Perfectionist
Actor
&
Me"Apa yang kau lakukan!?" pekik Seulgi saat Jimin terus mendekat hingga bibir mereka nyaris bertemu.
"Tidak ada yang aku lakukan. Bibirmu bau alkohol. Dan aku suka bau itu."
Cup
Hanya kecupan singkat yang mendarat di kedua belah bibir Seulgi yang sedikit terbuka.
"Ini kali keduanya aku menciummu. Dan aku suka rasanya," ujarnya sengaja menggoda.
Sesungguhnya sulit mempercayai kenyataan bahwa Jimin tidak pernah mempunyai kekasih selain dirinya, mengingat Jimin seorang penggoda yang mampu meluluhlantakkan hati seorang wanita.
"Kau melecehkanku dengan ucapanmu sebelumnya!" ujar Seulgi tak terima. Harga dirinya sebagai wanita baik-baik sedikit terinjak.
"Dilecehkan oleh pacar sendiri? Menarik," gumamnya takjub lalu menyomot kentang goreng yang berada di atas meja.
"Nanti, semisal kita menikah, apakah nanti akan terjadi pelecehan oleh suami sendiri kepadamu? Haha." Jimin terkekeh menyindir Seulgi.
Gadis itu merajuk dan hanya memilih untuk diam sambil menonton salah satu progam televisi.
Seulgi sedikit terkejut saat berita yang dia tonton memperlihatkan foto dirinya dan Jimin yang diketahui sedang berkencan. Dengan cepat, Seulgi langsung mematikan televisi itu dengan wajah murung.
Seulgi melirik ke arah Jimin yang sibuk kembali dengan ponselnya.
Seulgi geram! Dia ingin melempar ponsel itu sejauh mungkin dari ketinggian yang sangat tinggi sehingga ponsel tersebut rusak dan Jimin tidak bisa memainkannya lagi. Tapi, dia adalah Park Jimin. Membeli ponsel di atas harga sepuluh juta hanyalah hal yang kecil baginya.
"Nanti, kau berkencan saja dengan ponselmu. Menikah bersama ponselmu. Bercinta dengan ponselmu. Dan tidur bersama ponselmu. Juga mempunyai anak bersama ponselmu!" ujar Seulgi sarkas.
Sejujurnya, Seulgi tidak pernah berani mengatakan hal seperti itu kepada Jimin saat pertama kali mereka bertemu. Jimin itu galak membuat Seulgi ketakutan. Dan jangan lupakan kemesumannya yang luar biasa itu. Tapi sekarang, kegalakannya tidak berarti apa-apa bagi Seulgi. Toh, kalau Jimin mau mengajaknya putus, dia tak akan sedih. Lagipula mereka berkencan hanya karena ingin mengenal lebih dekat. Bukan karena sudah jatuh cinta. Aneh memang.
Seulgi akui Jimin tampan. Tapi bukan berarti dirinya menyukai Jimin. Seulgi baru berada di tahapan yang paling rendah untuk mencintai Jimin lebih dari sekadar rasa mengaggumi.
"Kau cemburu pada ponselku ini, Baby?" tanyanya mengalus.
Suaranya. Ergh.. terlalu seksi.
"Tidak. Siapa juga yang cemburu." Seulgi memutar kedua bola matanya malas, lalu menyesap minuman bersoda itu.
"Besok ada jadwal syuting. Kau tahu? Kita akan melakukan kissing scene, atau mungkin, kita juga akan melakukan adegan ranjang di depan kamera nanti," ujarnya dengan niat menggoda.
Seulgi meneguk saliva-nya dengan kasar. Sutradara Yeon bilang hanya akan ada kissing scene saja nanti. Bagaimana bisa ada adegan ranjang juga? Seulgi dibuat pusing.
"Jim, jangan menggodaku," sinis Seulgi tak suka.
Membayangkannya saja membuatnya pusing. Melakukan adegan ranjang bersama kekasih di depan kamera dan seluruh kru. Rasanya sedikit memalukan.
"Kenapa? Kau tidak mau melakukan adegan ranjang bersamaku nanti? Atau kau perlu latihan dulu?" ujarnya dengan senyum miring.
Seulgi benar-benar ingin mengumpat sekarang. Tapi sebisa mungkin dia tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT ACT & ME ✔
Romansa[BOOK 1] ✔ Meskipun Jimin seorang aktor dan mendapat dukungan dari banyak penggemarnya, itu tetap tidak membuat semuanya terasa sempurna meski berakhir dengan duka yang terus membayanginya. Jimin ingin melepas semua meski hatinya masih menjeratnya...