26

599 84 12
                                    

Haru POV

Kemarin, aku merasa sangat muak berada satu ruangan dengan appa. Appa benar-benar rajanya drama. Mengapa appa tetap ada diruangan eomma? Aku yakin, appa pasti sangat ingin menemani istri keduanya itu. Apalagi, istri keduanya itu sedang melahirkan.
Ah, aku benci appa yang terus berpura-pura seolah tak terjadi apa-apa pada keluarga kami.

Dan karena aku muak, aku memilih keluar dari ruangan eomma. Aku menyesal karena tak bisa menemani eomma, tapi aku tak bisa berada satu ruangan dengan appa.

Saat sudah keluar dari ruangan eomma, aku mendudukan tubuhku dikursi yang ada didepan ruangan eomma.
Tiba-tiba, aku teringat seseorang. Eoh, dokter Kim Taehyung.

Lalu, akupun memilih pergi untuk menemuinya.

Dan ternyata, ruangan dokter itu melewati ruangan istri kedua appa.
Karena aku mendengar sesutu dari dalam, akhirnya akupun memilih menguping pembicaraan itu.

"Kau serius?", tanya seorang pria.

"Eoh, apa kau pikir dia adalah suamiku? Aniya, aku tak memiliki suami. Dan anak itu adalah anak dari pria miskin yang sangat mencintaiku.", kata seorang wanita.

"Yak! Jadi, kau memanfaatkannya? Ais, aku tak percaya ini.", kata pria itu.

"Huft ... bagaimana lagi? Aku butuh uang. Dan kau dengar kan tadi? Dia akan melunasi administrasiku.", kata wanita itu.

"Tapi kau tau kan, perbuatanmu ini membuat keluarganya menderita. Bukan hanya istrinya saja, tapi anak-anaknya juga.", kata pria itu.

"Biarkan saja, yang terpenting ... aku dan anakku bahagia.", kata wanita itu.

"Yang kumau, kau buatkan aku surat palsu tentang tes DNAnya dengan anakku. Aku yakin, dia akan melakukan tes DNA untuk bukti bahwa anakku bukan anaknya. Dan aku tak mau dia tau yang sebenarnya. Aku tak ingin kehilangannya.", kata wanita itu.

"Kau hanya tak ingin kehilangan hartanya.", ralat pria itu.

"Hahaha ... kau benar.", kata wanita itu membenarkan.

"Geurae, maka dari itu ... hari ini Tuhan memberimu pelajaran. Tak ada yang menjengukmu dirumah sakit, bahkan orang tuamu sendiripun tak datang.", kata pria itu.

"Ais, orang tuaku? Aku tak peduli. Mereka sudah mengusirku dari rumah. Jadi, aku juga tak akan peduli pada mereka. Terserah, mereka akan datang atau tidak. Kau tak perlu mengabari mereka.", kata Wanita itu.

"Mereka mengusirmu karena kelakuanmu. Siapa yang mau memiliki anak sebagai pelacur?", tanya pria itu.

"Yak!", teriak wanita itu tak terima.

"Hahaha ... mian. Jadi, apa perlu aku menghubungi appa kandung dari anakmu?", tanya pria itu.

"Em, sepertinya iya. Tapi, besok saja.", kata wanita itu.

"Em, baiklah. Kalau begitu, aku akan kembali keruanganku. Sekarang istirahatlah.", kata pria itu.

Setelah mendengar ucapan terakhir pria itu, akupun langsung pergi dari depan ruangan itu. Aku memilih kembali ke ruangan eomma.

Saat sudah sampai didepan ruangan eomma, aku melihat ada seorang pria yang tak kukenal.

"Nuguseyo?", tanyaku.

"Eoh, apa kau anak dari Kim Hanbin?", tanya pria itu.

Jujur, aku sulit menjawabnya. Kenapa? Karena aku sangat benci pada appa. Aku bahkan menyesal memiliki appa sepertinya. Kupikir, selama ini appa adalah pria yang setia. Tapi nyatanya? Ais, jinjja.

Broken PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang