13

707 90 17
                                    

Author POV

Setelah makan malam, mereka semuapun berkumpul di ruang santai. Dan itu sudah cukup lama.

"Haru dan Ella tidur dikamar tamu, eoh?", suruh eomma Hanbin.

"Lalu, eomma dan appa tidur dimana halmeoni?", tanya Ella.

"Dikamar appa dan eommamu tentunya.", jawab eomma Hanbin singkat.

"Em, biar aku dan Ella saja yang tidur dikamar tamu eommonim.", kata Jennie.

Eoh, dia tak mau satu kamar bahkan satu ranjang dengan suaminya itu.

"Wae? Kalian sedang ada masalah?", tanya appa Hanbin curiga.

"Ne? Aniyo, appa. Hubungan kami baik-baik saja.", jawab Hanbin dengan cepat.

"Hehehe ... aniyo, abeonim. Em, itu karena kupikir Haru bisa mebuat Ella jatuh dari ranjang. Karena terkadang, Haru tidur dengan posisi yang tidak benar.", kata Jennie.

"Ah, begitu? Tapi kalian benar-benar sedang tak ada masalah kan?", tanya eomma Hanbin memastikan.

"Ne, eommonim. Hubungan kami baik-baik saja.", kata Jennie lalu tersenyum.

"Ya sudah, Kau dan Ella bisa tidur dikamar tamu.", kata eomma Hanbin.

"Dan Haru kau tidur bersama appamu, dikamar appamu.", lanjutnya.

"Shireo, halmeoni. Aku ingin tidur bersama Ella malam ini.", kata Haru yang langsung menarik Ella pergi kekamar tamu.

"Yak! Haru-ya.", Jennie tak bisa menahan diri untuk tak meneriaki anak laki-lakinya itu.

"Ah, jeosonghaeyo.", sesal Jennie pada kedua mertuanya.

"Wae, Jennie-ya?", tanya appa Hanbin yang sebenarnya masih saja curiga.

"Aniyo, abeonim.", kata Jennie lalu tersenyum.

"Em, lebih baik eommonim dan abeonim sekarang istirahat. Ini sudah larut malam.", lanjut Jennie mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah, kalian juga istirahat eoh.", kata eomma Hanbin.

"Ne, eommonim.", kata Jennie.

"Ne, eomma.", kata Hanbin.

Lalu, kedua orang tua Hanbinpun pergi kekamar mereka. Dan kini, tersisa Hanbin dan Jennie di ruangan itu.

"Pergilah, jika besok mereka semua menanyakanmu ... aku akan bilang bahwa kau langsung pergi kekantor pagi-pagi sekali.", kata Jennie.

Sedangkan Hanbin hanya tersenyum.

"Sepertinya kau memang senang aku pergi.", kata Hanbin.

"Istri mana yang senang suaminya pergi untuk menemui selingkuhannya? Aku tak senang sama sekali, tapi apa pedulimu jika aku mengatakan aku sedih? Aku tak rela? Aku kecewa? Aku marah? Apa pedulimu? Nyatanya kau memang lebih memilih pergi. Jadi, apa yang bisa kukatakan selain 'pergilah'? Dan apa yang bisa kulakukan selain 'membantumu pergi'? Bukankah kau ingin aku seperti itu?", tanya Jennie yang kini sudah meneteskan air matanya.

"Aniya, aku tak ingin kau seperti itu.", kata Hanbin.

"Lalu, seperti apa? Memohon agar kau kembali? Percuma saja. Saat kau jujur padaku beberapa hari lalu, aku sudah memintamu untuk meninggalkannya kan? Itu karena aku tak ingin kau meninggalkanku. Tapi kau lebih memilih dia. Kau bahkan juga tak mau menceraikanku. Jadi, aku harus bagaimana sekarang? Kau ingin aku bagaimana? Katakan? Aku tak tau harus bagaimana, Hanbin-ah.", kata Jennie dengan tangisnya yang semakin menjadi.

Broken PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang