Perfectionist
Actor
&
Me"Terima kasih kalungnya."
Seulgi mengakhiri pelukan mereka, tapi tak mengurangi jarak wajah mereka yang berdekatan.
"Aku mungkin bukan pria yang romantis, tapi sekali lagi happy anniversary untuk hubungan kita yang ke satu tahun."
Seulgi menggeleng. Bagaimana bisa Jimin mengatakan dirinya tak romantis? Seulgi bahkan merasa bahwa Jimin adalah pria yang sangat romantis, mengucapkan hari jadi mereka yang ke satu tahun tepat jam dua belas malam ketika pergantian tanggal terjadi.
Seulgi menunduk menatap kalung indah yang menggantung di leher jenjangnya dengan senyuman yang mengembang.
"Apa kau menyukai kalungnya?"
"Sangat menyukainya, terima kasih." Seulgi memajukan bibirnya mengecup bibir Jimin secepat kilat.
"Hadiah untukku?" tanya Jimin membuat Seulgi terdiam.
"Maaf, aku belum menyiapkannya untukmu. Bagaimana bila siang nanti kita pergi ke suatu tempat? Aku akan membelikanmu sesuatu."
Jimin tersenyum, "Aku hanya bercanda. Melihat kau tersenyum bahagia saja sudah menjadi hadiah teristimewa bagiku." Jimin kembali menarik Seulgi ke dalam pelukannya dan menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Seulgi yang sudah sangat ia rindukan.
"Aku ingin kau terus memakai kalung itu sampai kita menikah nanti."
Pipi Seulgi merona mendengar ucapan Jimin tanpa pria itu sadari, "Kenapa memangnya?"
"Aku hanya ingin orang-orang tahu bahwa kau sudah menjadi milik seseorang, milik Park Jimin."
-
Seulgi membawa paperbag yang berisi kotak makan siang milik Jimin, lengkap dengan beberapa buah-buahan dan air putih.
"Permisi, aku ingin bertemu dengan kekasihku. Apa boleh?"
"Oh, Nona Kang? Tentu saja boleh. Anda bisa menaiki lift menuju lantai 44 dan menunggu Tuan di ruangnya." Resepsionis itu menyambut Seulgi dengan antusias.
Tanpa berlama-lama, Seulgi sudah menaiki lift yang berjalan menuju lantai 44.
Sekretaris Jimin yang memang mejanya berada di depan pintu ruangan milik Jimin segera menyambut kedatangan Seulgi dan membuka pintu ruangan milik tuannya itu.
"Seulgi?" Jimin langsung berdiri dari posisi duduknya dan menghampiri kekasihnya itu.
"Aku membawakanmu makan siang." Seulgi mengangkat paper bag yang dibawanya dan menunjukkannya kepada Jimin.
"Terima kasih," ujar pria itu dengan senyum sambil mencium pipi tembam Seulgi dengan kilat.
"Ada beberapa berkas lagi yang harus aku tanda tangani, kau bisa duduk di sana." Jimin menunjuk sofa yang berada di depannya.
Pria itu kembali duduk dan menandatangani beberapa berkas. Seulgi meletakkan paper bag yang dia bawa ke atas meja.
"Apa kau sangat sibuk seperti ini setiap harinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT ACT & ME ✔
Romance[BOOK 1] ✔ Meskipun Jimin seorang aktor dan mendapat dukungan dari banyak penggemarnya, itu tetap tidak membuat semuanya terasa sempurna meski berakhir dengan duka yang terus membayanginya. Jimin ingin melepas semua meski hatinya masih menjeratnya...