***
"Bang Mark gak jadi pulang besok, tapi jam sembilan nanti, naik pesawat," ucap Vano tiba-tiba saat mereka menemani Haikal di kamar inapnya.
Chaerul dan Irsyad sudah pulang ke Bandung tadi siang. Jadi hanya Alvano, Zainal, Jundi dan Iyang yang menemani Haikal selagi Yeri dan Rausya pergi ke mushola untuk sholat isya sembari mencari camilan.
Haikal yang semula hendak memakan jeruk mendadak bungkam. "Gak pamitan?" tanyanya pelan.
"Nanti dia ke sini, kok!" ucapnya sembari melirik jam. Sekarang sudah pukul setengah sembilan. Setengah jam lagi.
"Lo masih kepikiran soal teteh, ya?" Jundi menatap Haikal khawatir.
"Ya walaupun abang udah mutusin ta'aruf, belum tentu dia bakal ngelamar teteh, kan?" Mereka membenarkan ucapan Haikal.
"Sekali lagi gue minta maaf, Kal," sesal Vano. Haikal tak akan seperti sekarang ini jika bukan karenanya.
"Udah kejadian, maaf lo udah kadaluarsa!" celetuk Iyang.
"Lo gak perlu minta maaf No, gue mah baik, pemaaf!" Haikal berusaha mencairkan suasana.
"Mana ada pemaaf ngaku!"
"Kemarin Iyang hampir keceplosan ngasih tau teteh soal lo yang debat sama Vano," ucap Zainal sembari memakan jeruk yang sudah di kupas Haikal.
Haikal otomatis melotot menatap Iyang. "Lupa gue, Kal!"
"Pokoknya jangan sampai teteh tau misi kita, gue gak mau teteh makin kecewa nantinya."
"Misi apa yang kalian maksud?"
Kelima orang itu langsung menatap sosok gadis yang berdiri di ambang pintu kamar dengan tatapan menuntut penjelasan.
"Rausya?" ucap mereka kompak.
"Jadi, bisa kalian jelasin?"
"Gue ceritain asal lo jangan ngasih tau teteh!" Rausya mengangguk dan mendekati ranjang Haikal.
Jundi yang semula duduk di kursi langsung bangkit dan memberikan kursi itu untuk Rausya duduki sementara ia berdiri di dekat Zainal yang duduk di tepi ranjang Haikal.
"Yaudah cepetan, nanti keburu mba nyusulin!"
Haikal menatap teman-temannya sekilas, begitu mereka mengangguk, ia mulai bercerita.
"Awalnya Jundi cuma ngerekomendasiin buat jodohin teteh sama bang Mark. Tapi kita malah jadiin itu misi. Kita ngelakuin segala cara supaya mereka deket. Tapi bukan cara yang di larang agama, ya!"
"Kenapa kalian mau jodohin mereka?" sela Rausya sebelum Haikal melanjutkan ceritanya.
"Karena teteh setiap kali ada yang ngelamar nolak mulu, kita pikir bang Mark cocok banget buat teteh. Makannya kita coba jodohin." Jundi sebagai pihak yang merekomendasikan akhirnya bersuara.
"Nah, tapi kita gak tau kalau abang udah ta'aruf sama perempuan lain. Bahkan kita baru tau pas teteh nangis itu." Haikal melanjutkan ceritanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu
FanfictionYeri hanya melakukan hukum jual beli sesuai dengan syari'at. Namun ia tak menyangka ijab qabul jual beli yang sering di lakukannya berujung ijab qabul pernikahan dengan pelanggan barunya. ⚠ - Kpop Lokal - Religi/Islami