Perut Jihye kian membesar hingga memaksa dirinya untuk mengenakan pakaian-pakaian sang suami atau hanya memakai bra dan celana dalam saat ada di dalam kamar atau saat Bibi Han tidak bekerja.
Sore ini setelah memakai kemeja Jungkook, Jihye memasuki kamar Gukie untuk membangunkan anak itu yang tertidur sangat lelap bersama Gail di sampingnya.
Sejenak wanita itu mengecupi pipi bulat anak pertamanya. Sebelum tidur siang, Jihye sempat memarahi Gukie sampai anak itu menangis. Hal itu dikarenakan Gukie mengajak sang adik berlari-lari hingga mengakibatkan Gail terjatuh dan lutut kirinya terluka.
"Goo, bangun ... ayo, mandi. Sebentar lagi daddy pulang." Sayangnya, anak sulungnya itu sama sekali tak mendengar. Sama seperti sang ayah yang amat sulit untuk dibangunkan. Bukannya bangun, Jungkook dan Gukie justru mengamuk saat Jihye mencoba membangunkan mereka. "Kalau tidak bangun Mommy kunci pintunya, ya? Goo diam di sini sampai besok. Mau?"
"Mommy ...," rengek anak itu jengkel. Gukie langsung terbangun. Bibirnya mengerucut sebal, sementara matanya masih menyipit.
"Mandi. Mommy kan sudah bilang, berhenti main play station. Sekarang masih mengantuk, bukan? Tidak boleh main play station lagi!" omel sang ibu kemudian melepas kaos yang Gukie kenakan dan membawa anak itu ke dalam kamar mandi. "Lepas celananya, setelah itu pipis. Mommy siapkan air dulu."
"Iyel tidak diganggu tidurnya!" dumal Gukie manakala Jihye mengisi air di dalam bathup.
Jihye menoleh. "Siapa yang membuat Iyel menangis?"
"Bukan Gukie," jawabnya membela diri. "Goo kan tidak menyuruh Iyel jatuh."
"Siapa yang mengajak Iyel lari-lari di halaman belakang?" tanya sang ibu lalu menyuruh Gukie memasuki bathup sementara dirinya duduk di bibir bathup.
Gukie mendongak untuk menatap sang ibu. "Gukie. Tapi Iyel tidak menolak Goo ajak lari-lari." Jihye hanya mendengus, lantas mengelap wajah anaknya. "Mommy, Goo tidak suka! Sakit, ada busa!" Sulit sekali memandikan Gukie. Selain tidak suka dikeramas lantaran busanya sering masuk mata yang disebabkan oleh ulah ayahnya, Gukie juga paling tidak suka disentuh wajahnya saat sedang mandi.
"Diam. Jangan teriak-teriak, nanti Iyel bangun!" ujar Jihye. Wanita yang akan memiliki tiga anak itu menyuruh Gukie berdiri dan mulai memberikan sabun ke seluruh badan anaknya. "Mommy bilang diam, Goo! Kalau tidak diam nanti busanya masuk mata—kan sudah Mommy bilang diam."
Padahal Jihye sudah pelan-pelan membubuhkan busa ke dahi dan pipi Gukie, tapi karena Gukie banyak menghindar, hal itu membuat Jihye tak sengaja mengenai mata Gukie.
Gukie kemudian menangis kencang, refleks Jihye membekap anak itu dengan telapak tangan penuh dengan busa sabun. Tangisan Gukie semakin kencang. "Ssstt, Goo astaga ... diam!"
"Perih!" Gukie masih menangis. Kenyataannya, anak itu tidak merasakan perih sama sekali. Hanya saja, Gukie terkadang bertingkah berlebihan agar sang ibu berubah panik. "Goo laporkan pada daddy kalau Mommy nakal!" protesnya.
"Kan tadi Mommy bilang diam, jangan gerak-gerak. Kemari, Mommy lihat dulu."
Gukie menyingkirkan wajahnya. "Tidak mau. Sudah, Goo ingin selesai cepat!" Suaranya terdengar merengek.
"Kalau mau cepat turuti Mommy. Diam!" seru Jihye kini agak kesal. "Laki-laki tidak boleh menangis."
Gukie memberengut dan menunggu sang ibu membersihkan tubuhnya. Setelah itu Gukie dibawa ke bawah shower untuk menghilangkan busa-busa yang menempel. "Mommy!" pekik Gukie manakala Jihye membersihkan pantat sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIA
FanficPunya suami macam Jeon Jungkook saja sudah membuat Park Jihye geleng kepala manakala mengingat pria jangkung itu merengek minta dipeluk. Lalu, apa jadinya jika si Jeon kecil ikut-ikut merengek dan membuatnya pening tujuh keliling? "Mommy ... Goo men...