak sengaja bertemu lalu mengenal satu sama lain. Perasaan mereka mulai berkembang satu sama lain tapi tidak ada yang bisa mengungkapkannya secara langsung. Sampai suatu ketika, sebuah kejadian membuat...