14

676 80 7
                                    

Jennie POV

"Engh ....", terdengar lenguhan Hanbin.

Aku melihat kearahnya dan dia masih memejamkan matanya.
Kini jam menunjukkan pukul 2 dini hari, dan aku belum juga bisa memejamkan mataku.

"Apa yang kau pikirkan? Tidurlah, aku tak akan menyentuhmu tanpa seizinmu.", kata Hanbin tiba-tiba.

Dengan cepatpun aku langsung menatapnya, dan masih sama ... dia masih memejamkan matanya.

"Kau juga tak tidur sedari tadi?", tanyaku terkejut.

"Bagaimana aku bisa tidur, jika istriku tak bisa tidur?", tanyanya sambil membuka matanya.

"Tidurlah.", perintahku sambil mengalihkan pandanganku kelangit-langit kamar.

"Bolehkah aku memelukmu?", tanya Hanbin sambil menatapku.

Lalu, tanpa sadar aku menganggukkan kepalaku.
Setelah tau jawabanku, Hanbin langsung membenarkan selimut yang kami gunakan lalu mencium keningku sekilas dan barulah dia memelukku.

"Aku akan benar-benar tidur sekarang.", katanya tepat ditelingaku.

Geurae, sepertinya aku juga. Dan aku harap kau akan terus melakukan ini dimalam-malam yang akan datang.

Jennie POV End

Author POV

"Bisakah kau antarkan mereka kesekolah? Aku akan pulang menggunakan taksi.", kata Jennie sambil melirik kedua anaknya.

Dan tanpa mereka sadari, eomma Hanbin datang menghampiri mereka.

"Mengapa tak ikut saja mengantar mereka? Setelah itu, biarkan Hanbin mengantarmu pulang baru dia pergi kekantor.", kata eomma Hanbin.

Sebenarnya, eomma Hanbin juga merasa ada kejanggalan dalam hubungan anak dan menantunya itu. Tapi, dia tak ingin terlalu berburuk sangka.

"Eoh, eommonim? Em, itu ... agar ... agar ... agar Hanbin bisa langsung pergi kekantor. Bukankah seorang pemimpin harus memberikan contoh yang baik pada para karyawannya, seperti datang tepat waktu misalnya.", kata Jennie beralasan.

"Gwenchana, untuk hari ini ... karyawannya harus mengerti pemimpinnya.", kata eomma Hanbin.

Dan itu membuat Hanbin tersenyum. Sedangkan Jennie hanya bisa pasrah.
Jennie sebenarnya malas berada disekitar Hanbin, karena inginnya adalah bercerai dari Hanbin. Dia ingin bebas dari Hanbin. Dan dia juga ingin Hanbin bebas, bebas untuk menikah lagi.

"Ya sudah, eomma ... aku pamit eoh?", kata Hanbin yang masih setia dengan senyumnya itu.

"Haru-ya, Ella-ya ... cepat masuk mobil.", perintah Hanbin pada kedua anaknya.

"Ne, eommonim ... aku pamit. Jaga diri eommonim baik-baik, dan akan kuusahakan untuk sering mengunjungi eommonim.", kata Jennie setelah itu dia juga masuk kedalam mobil.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

"Fighting? Appa akan menjemput kalian nanti.", kata Hanbin pada kedua anaknya.

"Ne, appa.", jawab kedua anaknya kompak.

Setelah Haru dan Ella tak lagi terlihat dari pandangan mereka, Jennie menatap Hanbin.

"Kau tak kekantor?", tanya Jennie.

"Hem, aku ingin dirumah saja bersamamu hari ini. Benar kata eomma, hari ini ... karyawanku harus mengerti aku.", kata Hanbin sambil tersenyum pada Jennie.

Broken PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang