EMPAT PULUH ENAM - PROSES KELAHIRAN GYEOM

14K 1.5K 388
                                    

Mau tahu apa yang bisa membuat Jungkook panik selain anak-anaknya terluka? Betul sekali! Kelahiran Park Jihye. Meskipun sudah kali ketiga Jihye melahirkan, tapi pria Jeon itu tetap saja dibuat panik dan takut secara bersamaan sampai ia salah memakai celana kain kantoran.

Padahal Jihye terlihat tenang kendati sesekali mendesis atau menghela dan mengembuskan napas manakala kontraksinya benar-benar menyakitkan. Akan tetapi, wanita itu tidak mengeluarkan suaranya sama sekali untuk sekadar mengeluh sakit.

Sebelumnya Gukie dan Gail sudah dititipkan di rumah Taehyung sebab jarak rumah Taehyung dan rumah sakit tidaklah jauh. Sementara itu, kini Jungkook membelah jalanan dengan mobilnya di pukul sebelas malam.

Jungkook pun bertanya-tanya, kenapa Jihye selalu melahirkan di malam hari? Walaupun hal itu cukup menguntungkan sebab Jungkook selalu ada di rumah saat malam.

"Sayang, apa sakit sekali?"

"Kau bodoh atau apa?" balas Jihye sengit. Wanita itu memijat pelipis. Belakang kepalanya ia sandarkan pada kursi mobil. Tangannya yang lain mengusap perut untuk mengurangi rasa sakit yang sebenarnya sama saja.

Jihye memakai gaun tidurnya untuk mempermudahkan dirinya bergerak. Sementara jaket kulit milik Jungkook ia gunakan untuk menutupi tubuh atasnya.

"Dad, aku mendadak ingin es krim."

Jungkook sontak menoleh dengan pandangan terkejut. "Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini kau minta es krim?"

Jihye meringis karena terhibur dengan ekspresi Jungkook dan nada bicara pria itu. "Aku 'kan bisa makan es krim sambil menunggu persalinan," jawabnya. "Please ... aku mau es krim. Mampir sebentar saja. Di dekat rumah sakit 'kan ada kedai es krim."

Mengembuskan napas pasrah, Jungkook lekas mengarahkan mobilnya ke kedai es krim yang istrinya maksudkan. Tak butuh waktu lama, Jungkook berlari memasuki kedai dan kembali lagi ke dalam mobil dengan dua cup es krim kesukaan sang istri.

"Sudah. Mau apa lagi?" tanya Jungkook menawakan. Jihye menggeleng selagi menikmati es krimnya. Kemudian Jungkook mendengus kesal. "Bagaimana bisa kau bersikap setenang itu sementara aku sudah sangat panik, Mom?"

Jihye melirik. "Memangnya aku menyuruhmu panik? Kau menyalahkanku?! Aw, astaga sakit!" Jihye memejamkan mata dan kembali menyandarkan punggung serta kepalanya di kursi. Sedangkan tangannya tetap bergerak menyuapkan es krim ke dalam mulut. "Diam. Jangan sentuh perutku," rengek Jihye saat kembali merasakan kontraksi yang luar biasa sakit.

Jungkook berhasil memarkirkan mobilnya ke area basemen. Dan parahnya, hanya ada tangga yang menghubungkan antara basemen dan lobi.

"Kau benar-benar tidak berperikemanusiaan, ya?!"

Jungkook mengusap lengannya saat Jihye mencubit kecil. "Kau lihat tidak ada tempat parkir selain di basemen. Kalau tidak kuat nanti aku yang akan menggendongmu," jawab Jungkook. Lengan pria itu terus dipeluk oleh Jihye selama tungkai mereka melangkah menapaki anak-anak tangga. "Semangat. Dua anak tangga lagi!"

Jihye mendesis. "Keterlaluan!" ucapnya jengkel. Jihye lekas membuang napas lega manakala ia berhasil menyelesaikan anak tangga terakhir. Keduanya memasuki ruang bersalin untuk mengecek apakah Jihye sudah siap untuk melakukan persalinan. "Dok, masih boleh makan es krim, 'kan?"

Dokter tersebut mengangguk sambil tersenyum. "Tentu saja boleh," jawabnya seraya memeriksa sudah pembukaan ke berapa Jihye saat ini. "Ini sudah pembukaan empat. Tunggu sampai pembukaan selesai."

Jihye mengangguk dan mengistirahatkan tubuhnya. Wanita itu kian merasakan sakit, namun Jungkook dengan telaten mengusap perutnya dan Jihye sibuk menghabiskan es krim gelatonya selama setengah jam berada di ruang bersalin. "Coba hubungi Taehyung apakah Gukie dan Gail sudah minum susu?"

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang