2. Perception

2.2K 324 32
                                    

Perfectionist
Actor
&
Me

Hal yang pertama Seulgi lihat saat sadar adalah, cahaya lampu yang begitu menyilaukan. Ruangan dimana tempat dia berada terasa asing di matanya. Seulgi baru sadar bahwa dia sekarang berada di rumah sakit dengan selang infus di tangannya.

Tubuhnya lemas. Pakaian yang dia gunakan saat syuting masih berada di tubuhnya.

Beberapa menit kemudian setelah sadar, Seulgi mendengar pintu ruangannya dibuka oleh seseorang.

Ternyata Manajer Song.

Gadis yang merupakan manajernya langsung menghampirinya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit.

"Syukurlah. Akhirnya, kau sadar juga," ucap manajer Song.

"Sudah berapa lama aku pingsan...?" tanya Seulgi dengan suara lirihnya.

"1 jam mungkin?"

Seulgi berniat duduk dari posisi berbaringnya, tapi dilarang oleh Manajer Song.

"Aku sakit apa sebenarnya sampai dirawat di rumah sakit?" tanya Seulgi dengan tatapan matanya yang sendu.

"Hipotermia." (Saat panas tubuh turun lebih cepat daripada kemampuan tubuh memproduksi panas, membuat suhu tubuh menjadi dingin dan berbahaya.)

"Bagaimana suasana lokasi syuting tadi?"

Manajer Song segera menjawab dengan bersemangat, "Tentu saja panik. Kau tahu? Jimin langsung menangkap tubuhmu, lalu menggendongmu ke dalam mobilnya. Dia yang mengantarmu ke rumah sakit begitu memeriksa suhu tubuhmu yang sangat dingin."

Sebelah alis Seulgi terangkat. Jimin se-peduli itu dengannya? Tidak mungkin. Jelas-jelas pria itu membencinya.

"Sutradara Yeon ada mengatakan sesuatu tidak kepadamu?"

Manajer Song terlihat berpikir sebelum menjawab, "Oh ya, dia bilang syuting akan diundur selama 3 hari atau sampai kau sembuh total."

"Di mana Jimin?"

"Dia ada di depan ruanganmu. Kenapa? Mau aku panggilkan?" Mata Manajer Song mengerling menatap Seulgi.

"Eh? Tidak usah. Aku hanya bertanya saja," elak Seulgi.

"Tunggu sebentar, aku panggilkan, ya."

Mata Seulgi membulat. Belum sempat dia menolak, manajer Song sudah keluar lebih dahulu.

Seulgi tidak tahu kenapa dia jadi gugup seperti ini. Dalam hatinya, Seulgi terus mengumpat pada manajer Song.

Nafas Seulgi tertahan melihat siapa yang membuka pintu ruangannya.

Jimin datang dengan ekspresi datarnya.  

Seulgi berusaha mendudukkan tubuhnya ke atas ranjang saat Jimin menghampirinya.

"Terima kasih sudah mengantarkanku ke rumah sakit," ucap Seulgi tulus.

Jimin berdecak menatap wajah Seulgi yang masih pucat. "Kalau kau sedang sakit, tidak usah datang ke lokasi syuting daripada menyusahkan orang lain."

Saat sedang sakit pun, Jimin masih bisa berbicara seperti itu kepadanya.

"Maaf, lain kali aku tak akan menyusahkanmu lagi."

Jimin memutar kedua bola matanya malas sebelum melempar kantung plastik putih kepada Seulgi.

"Apa ini?"

"Buka sendiri," ujar Jimin sebelum meninggalkan Seulgi sendirian di dalam ruangan.

Seulgi membuka isi plastik tersebut dan mendapati berbagai macam obat.

PERFECT ACT & ME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang