36

1.3K 95 2
                                    

3 Bulan Kemudian

Author POV

"Gomawo, Hanbin-ah. Aku tak akan melupakan kebaikanmu ini.", kata Jimin.

"Bukankah sesama saudara harus saling membantu?", tanya Hanbin sambil tersenyum.

"Hem, gomawo. Dan aku ingin meminta maaf dengan tulus padamu tentang masalah kita dimasa lalu. Maafkan kekasihku. Dan maafkan aku yang telah hadir dikehidupanmu.", kata Jimin.

"Yak! Kau ini bagaimana? Kau bilang itu masa lalu? Lalu, kenapa kau ungkit kembali? Lupakanlah, karena aku sudah memaafkan kalian. Dan sekarang, aku benar-benar sudah menerimamu sebagai hyungku.", kata Hanbin.

"Ya sudah, aku akan keluar dari ruangan ini sekarang.", kata Hanbin.

"Dan jika aku boleh jujur, kau terlihat sangat tampan hari ini.", puji Hanbin.

"Ais, aku jadi malu. Hahah ... gomawo.", kata Jimin tersipu malu.

Ne, Hari ini adalah hari pernikahan Jimin dan Dahyun.
Dan berkat Jennie, Hanbin kembali berubah. Jennie membujuk suaminya itu untuk mempekerjakan Jimin diperusahaannya, awalnya Hanbin menolaknya mentah-mentah. Lalu 2 minggu setelahnya, appa Hanbin meminta tolong pada Hanbin untuk membiayai pesta pernikahan Jimin. Lagi-lagi Hanbin menolaknya.
Sampai pada akhirnya, Jennie kembali membujuknya dan menawarkan sesuatu yang membuat Hanbin berubah pikiran dengan cepat.

#flashback on

"Shireo!", kata Hanbin mantap.

"Ayolah, Hanbin-ah. Bantu saudaramu itu, eoh? Aku percaya kau adalah pria yang memiliki hati mulia, pria yang dengan senang hati membantu keluarganya yang sedang dalam kesulitan.", kata Jennie.

"Jen, tapi dia bukan keluargaku.", kata Hanbin.

"Dia memang bukan saudara kandungmu, Hanbin-ah. Tapi orang tuamu sudah mengangkatnya menjadi anak mereka, yang artinya dia adalah keluargamu juga.", kata Jennie.

"Aku mengerti, mungkin saat itu hyungmu lebih baik darimu yang membuat kedua ora g tuamu lebih menyayanginya. Tapi, sekarang? Kau sudah membuktikannya pada kedua orang tuamu bahwa kau lebih baik darinya. Jadi kau tak perlu membencinya, karena sekarang kau sudah lebih baik darinya. Jika kau masih merasa orang tuamu ada dipihaknya, kau masih memiliki aku. Aku yang selalu ada disisimu. Aku yang selalu mendukungmu. Dan aku yang selalu mencintaimu. Kau juga jangan lupakan anak-anak kita. Mereka juga pasti akan selalu ada disisimu, Hanbin-ah.", lanjut Jennie.

Lama Hanbin terdiam, akhirnya dia memeluk Jennie.

"Gomawo, Jennie-ya. Teruslah berada disisiku. Aku mencintaimu.", kata Hanbin.

Lalu, Jenniepun membalas pekukan suaminya itu.

"Aku akan mencoba menerimanya. Dan aku akan mempekerjakannya serta membiayai pesta pernikahannya.", lanjut Hanbin.

"Jinjja?", tanya Jennie tak percaya.

"Hem.", dehem Hanbin.

Dan Jenniepun memeluk Hanbin lebih erat lagi.

"Tapi, apa yang aku dapatkan jika malakukan semuanya?", tanya Hanbin.

"Mwo?", tanya Jennie tak mengerti sambil melepaskan pelukannya.

"Ais, baiklah. Bagaimana jika kita coba untuk memiliki anak kembar?", tanya Jennie.

Eoh, dia ingat pembicaraannya dengan Hanbin saat terakhir kali mereka membicarakan masalah yang sama.

Broken PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang