17

674 95 10
                                    

Haru POV

"Kalian sudah lama menunggu appa?", tanya appa.

"Eoh, kami sudah lama menunggu. Bahkan Haru oppa ingin pulang dengan berjalan kaki beberapa menit lalu, karena appa tak kunjung datang.", kata Ella.

"Aigoo ... mianhae. Cha, sekarang appa sudah datang. Lebih baik, kita cepat masuk kemobil ... karena hari sangat terik.", perintah appa.

Saat dalam perjalanan, aku tiba-tiba ingin bertanya sesuatu pada appa.

"Mengapa kau menatap appa sedari tadi?", tanya appa.

"Ada apa? Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan pada appa? Kau ingin sesuatu dari appa? Katakan saja, akan appa belikan.", lanjut appa.

"Aku ingin boneka Mickey Mouse, appa", Kata Ella.

"Mickey Mouse? Akan appa carikan yang besar, eoh?", kata appa.

"Hem, jika tak ada ... belikan saja yang kecil. Tapi aku ingin yang banyak, appa.", kata Ella.

"Geurae, akan appa belikan sebanyak yang kau mau.", kata appa.

"Gomawo, appa.", kata Ella.

"Ne, chagi-ya.", jawab appa.

"Lalu, kau ingin apa dari appa? Kau tak pernah meminta apapun dari appa, bagaimana jika eommamu beranggapan appa ini pilih kasih?", tanya appa padaku.

"Eomma tak akan berpikiran seperti itu. Eomma hanya berpikir, bahwa appa dan Ella itu boros.", kataku.

"Aku hanya minta satu hal pada appa dan kupikir itu sangat mudah.", lanjutku.

"Eoh? Apa itu?.", kata appa penasaran.

"Tolong cintai kami semua. Beri kami cinta dan waktu appa sebanyak-banyaknya.", kataku.

Detik itu juga, appa menatapku.

"Haru-ya, kau ini bicara apa? Appa selalu mencintai kalian semua. Eommamu, kau dan adikmu ... appa mencintai kalian. Sangat.", kata appa.

Lalu, appa kembali fokus menyetir.

"Aku hanya merasa, appa dan eomma sedang ada masalah. Aku tak tau apa masalahnya, tapi aku yakin itu. Aku takut, kalian berpisah.", kataku.

"Yak! Jangan berpikiran macam-macam. Appa dan eomma baik-baik saja. Kami tak akan berpisah sampai kapanpun.", kata appa.

"Ku harap, ucapan appa memang benar adanya.", harapku.

"Itu memang benar, kau harus percaya pada appa.", kata appa.

"Lalu, hari ini kenapa appa tak pergi kekantor?", tanyaku.

Haru POV End

Hanbin POV

"Lalu, hari ini kenapa appa tak pergi kekantor?", tanya Haru.

"Eoh? Em, itu karena ... em ... karena appa ... karena appa ingin lebih sering menghabiskan waktu bersama kalian. Eoh, begitu. Kau bilang, appa harus memberikan waktu appa sebanyak-banyaknya untuk kalian? Iya kan? Jadi, hari ini ... appa hanya akan menghabiskan waktu appa bersama kalian.", kataku sedikit terbata.

Yak! Aku tak mungkin kan, mengatakan pada anak-anakku kalau aku sebenarnya ingin mengambil barang-barangku dirumah Dahyun?

"Hem, appa harus meluangkan waktu untuk kami. Aku tak suka jika appa terus mengurusi kantor. Tapi, bukan maksudku untuk melarang appa bekerja. Appa tetaplah bekerja, tapi usahakan pulang sebelum makan malam. Dan setiap pagi, aku ingin kita sarapan bersama. Lalu, appa mengantarkan aku dan Ella kesekolah. Aku ingin seperti itu, appa.", kata Haru.
"Oppa benar, appa. Aku ingin seperti teman-temanku yang lain, mereka diantar kesekolah oleh appanya. Lalu setiap hari libur, mereka pergi untuk berlibur.", kata Ella.

"Ah, geurae. Appa akan berusaha meluangkan waktu seperti yang kalian mau.", kataku, lalu tersenyum.

"Dan gelang ini, appa sengaja memberikannya untukku?", tanya Haru sambil mengakat tangan kanannya untuk menunjukkan gelang yang dia maksud.

"Em, eoh. Itu gelang kesayangan appa, sebenarnya eomma sudah menyuruh appa untuk melepasnya. Tapi, appa masih tak rela. Itu adalah gelang keberuntungan appa. Sekarang, pakailah. Jangan pernah kau lepas apalagi kau rusak. Appa berharap, kau bisa seberuntung appa.", kataku.

"Appa bilang ini gelang keberuntungan appa kan? Kalau begitu, appa saja yang memakainya. Aku tak menjamin jika aku yang memakainya, maka aku akan seberuntung pemiliknya dulu. Jadi, aku menolaknya.", kata Haru.

"Pakailah lagi, appa. Seperti yang kukatakan tadi, aku merasa hubungan appa dan eomma kini merenggang. Jadi, mungkin dengan tak melepas gelang keberuntungan appa ... hubungan kalian akan terselamatkan. Tapi, appa juga tetap harus berdoa pada Tuhan.", lanjut Haru.

"Eoh, appa. Aku dan oppa juga akan selalu berdoa yang terbaik untuk keluarga kita.", tambah Ella.

"Gomawo. Tapi sungguh, hubungan appa dan eomma baik-baik saja.", kataku bohong.

Hanbin POV End

Author POV

"Appa, tunggu.", kata Haru  saat mereka baru saja turun dari mobil.

"Ada apa?", tanya Hanbin.

"Aku akan mengembalikan gelang ini pada appa.", kata Haru sambil melepaskan gelang itu lalu memakaikannya ditangan kanan Hanbin.

"Eoh, geurae. Gomawo.", kata Hanbin sambil menatap anak laki-lakinya dengan tersenyum.

"Ayo kita masuk, appa.", ajak Haru.

Lalu, mereka pun masuk kedalam rumah.

"Bagaimana hari ini? Menyenangkan?", tanya Jennie pada Ella yang baru saja memasuki rumah.

"Hem, menyenangkan. Setiap hari, selalu menyenangkan. Aku bisa belajar dan juga bisa bermain bersama teman-teman.", jawab Ella semangat.

"Geurae, kau harus bisa menyeimbangkan itu eoh? Jika waktunya belajar, kau harus fokus pada pelajaran yang dijelaskan sonsaengnim.", nasihat Jennie.

"Tentu saja, eomma. Aku hanya bermain ketika istirahat saja.", kata Ella.

Lalu, terlihat Haru dan Hanbin yang baru saja memasuki rumah.

"Ya sudah, ganti seragam kalian ... setelah itu turun untuk makan siang.", perintah Jennie pada kedua anaknya.

Lalu, Jennie pun pergi kedapur.
Hanbin yang sepertinya tak tau harus melakukan apa pun akhirnya memilih mengikuti Jennie.

"Mwo?", tanya Jennie yang melihat Hanbin menghampirinya.

"Aniya.", kata Hanbin singkat.

"Cih, lebih baik ... bantu aku meletakkan makanan-makanan ini kemeja makan.", perintah Jennie sambil menyerahkan mangkuk berisi makanan pada Hanbin.

"Mengapa gelang itu ditanganmu lagi? Kupikir, kau sudah memberikannya pada Haru.", kata Jennie saat Hanbin mengangkat tangannya untuk mengambil mangkuk yang ada ditangan Jennie.

"Sepertinya, anakmu itu tau bahwa kita sedang tak baik-baik saja.", kata Hanbin.

"Karena aku sudah kembali, aku ingin ... kau bersikap seperti biasa padaku. Anggap saja kita tak ada masalah. Anggap saja, hubungan kita baik-baik saja.", lanjut Hanbin.

"Jadi, kau kembali hanya karena takut pada Haru? Hanya karena itu?", tanya Jennie.

"Bukan karena kau ingin meninggalkan jalang itu?", tanya Jennie lagi.

Author POV End
.
.
Tbc.

Gimana part 17nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all. 🙏🏻

Broken PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang