23

661 97 9
                                    

Author POV

"Oppa, temani aku disini.", kata Dahyun pada Hanbin yang baru saja masuk keruangannya.

Hanbin menghapus keringat yang ada diwajah Dahyun. Bukan apa-apa, dia seperti ini hanya merasa kasihan pada Dahyun. Tak ada yang menemaninya disaat seperti ini.

"Mianhae, aku tak bisa. Aku harus pergi, sepertinya istriku juga ada dirumah sakit ini. Dan sebagai suami, aku harus berada disisinya. Mianhae, Dahyun-ah. Tapi kau tenang saja, aku akan melunasi administrasimu.", kata Hanbin.

"Berjuanglah, Dahyun-ah. Aku tau dia bukan anak kandungku, tapi kumohon ... tolong lahirkan dia. Aku yakin, appa kandungnya sangat menginginkannya hidup didunia. Aku juga yakin, bahwa kau ... pasti juga ingin dia tetap hidup. Saat kau bilang ingin menggugurkannya, itu hanya untuk mengancamku saja. Tak apa, aku sudah memaafkanmu.", kata Hanbin lagi.

"Kalau begitu, aku pergi.", lanjut Hanbin sambil berjalan keluar dari ruangan Dahyun.

Kini, tujuannya adalah Jennie. Dia harus keruangan Jennie sekarang juga.
Dia tak tau dimana ruangan Jennie, tapi dia hanya mengingat kemana Haru berlari tadi.

"Haru-ya.", panggil Hanbin lirih saat dia melihat anak laki-lakinya yang sedang menangis didepan sebuah ruangan yang tertutup ... sendirian.

"Haru-ya, se ... se ... sebenarnya ... sebenarnya apa yang terjadi? Eommamu benar-benar ada didalam?", tanya Hanbin terbata.

Tubuhnya bergetar. Dia ingin ikut menangis, tapi itu akan membuat Haru semakin sedih. Jadi, dia menahannya dan mencoba memeluk anaknya. Tapi, Haru melepasnya paksa.

"Kenapa appa jahat sekali?", tanya Haru dengan tangisnya yang semakin menjadi.

"Haru-ya, itu tak seperti apa yang kau pikirkan. Percaya pada appa, eoh?", kata Hanbin.

"Eomma kecelakaan dan appa ... appa malah menemani orang lain dirumah sakit yang sama dengan eomma?", kata Haru emosi.

"Aniyo, dia bukan orang lain bagi appa. Dia istri appa. Dia istri kedua appa. Ais, jinjja? Wae appa? Wae?", ralat Haru yang terdengar semakin lirih.

"Aniya, dia bukan istri appa. Percaya pada appa. Istri appa hanya eommamu saja. Tadi itu hanya teman appa, Haru-ya. Dia sedang melahirkan dan ....", ucapan Hanbinpun dipotong oleh Haru.

"Aku tak peduli. Aku juga tak akan percaya. Appa pembohong! Appa jahat!", kata Haru yang kembali emosi.

"Appa sudah menyakiti eomma, aku tak ingin eomma tersakiti lebih dalam lagi mulai sekarang. Jadi tolong ceraikan eomma, appa.", kata Haru pada akhirnya.

"Aku mohon.", mohon Haru.

Dan detik itu juga, Hanbin meneteskan airmatanya.
Dia tak lagi bisa membendungnya.
Anaknya sendiri yang meminta agar dia menceraikan Jennie, setelah sekian lama Jennie yang memintanya sendiri.

"Kau meminta appa menceraikan eommamu? Bukankah itu namanya kau yang menyakiti kami? Eomma dan appa saling mencintai, Haru-ya. Apa kau tega ingin memisahkan kami? Orang tuamu sendiri?", tanya Hanbin.

"Jangan menangis dihadapanku, appa ... percuma. Dan appa salah, karena kulihat ... hanya eomma yang mencintai appa. Nyatanya, appa selingkuh dibelakang eomma. Iyakan? Eomma pasti tak tau tentang ini? Bagaimana jika setelah ini eomma tau? Bukankah eomma akan meminta cerai dari appa?", tanya Haru.

Broken PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang