0 | Prolog

819 54 4
                                    

Until the Cherry Blossoms Bloom


PROLOG


**Note

Cerita ini di tulis berdasarkan imajinasi penulis saja. Penulis tidak bermaksud menjelek-kan, menjatuhkan harga diri ataupun martabat tokoh yang penulis gunakan pada cerita ini.

Apabila ada ketidak nyamanan pada cerita ini, penulis meminta maaf sebesar-besarnya.

Selamat Membaca

***

Hari itu...

Aku masih ingat saat dimana kita berusia anak-anak,

Berkumpul ditaman kota, dimana hanya ada satu pohon sakura tumbuh disana.

Kita yang masih di usia anak-anak,

Bermain penuh ceria di musim semi saat itu.

Ingatkah saat itu kita membuat janji ?

Ya, janji bahwa kita akan bertemu lagi di tempat itu saat dewasa nanti.

Berjanji untuk tidak berpisah, berjanji untuk menjadi teman sampai selama-lamanya.

Tapi ada suatu kata...

Bahwa janji di buat untuk di langgar, bukan ?


Until the Cherry Blossoms Bloom


Di taman pusat kota Seoul, 6 anak laki-laki tengah bermain sepak takraw dengan asyiknya. Suara riuh dari mulut-mulut mungil itu, membuat suasana disana terasa ramai, walaupun sebenarnya tempat itu sedang sepi.

Tidak jauh dari 6 anak laki-laki yang sedang asyik bermain itu, 5 anak perempuan duduk dibawah pohon sakura. Pohon itu sudah tidak memiliki banyak kelopak bunga, hanya tersisa beberapa saja.

Wajar saja, karena menurut surat kabar maupun media elektronik, musim semi akan segera berlalu dan esok adalah hari pertama di musim panas.

"Yak kak Seungwoo jangan curang !" seru anak laki-laki berbadan gemuk dengan kacamata bulat membungkus wajah lucunya.

Anak yang dipanggil Seungwoo oleh si bulat itu, tertawa keras. "Maaf ya, Hangyul-ie. Tidak curang lagi deh."

Anak-anak yang lain terkekeh dengan interaksi tersebut, tak terkecuali dengan 5 anak gadis di bawah pohon sakura.

"Seungwoo kalau dilihat-lihat keren juga yah," ucap salah satu anak gadis.

Anak gadis lainnya mengangguk. "Tentu saja, kak Wooseok. Aku kalau sudah besar mau tahu jadi pasangan dia hahaha."

Anak yang dipanggil Wooseok menukik-an alisnya. "Ck dasar ! kamu ini masih anak kecil, Kang Minhee." Tangan kecil-nya pun menepuk kepala anak bernama Kang Minhee.

"Auch sakit tahu !"

"Rasain wlek !" Wooseok menjulur lidahnya, mengejek anak yang usianya satu tahun dibawahnya.

"Junho juga enggak kalah keren tahu." Wooseok, Minhee, serta dua anak gadis lainnya menoleh pada anak gadis bergigi kelinci yang baru saja bicara.

"Si robot itu ? hm kalau dilihat-lihat lumayan juga sih," ujar Minhee, namun tak selang lama ia mendapat pukulan dibahunya.

Until the Cherry Blossoms BloomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang