DELAPAN - DADDY DAN GOO YANG SAKIT

17K 1.7K 114
                                    

Malam ini Jihye dipusingkan oleh sang suami dan sang anak yang sama-sama sakit karena demam.

Mulanya hanya terjadi pada Jungkook sebab pria itu bekerja semalaman tanpa tidur, kemudian saat pulang bekerja hujan mendadak datang padahal waktu itu ia tengah memakai motor ninjanya.

Gukie nekat mendekati sang ayah. Memberi banyak kecupan mematikan berharap ayahnya cepat sembuh dan bisa bermain berdua lagi.

Sudah berkali-kali Jihye melarang, tapi si kecil itu tetap ngeyel dan merengek. “Goo tidak mau daddy sakit. Kasihan,” katanya malam kemarin.

Dan sekarang, Gukie ikut terserang demam karena terlalu banyak memberi kecupan di sekujur wajah sang ayah.

Seharian wanita itu menghabiskan waktu di dalam kamarnya untuk merawat kedua jagoannya yang terbaring lemah. Yang paling membuatnya pusing ketika Jungkook dan Gukie sama-sama mengigau dalam waktu bersamaan.

Memang begitu. Jungkook dan Gukie selalu meracau tidak jelas saat sedang sakit, dan Jihye dibuat kewalahan karena hal itu. Ditambah Gukie yang merengek ketakutan karena mendapati mimpi buruk di tengah badannya yang panas.

Setelah membuat bubur dan susu, serta menyiapkan obat untuk kedua jagoannya, Jihye lekas membawa nampan itu menuju kamar.

Posisi tidur Jungkook dan Gukie berjarak sangat jauh sebab di tengah tempat tidur diisi oleh Jihye nantinya.

Jihye meletakkan nampan di atas nakas perlahan. Kemudian membangunkan sang suami dengan lembut setelah ia mendaratkan bokongnya di bibir ranjang.

Jungkook menggeliat tidak nyaman, lalu membuka mata perlahan. Akan tetapi, ia kembali tertidur usai meraih pinggang sang istri dan memeluknya sementara Jihye tetap duduk di bibir ranjang.

Wanita itu mengusap rambut lepek Jungkook. “Oppa, ayo bangun. Makan dulu, ya?”

Jungkook menggeleng dan menyenbunyikan kepalanya di punggung bawah sang istri, membuat Jihye membuang napas dalam.

Oppa ... aku bukan cuma mengurusmu. Gukie juga sakit. Jangan seperti anak kecil,” kata Jihye sabar, lantas menyingkirkan lengan Jungkook dari pinggangnya dan memaksa pria itu untuk bangun.

Setelah Jungkook berhasil didudukkan dan bersandar pada kepala ranjang, Jihye lekas mengecek suhu tubuh sang suami dengan punggung tangan yang menempel pada kening itu.

“Jangan rewel. Kau tahu aku sedang hamil.” Jungkook tidak menjawab dan memilih untuk mengalah dari omelan kecil sang istri.

Mulut pucat dan keringnya menerima suapan pertama dari Jihye, kemudian ia memijat pelipis karena kepalanya kembali pusing.

“Sudah aku bilang untuk memakai mobil saja, tapi kau ngeyel.” Jungkook lagi-lagi membisu saat sang istri mulai cereewet, lagi. “Kau memang tidak pernah bisa mendengarkanku,” tambahnya lalu memasukkan satu sendok bubur ke dalam mulut Jungkook.

“Aku punya telinga,” jawab Jungkook serak.

Jihye menghela napas. “Tapi tidak pernah menuruti kemauanku.”

Diam lagi. Jungkook tahu saat ini istrinya tengah dalam mode mengerikan, dan agaknya jika ia menjawab Jihye pasti akan menyerangnya dengan beribu kalimat pedas lainnya.

“Besok aku akan memanggil Dokter Jung untuk datang. Aku tidak mau tahu,” kata Jihye lagi setelah Jungkook menolak untuk disuapi.

Jihye meletakkan mangkuk berisi bubur punya Jungkook. Kemudian wanita itu membantu sang pria meminum beberapa obatnya.

“Mau mandi?” Jungkook menggeleng, lantas mengambil posisi tidur dan bergelung dengan selimut.

Wanita Park itu lekas berpindah ke tempat Gukie sekarang sambil membawa mangkuk bubur (bukan sisa dari Jungkook) dan obat sirup.

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang