DUA PULUH DELAPAN - KUE NASTAR

15.6K 1.5K 286
                                    

Masih dalam masa karantina. Jihye kini sibuk membuat kue nastar yang ia lihat melalui aplikasi youtube.

Membayangkan bagaimana bosannya anak sulung mereka membuat Jihye merasa kasihan tapi gemas secara bersamaan sebab Gukie pasti akan merengek dengan air mata yang memenuhi pipinya.

Pukul satu siang, selagi Gail tertidur pulas dan Gukie sibuk menonton film di ruang keluarga bersama sang ayah, Jihye tetap fokus pada pekerjaannya.

"Mommy, Goo mau kuenya lagi!" teriak anak itu dari ruang keluarga. Kemudian Gukie menunjukkan toples di pangkuannya yang sudah kosong sembari meringis memamerkan gigi-gigi susunya.

"Iya, sebentar. Nastarnya masih di dalam oven." Jihye melihat bibir mungil Gukie mengerucut sebal. "Sabar, Sayang ... sebentar lagi, ya?"

Mencoba menarik perhatian Gukie dari nastar, Jungkook mengganti kanal televisi menjadi kartun How to Train Your Dragon. "Coba Hyung lihat ini," katanya.

Gukie langsung mengatensikan maniknya pada layar besar televisi dan menikmati film tersebut. Akan tetapi, bahunya merosot kesal dan mendongak untuk menatap sang ayah yang pahanya ia duduki.

"Tapi Goo tidak bisa menonton kalau tidak makan kuenya."

Sedikit informasi, Gukie memang harus selalu mengunyah camilan saat sedang menonton film di ruang keluarga. Maka dari itu, setiap siang Jihye berkutat di area dapur untuk membuatkan camilan khusus untuk mengisi perut anaknya. Jadi, kalau nastarnya habis saat film baru berjalan lima belas menit, yang patut disalahkan adalah sang ayah sebab sejak tadi diam-diam mencuri kue bulat itu.

Jungkook memeluk Gukie dengan gemas dan mengecup pipi anak itu sampai Gukie harus memiringkan kepala dan merasa kegelian.

"Jangan bawel, kasihan mommy," katanya. Jungkook mengangkat tubuh berat Gukie dan mendudukkan anaknya di atas sofa, sementara itu Jungkook kini berdiri. "Duduk dulu. Daddy akan bantu mom di dapur agar cepat selesai."

Gukie menurut dengan anggukan cepat. Lantas pria Jeon itu menghampiri sang istri yang sibuk membulatkan nastar. Berdiri di samping aang istri, ia lekas mencuri kecupan di pipi Jihye. Tangan kirinya mendarat di pantat sintal Jihye dan meremas kencang—Jihye refleks menoleh ke arah ruang keluarga untuk memastikan bahwa Gukie merasa nyaman dengan tontonan di televisi.

"Serahkan kue nastarnya pada Gukie." Jihye menunjuk toples berisi nastar yang baru saja matang. Namun, Jungkook sengaja tidak menghiraukannya dan terus meremas pantat istrinya sampai berpindah ke area sensitif wanita itu. "Jangan nakal! Ada Gukie di sana!"

"Siapa yang nakal? Aku atau kau yang sengaja memakai gaun tidur di siang hari?"

"Ya aku mana sempat mandi dan ganti baju. Sejak pagi Gail rewel, Gukie juga tidak mau ditinggal. Ayahnya apalagi! Sudah besar tapi lebih manja dari anak-anaknya."

"Aku kan cuma bisa begitu denganmu," kata Jungkook sambil memanyunkan bibir. Akan tetapi, tangannya masih bergerak nakal mengusap kemaluan Jihye di balik celana dalam.

Merasa risih, Jihye kemudian menepis tangan Jungkook hingga terlepas dari area intimnya. "Anakmu bisa menangis kalau kau tidak segera menyerahkan kue nastarnya!"

Jungkook berdecak dan mengambil toples berisi nastar buatan istrinya tersebut. Tapi bukannya menyerahkan kepada sang anak, Jungkook malah memakannya seorang diri sampai habis.

"Daddy!" pekik Jihye jengkel. "Kau itu kurang ajar sekali. Bisanya cuma membuat Gukie menangis."

"Aku kan juga mau," jawab Jungkook ikut kesal. "Bisa tidak sih sehari saja perhatian padaku?"

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang