05

968 117 4
                                    

Hanbin POV

Seharian ini, aku pergi menikmati hari libur bersama anak-anakku yang membuatku tak memiliki banyak waktu bersama Jennie.

Eoh, mereka bertiga sangat penting dalam hidupku. Aku ingin membuat mereka bahagia dalam waktu bersamaan. Tapi, tadi itu sangat tak tepat jika aku mengajak Jennie. Anak-anak pasti akan bertanya mengapa eommanya menangis?
Dan bagaimana jika Jennie menjawabnya dengan jujur?

Andwae! Itu tak boleh terjadi.
Anak-anak tak boleh tau masalah ini. Aku tak ingin mereka kecawa padaku, lalu membenciku. Aku tak ingin itu terjadi.

Dan malam ini, aku akan benar-benar pergi meninggalkan istri dan anak-anakku. Sebelumnya aku sudah meminta Haru untuk melindungi Jennie dan Ella. Yah, walau memang benar ... Haru masih kecil. Tapi, aku percaya padanya. Karena Haru adalah aku. Haru adalah lelaki kuat, Haru pintar, dan Haru dewasa. Yah, walau dia masih kecil.

#flashback on

"Untuk apa kita ke Sungai Han malam-malam seperti ini, appa? Udaranya sangat dingin, Ella bisa sakit. Lagi pula, kita sudah mengunjungi banyak tempat. Ella pasti lelah, appa.", kata Haru.

"Hem, appa. Aku mengantuk.", kata Ella.

"Sebentar saja, chagi-ya.", kataku pada Ella.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Cukup lama kami terdiam, aku memulai pembicaraan.

"Dulu, ketika appa masih remaja ... jika appa sedang ada masalah, appa pasti pergi kesini untuk menenangkan pikiran appa.", lanjutku.

"Jadi, apakah saat ini appa sedang ada masalah?", tanya Ella sambil menguap.

Aigoo ... malaikat kecilku sangat menggemaskan.

Dan aku hanya tersenyum melihatnya, tanpa ada niatan menjawab pertanyaannya.

"Appa bisa bercerita padaku. Apapun itu, appa. Kata teman perempuanku, jika kita sedang ada masalah lebih baik berbagi. Agar kita merasa lebih baik.", kata Haru.

"Tak ada, appa hanya ingin kesini saja.", kataku sedikit berbohong.

"Em, berbicara tentang teman perempuanmu ... apa dia benar-benar hanya teman atau dia adalah kekasihmu?", tanyaku untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ais, appa. Dia hanya temanku.", kata Haru mantap.

"Cih, baiklah. Appa melarangmu memiliki kekasih diwaktu dekat ini, eoh? Kau masih kecil, belum waktunya kau mengerti tentang cinta.", kataku.

"Ne, appa. Aku mengerti.", jawab Haru.

Lalu, aku melihat jam tanganku.

"Ayo pulang, eomma pasti khawatir karena kita belum juga pulang.", lanjutku.

Tapi, Haru menahanku.

"Appa benar-benar sedang tak ada masalah?", tanya Haru.

"Hahaha ... tak ada, Haru-ya. Ayo, kau bilang udaranya dingin.", kataku sambil menuntun Ella.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Saat dimobil, rasanya ingin sekali aku jujur pada anak-anakku. Tapi, aku takut mereka kecewa dan membenciku ... sama seperti Jennie.

"Haru-ya.", panggilku.

"Hem.", dehemnya.

"Appa minta maaf jika nanti appa akan jarang bertemu kalian.", kataku.

Broken PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang