15 | Celaka

2.7K 448 84
                                    

Mark keluar dari mobilnya dengan tergesa setibanya ia di rumah. Perjalanan dari Bromo ke Bandung yang biasanya memakan waktu seharian hanya kurang dari sehari. Jalanan yang agak lenggang membuatnya dengan mudah sampai ke rumah siang ini.

"Assalamu'alaikum!" salamnya sembari membuka pintu rumah cepat.

Di ruang tengah, ada sosok Rosa dan Alinea yang tengah melihat majalah. Kedua perempuan itu refleks menatap sosok yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Wa'alaikumsalam, Mark? Kok kamu pulang?" tanya Rosa keheranan. "Alvano mana?"

"Mereka masih di Bromo."

"Loh, kok kamu tinggalin sih? Atau jangan-jangan... kamu sengaja pulang karena mau ketemu Alin ya?" Yang di sebut tersipu malu karena Rosa menggodanya.

Mark mengangguk dan Rosa justru semakin terkejut. "Ada yang harus saya bicarain sama dia," ucapnya dan mendudukkan diri di single sofa dengan kepala tertunduk.

"Kalau gitu tante—"

"Tante di sini aja!" larang Mark cepat. Tahu jika sang tante hendak meninggalkan mereka berdua.

"Jadi... apa yang mau kamu omongin, Mark?" tanya Alin dengan senyum cerahnya.

"Kamu gak baca e-mail dari saya?"

Rosa dapat melihat jika Alinea langsung terdiam begitu mendengar Mark mengatakan itu. Dia tidak tahu ada masalah apa diantara mereka, namun ia harus tetap menjadi saksi di sini.

"Kamu pikir, kalau bukan e-mail dari kamu. Aku gak bakal kesini, Mark!"

"Bukannya semua udah jelas?"

"Aku mau denger langsung dari kamu!"

Rosa menghela napasnya. "E-mail apa sih yang kalian bicarain?"

Mark kemudian mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Rosa. Memperlihatkan e-mail yang mereka bicarakan.

Assalamu'alaikum, Alinea.

Bismillāhirrahmānirrahīm.

Sejak awal kita kenal (ta'aruf) hingga hari ini, belum ada kesempatan bagi saya untuk bertamu ke rumah dengan maksud untuk nazhor (melihat).

Saya memohon maaf, apabila selama kita berkomunikasi dan saling mengenal ada di antara ucapan saya yang kelewat batas, demikianlah diri ini yang dha’if (lemah) yang terus belajar untuk istiqamah dalam kebaikan.

Dengan ini saya mencukupkan ta’aruf sampai di sini (diwaktu sekarang ini), tidak berlanjut khitbah (lamaran) dan nikah.

Jazakillah Khairan : Semoga Allāh ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ membalas perbuatan saudari dengan yang jauh lebih baik.

— Your brother in Islam , Markazmi Izzat Athalla.


Rosa terdiam setelah membacanya. Dia menatap Mark dengan sedikit terkejut dan penasaran dengan alasan keponakannya itu.

"Apa alasan kamu Mark?" tanya Alinea cepat.

"Tidak di wajibkan memberi alasan khusus untuk membatalkan ta'aruf," jawab Mark. Masih enggan menatap perempuan di depannya.

Melamarmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang