30

637 79 2
                                    

1 Minggu Kemudian

Author POV

Hari ini Hanbin sedikit frustasi, karena Dahyun terus menghubunginya.

"Ah, wae?", jawab Hanbin kesal.

"Kenapa kau tak mengangkat panggilanku? Ini mungkin sudah yang ke-100 kali, dan kau baru mengangkatnya.", kata Dahyun disebrang sana.

"Sudah untung aku mau mengangkatnya. Cepat katakan apa maumu!", perintah Hanbin.

"Mauku? Kau nikahi aku dan kita hidup bahagia bersama anak kita.", kata Dahyun.

"Mwo? Shireo! Tak akan pernah!", tolak Hanbin.

"Yak! Aku baru ingat. Tes DNA, aku ingin melakukannya sekarang. Aku ingin secepatnya memberi tau Jennie yang sebenarnya. Mungkin perlu waktu untuk menjelaskannya pada Jennie, tapi setidaknya aku butuh bukti itu secepatnya. Jadi, Hari ini, aku ingin melakukan tes DNA. Aku akan kerumahmu sekarang juga, bersiap-siaplah ... kita akan kerumah sakit.", kata Hanbin.

"Hng? Kau ingin tes DNA? Silahkan, oppa. Satu yang perlu kau tau, aku tak pernah berbohong padamu. Anakku adalah anakmu. Dia benar-benar anak kandungmu.", kata Dahyun.

"Aku tak bisa percaya padamu. Aku hanya akan percaya pada hasil tesnya nanti.", kata Hanbin.

Setelah itu, Hanbin langsung mematikan panggilan Dahyun. Lalu, dia berbalik untuk pergi menjemput Dahyun dirumahnya.
Tapi, dia terkejut saat melihat Jennie yang sudah berada dibelakangnya.

"Jen?", Hanbin terlihat sangat terkejut.

"Kau ... ingin tes DNA? Untuk apa?", tanya Jennie pada Hanbin.

"Ah ... em ... aku ... itu untuk ... untuk ... mianhae, Jen. Aku tak bisa memberitaukanmu sekarang. Tapi, kau tenang saja. Semua akan baik-baik saja dan aku akan menjelaskan semua. Aku tak akan hanya menjelaskannya, tapi aku juga akan memberikanmu bukti. Jadi, kau tenang saja. Tolong jangan dipikirkan, nanti kepalamu sakit. Kalau begitu, aku pergi dulu. Jika ada apa-apa, hubungi aku ... atau kau bisa panggil Haru.", kata Hanbin.

Dan tanpa mereka sadari, Haru mendengar semuanya dari balik dinding.

Setelah dirasa appanya sudah pergi, Haru langsung menghampiri eommanya.

"Eomma.", panggil Haru.

"Eo ... eoh ... wae, Haru-ya?", tanya Jennie.

"Eomma gwenchana?", tanya Haru.

"Hng?", Jennie tak mengerti apa yang Haru maksud.

"Eomma baik-baik saja. Hanya saja, eomma tak mengerti dengan appamu. Apa yang sebenarnya terjadi pada eomma dan appa dimasa lalu?", tanya Jennie pada Haru.

"Eomma, bukankah appa sudah bilang untuk jangan memikirkannya? Eomma cukup tenang dan tunggu saja. Semua akan baik-baik saja. Jika saatnya tiba, eomma hanya perlu percaya pada appa. Apapun yang appa jelaskan dan buktikan, eomma harus percaya.", kata Haru.

"Em, aku juga harus pergi. Jadi, apa eomma tak apa dirumah hanya bersama Ella? Jika ada apa-apa, eomma harus langsung hubungi appa ataupun aku.", lanjut Haru.

"Kau juga ingin pergi? Kemana? Kau bahkan baru pulang sekolah, apa kau tak lelah?", tanya Jennie.

"Jangan khawatirkan aku, eomma. Aku akan baik-baik saja. Lebih baik, eomma istirahat saja. Aku hanya pergi sebentar.", kata Haru lembut.

"Baiklah, hati-hati dijalan.", kata Jennie sambil mengusap kepala anak laki-lakinya itu dengan sayang.

"Ne.", jawab Haru singkat. Lalu, dia pergi kesuatu tempat.

Author POV End

Kai POV

"Yak! Mengapa kau tak makan makananmu? Cepatlah makan makananmu, bukankah sebentar lagi kau akan bertugas?.", tanya temanku.

"Aku menyesal memperbolehkannya pulang. Tapi tak mungkin juga aku menyuruhnya untuk tetap tinggal di rumah sakit. Apalagi saat tau alasannya ingin pulang itu kerena suami dan anaknya.", kataku yang mulai bercerita.

"Cih, akupun juga. Dia memang wanita murahan, tapi dia adalah temanku sejak kecil. Dan aku sangat sayang padanya, seperti aku menyayangi adikku sendiri. Jadi, aku selalu ingin melindunginya. Maka dari itu, aku baru memperbolehkannya pulang saat keluarga atau prianya menjemput.", kata temanku.

"Wanita dan pria memang tak bisa berteman, karena walau sedikit ... pasti ada perasaan ingin memiliki seutuhnya.", lanjut temanku.

"Jadi, maksudmu ... kau menyukainya?", tanyaku.

"Hanya sedikit.", jawab temanku.

"Yah, tetap saja kau menyukainya.", kataku.

Dan dapat kulihat, senyum menghiasi wajahnya.

Dan detik itu juga, ponselnya berdering.

"Wae?", tanya temanku to the point.

"Apa kau tak kelewatan?", tanya temanku lagi.

"Baiklah, aku akan memalsukannya. Dengar, ini demi kau. Demi adikku yang nakal.", kata temanku.

Lalu, tak lama dia mengakhiri panggilannya.

"Wae? Memalsukan apa?", tanyaku penasaran.

"Wanita yang sedang kita bicarakan, dia memintaku untuk memalsukan hasil tes DNA anaknya dengan seorang pria.", kata temanku.

"Maksudmu?", tanyaku tak mengerti.

"Yah, jadi sebenarnya dia adalah seorang pelacur. Itu kenapa aku menyebutnya wanita murahan. Dan suatu hari dia bercinta dengan kekasihnya tanpa pengaman, lalu akhirnya dia hamil. Tapi karena kekasihnya adalah orang miskin, maka dia mencari pria kaya yang pernah memakainya. Dan dia menemukannya. Pria itu sudah beristri dan memiliki dua anak. Dia seperti itu karena dia berpikir bahwa kekasihnya tak akan bisa membiayai persalinan bahkan hidupnya kelak.", cerita temanku.

"Yak! Lalu, kenapa kau mau membantunya? Kau taukan dia salah? Kau juga salah jika memilih untuk membantunya. Yak! Jangan lakukan! Jika kau temanku, sebaiknya jangan lakukan!", perintahku.

"Kau memang temanku, begitupun dengannya. Tapi, aku juga menyayanginya ... bahkan mencintainya. Eoh, aku baru menyadari perasaanku ini. Kebahagiaanku adalah melihatnya bahagia. Dan aku akan tetap membantunya, walau aku tau bahwa perbuatannya salah. Dan aku tau, aku juga salah jika aku memilih membantunya. Tapi aku ingin dia bahagia, Kai-ya.", kata temanku.

Saat aku ingin menanggapi ucapan temanku, dengan tiba-tiba datanglah seorang anak laki-laki dengan membawa ponselnya.

"Dokter Kim Taehyung.", panggilnya.

"Eoh, nuguya?", tanya temanku yang bernama Kim Taehyung.

Dia adalah temanku semasa JHS, tapi dia berbeda kelas denganku.

"Dokter tak perlu tau siapa aku. Yang perlu dokter tau adalah ... dokter sudah dibutakan oleh cinta.", kata anak laki-laki itu.

"Tolong berhenti, karena aku sudah merekam pembicaraan kalian. Aku bisa saja melaporkan ini pada pemilik rumah sakit atau bahkan pada polisi, jika dokter ingin membantu seseorang untuk membuat hasil tes DNA palsu.", ancam anak laki-laki itu sambil menunjukkan ponselnya.

Wah, dia sangat berani. Aku bangga pada eommanya yang telah mendidiknya menjadi anak pemberani sepertinya.

Tapi tunggu, jadi ... maksud Taehyung adalah appa dari anak ini selingkuh dengan pelacur? Mwo? Yak! Aku tak terima! Aku tak terima pria itu melukai perasaan wanitaku.

Kai POV End
.
.
TBC.

Gimana part 30nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all. 🙏🏻

Broken PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang